SEQUEL DARI ❤JERAT CINTA SANG PLAYER❤
Diasingkan keluarganya sendiri karena cacat, bagaimana nasibnya saat bertemu dengan seseorang yang dia kenal hanya sebagai pengawal?
Dua tubuh dua jiwa, namun nasib memperlakukan keduanya berbeda
Satu di puja dan satunya tidak diinginkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Kecil
Dahliara mengetuk ngetukan sepatu di ubin, sudut matanya terus saja melirik ke arah arloji kecil yang melingkar di pergelangan tangannya.
Gadis kecil itu berdecak kesal, saat menyadari kalau pengawal menyebalkannya itu terlambat menjemputnya di tempat les.
"Hissh! aku akan menjambaknya nanti!" desis Sang Putri.
Bocah perempuan itu meraih sesuatu dari kantong ranselnya. Sebuah Lollipop rasa melon kesukaannya. Liara menikmati permennya dengan hikmat, bahkan makanan manis itu mampu membuat rasa kesalnya sedikit berkurang.
Liara menggulirkan kedua matanya bosan, hampir 30 menit lamanya dia menunggu- tapi sang pengawal tidak kunjung datang. Disaat rasa bosan dan kesal yang Liara rasakan mulai memuncak, sebuah mobil BMW putih terlihat memasuki area gedung- yang menjadi tempat les Liara untuk berlatih menjadi seorang model cilik.
Gadis kecil itu menatap datar pada pria muda yang baru saja keluar dari dalam mobil. Bahkan Liara dapat melihat betapa berantakannya penampilan pria itu.
Dari mana saja pria itu?
"Kau terlambat 32 menit 45 detik!" sarkasnya.
Liara bangkit dengan kasar, kedua matanya menatap tajam pada Sang Pengawal.
"Maafkan aku Yang Mulia. Tadi ada sesuatu yang harus aku selesaikan terlebih dahulu," sahutnya sabar, bahkan terlampau sabar.
"Urusan? apa urusan itu lebih penting dari ku? kau lebih mementingkan urusan mu itu dari pada aku? what the- hiissh! aku marah padamu Kak Simbaaaa!" murka Sang Princess kecil.
Liara membantingkan tas ransel yang dia pakai pada Lionel. Napas Liara terengah karena menahan emosi. Sumpah demi boxer milik si Marlyn, Liara benar benar ingin menjambak rambut kecoklatan pria berwajah datar di hadapannya ini.
"Jangan bicara pada ku selama satu bulan!" murkanya lagi.
Liara menghentakkan kedua kakinya kesal- saat tidak mendapatkan respon apa pun dari Sang Pengawal. Pria itu seakan menyepelekan amarahnya, apa karena dia masih bocah- jadi pria tua itu tidak menanggapi rasa kesalnya.
Apa lionel tidak berpikir panjang, bagaimana kalau dia tadi di culik om om mesum- lalu menjualnya ke sindikat pencinta anak anak lucu serta cantik sepertinya, apa Lionel akan bertanggung jawab?
Kemana juga pria itu pergi tadi, hingga membuatnya menunggu hingga berakar di tempat. Apa Lionel berpacaran terlebih dahulu? hingga membuat pria itu lupa waktu?
Awas saja kalau itu benar terjadi, Liara tidak akan mengampuninya. Tega sekali Lionel padanya, demi berpacaran, pria itu rela membuatnya seperti gembel- dengan menunggu Lionel hingga hampir membuatnya menua.
"JALANNYA YANG CEPAT!"
Lionel, pria yang terlihat santai mengikuti langkah Sang Flower, hanya menghela napas pelan. Dia sudah terbiasa dengan semua level nada bicara Dahliara- mulai dari oktaf satu hingga tujuh.
Sabar ya Lion,
🍒🍒🍒
"Mau tambah?" tawarnya.
Sheena menggeleng pelan, gadis berkemeja hitam itu meneguk air di gelas hingga tandas. Perutnya yang lapar sudah terisi penuh, masakan yang di buat oleh pria yang sudah menyelamatkan hidupnya itu cukup enak, Sheena tidak menyangkanya.
"Aku tidak menyangka, kalau Tuan Akara pandai memasak, dan terimakasih atas tawarannya- aku sudah cukup kenyang," ujar Sheena penuh kagum.
Kedua sudut bibir wanita itu terangkat sempurna, menipiskan bibir- hingga senyuman tulus dan manisnya bisa Erkan lihat secara jelas.
"Bukan apa apa, masih tahap belajar. Aku bisa memasak untuk mu setiap hari, kalau kau mau Princess,"
Sheena menggeleng pelan, bahkan Erkan dapat mendengar tawa kecil keluar dari bibir tipis sang gadis.
"Aku tidak mau merepotkan anda Tuan. Tugas sebagai pengawal keluarga Albarack pasti sudah membuat anda kerepotan. Di tambah lagi, aku ada di sini- menambah anda sema-,"
"Tidak sama sekali, dan tolong jangan panggil aku Tuan, Princess. Karena sepertinya usia kita tidak terpaut cukup jauh," sela Erkan.
Pria muda itu menatap lekat sarat akan arti, pada gadis yang saat ini tengah mengernyitkan dahinya dalam.
"Oh benarkah?" tawa geli Sheena menggema.
Tawa itu berhasil membuat Erkan ikut tersenyum, dia senang karena Sheena bisa melupakan kejadian na'asnya sejenak.
"Aku kira anda sudah berusia-,"
"Tua, itu maksud mu- Princess," sela Erkan lagi.
Tawa Sheena semakin kencang, bahkan bahunya ikut bergetar.
"Maaf, aku tidak bermaksud begitu pada an-,"
"Tidak apa apa, aku tidak apa apa," sahut cepat Erkan.
Sheena mengatupkan bibirnya rapat, dia menahan agar tidak tertawa lagi.
"Oke, sekarang waktunya kau istirahat,"
Erkan menarik selimut tebal yang sempat Sheena singkirkan. Menyelimuti tubuh kecil itu hingga dada.
"Mimpi indah, gadis kecil," ujar Erkan pelan, membuat Sheena sedikit kesal.
ADUH ADUH ADUH, TAKUT MENGKERUT BWUUAANGG BERENDAM MULU
**SABAR YE SIM, SIM SIM JADI APA PROK PROK PROK
HOLLA MET PAGI EPRIBADEH
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA
SEE YOU NEXT PART MUUUUAAAACCHHH😘😘😘**
harus dari bawah bgt gtu thoorrr??? untung gak punya riwayat sakit jantung😌😌