CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, MAAF BILA ADA KESALAHAN WAKTU DAN TEMPAT.
Sequel dari DUKU MATENG
Latar tempat: Kashmir, India
Jakarta, Indonesia
Kecelekaan tragis yang menimpanya bersama Sang Suami tepat di hari pernikahan mereka, membuat statusnya sebagai istri berakhir.
Semua orang menyalahkannya, menganggapnya sebagai wanita pembawa sial. Dia di asingkan jauh oleh keluarganya, karena dianggap aib.
Semua warna yang ada didalam hidupnya sirna, berganti dengan Saree putih yang abadi. Sindur yang di dahinya ikut menghilang.
Tidak akan ada lagi pria yang mau menikahinya, sekalipun dirinya berstatus sebagai Janda Perawan.
Lalu apa yang akan terjadi, saat ada seorang pria datang dan menentang semua tradisi itu?
'PADA AKHIRNYA, HATIMU AKAN DI SEMBUHKAN OLEH SESEORANG YANG MEMILIHMU DALAM KONDISI APA PUN'
[NADARA NIKAM]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ambigu
Pagi mulai datang, kokok'an ayam mulai terdengar bersahutan. Hujan yang semalam mengguyur menyisakan gerimis kecil dan bau basah.
Dua orang anak manusia masih bergulung di bawah kain tipis yang membungkus tubuh mereka. Perlahan salah satu dari mereka menggeliat, merasakan pegal diarea lehernya karena semalaman dia tertidur di lengan seseorang.
Kedua bulu mata lentik itu berkedut, perlahan manik mata indah Nadara terbuka- mengerjab pelan saat tidak dapat melihat apa pun. Hanya cahaya remang yang terpancar dari lampu kecil yang ada di luar. Nadara terdiam sejenak, mengumpulkan kesadarannya- berusaha mengingat apa yang sudah terjadi. Semalam dia ketiduran di camp, setelah itu dirinya nekat pulang, namun di tengah perjalanan Aryan menghadang jalannya- lalu dirinya terkilir dan berakhir didalam gendongan Aryan. Setelah itu dia tidak ingat apa pun karena tertidur.
Tertidur?
Nadara reflek menoleh ke arah sisinya, kedua matanya membola kala melihat seorang pria tengah tidur di dekatnya- bahkan jarak mereka sangat dekat.
'Tuan Aryan?' gumamnya dalam hati.
Nadara terbangun,wanita itu menarik juntaian saree yang dia pakai dari dekapan Aryan. Detak jantung Nadara bergemuruh kencang, dia segera bangkit- Nadara bernapas lega saat melihat penampilannya masih utuh. Sedangkan Aryan, pria itu hanya memakai kaos dalam- yang pastinya tidak dapat menyembunyikan lekuk tubuh serta ototnya.
Nadara melangkah mundur, dia berniat untuk segera pergi dari tempat ini. Dia tidak mengerti kenapa Aryan membawanya ke gubuk ini, kenapa tidak membawanya pulang ke rumah Salima. Apa yang sudah terjadi tadi malam setelah dirinya tertidur tanpa sadar?
Nadara memegangi pelipisnya, kedua matanya terpejam saat dirinya merasakan kepalanya berdenyut sakit. Nadara berjalan tertatih, wanita itu menghembuskan napasnya pelan- kala melihat pemandangan di depannya.
Ternyata dirinya masih berada di area perkebunan, lebih tepatnya perkebunan teh. Disaat Nadara sudah berjalan cukup jauh, didalam gubuk sana Aryan mulai terbangun. Pria bertubuh besar itu menggeliat pelan, kedua matanya mengerjab saat merasakan lengannya tidak lagi pegal.
Aryan reflek bangun, kedua matanya membulat saat tidak mendapati Nadara lagi. Pria itu bangkit, wajahnya terlihat khawatir- bahkan Aryan terdengar mengumpat kecil sembari berlari keluar dari dalam gubuk.
Sang Prince meliarkan pandangannya, dia berharap kalau Nadara masih di tempat ini. Aryan mengusap wajahnya kasar, karena terlalu lelah dia sampai terlelap dan tidak merasakan pergerakan Nadara. Aryan yakin kalau saat ini wanita itu tengah kesulitan berjalan, karena pergelangan kakinya terkilir.
"Kenapa kamu nekat banget sih jadi cewek!" gumamnya.
Aryan mempercepat langkahnya, penampilan pria itu jauh dari kata rapih. Wajah sayu lelah, rambutnya yang terlihat berantakan, tidak lupa dengan pakaiannya yang Aryan gunakan saat ini.
Langkah Aryan semakin cepat, jalanan masih terlihat sepi- dia yakin para pekerja perkebunan belum melakukan aktifitas mereka. Aryan berdoa semoga tidak ada yang mengetahui keadaan dirinya dan Nadara semalam.
Napas Sang Prince terengah, sepertinya berlari diantara deretan pohon teh dan buah strawberry tidak buruk untuk Aryan. Anggap saja dirinya sedang joging sembari mengejar cintanya yang sudah berlari jauh.
Keringat mulai mengucur, detak jantungnya semakin kencang- Aryan menghirup napas dalam, kedua matanya menyipit saat melihat seseorang dari kejauhan.
"Ketemu!" gemasnya.
Aryan kembali berlari, dia terlihat tidak peduli dengan rasa lelahnya, hawa dingin yang menusuk kulit, dan jalanan basah berlumpur yang bisa membuatnya terpeleset. Yang terpenting untuknya saat ini, Aryan bisa mengejar wanita bersaree putih yang terlihat tengah berjalan tertatih.
"Nadara! Nadara tunggu!" serunya.
Aryan terengah, kedua tangannya bertumpu pada lutut- matanya menatap berbinar pada wanita yang saat ini tengah menoleh ke arahnya. Aryan menipiskan bibir, kala melihat ekspresi terkejut yang Nadara tampilkan saat ini.
"Kau pikir bisa kabur, setelah berhasil membuatku kelelahan semalaman!" ucapnya Aryan lagi.
Pria itu semakin menyeringai kecil, Aryan berjalan mendekat pada Nadara. Tanpa peduli kalau saat ini Nadara semakin memundurkan kedua kakinya.
"A-apa maksud mu?" Nadara belum mengerti dengan ucapan Aryan yang terdengar ambigu.
"Kau tidak ingat, semalaman kita berada di dalam gubuk. Hujan, gelap, kedinginan, dan butuh keha-,"
"Wah, kami tidak menyangka kalau Nadara berbuat seperti itu dengan pengawas perkebunan. Pantas saja semalam Salima mencari mu, ternyata kau malah bermalam bersama pria!"
Nadara semakin terkejut, wanita itu berkedip pelan saat mendengar suara seseorang dari arah perkebunan teh. Ternyata di sana ada beberapa orang wanita tengah memetik daun teh muda, padahal waktu masih sangat pagi.
Nadara berbalik, kedua matanya berkaca kaca- dia tidak peduli dengan kakinya yang sakit dan teriakan Aryan.
"Aku tidak melalukan apa pun!" gumamnya.
**CEM MACEM DAH BANG
HOLLA MET SIANG EPRIBADEH
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA
SEE YOU NEXT PART MUUUAACCHH😘😘**
tapi kok rasanya nggak puas ya tahu2 habis 🤭😁