NovelToon NovelToon
Nona, Jadikan Aku Supirmu!!

Nona, Jadikan Aku Supirmu!!

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Petualangan / Cintamanis / Tamat
Popularitas:125.9k
Nilai: 5
Nama Author: Black_queen

Sekuel dari Supir untuk Sang Nyonya.
Ervino Prayoga, anak dari Malik dan Elisa yang mulai beranjak dewasa. Tanpa sengaja Ervin bertemu dengan Clara Adeline disebuah tempat wisata. Seorang gadis cantik nan manis itu membuat Ervin jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia mulai mencari tahu identitas lengkap gadis yang telah mencuri hatinya.

Nasib baik berpihak padanya. Ia mengirimkan lamaran kerja pada keluarga Clara untuk menjadi supir pribadi Clara. Dan akhirnya dengan cara curang ia menyuap orang yang menerima surat lamaran kerja dari orang lain sehingga hanya dialah satu-satunya yang mengirimkan berkas itu. Setelah mulai bekerja, ia sangat tak menyangka bahwa kepribadian dan watak Clara tak seperti yang ia kira.
Clara sangat jutek, keras kepala, pemarah dan tak segan mengutuknya. Masihkah Ervin menggapai cintanya dan menerima kepribadian Clara dengan lapang dada ataukah ia akan mencari cinta yang lain??

Simak terus kisah anak-anak dari novel pertama yang berjudul Supir untuk Sang Nyonya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black_queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24 Kebohongan keluarga Royan

"Kalau sebenarnya ada hutang yang harus kita bayar 20 juta," bapak Royan menggaruk kepalanya.

"Cepetan bayar Pak! biar gak semakin banyak, sisanya bisa kita belikan perhiasan dan barang-barang penting lainnya," wanita paruh baya itu tersenyum lebar.

"Jangan lupa biaya anak kita di kampung," serunya.

Mereka berdua sibuk membicarakan uang yang sudah Ervin transfer. Di sisi lain, Malik mencari anaknya dan mulai pusing karena sampai sekarang anak itu tidak bisa dihubungi.

"Kemana lagi ini anak? Ma, kemana perginya anakmu? teleponnya gak aktif," Malik mulai geram.

"Seperti biasa pasti dia main ke rumah temannya atau ngumpul di Cafe bareng mereka," ucap Elisa santai.

"Kita harus menemukan anak itu, barusan ada laporan dari Bank kalau dia menyerahkan uang senilai 200juta pada akun Bank lain yang tidak kita kenal," Malik mondar-mandir di ruang tamunya.

"Santai kenapa Mas! mungkin dia membeli kebutuhannya sendiri bukan sekedar menyerahkan uang segitu banyaknya," Elisa masih duduk dengan tenang.

"Awas saja kalau dia sudah pulang, aku akan membuat perjanjian dengannya agar tidak sembarangan menggunakan uang," Malik berkacak pinggang.

Ervin kini sudah berada di rumah Edo, lusa sahabatnya itu akan kembali ke LA dan memulai pekerjaan barunya.

"Vin, telat kamu lho, anak-anak udah pada pulang, nanti malam kita ngumpul lagi," Edo menyambut kedatangan sahabatnya.

"Ada kejadian tidak terduga tadi Do, aku tidak bisa mengacuhkannya begitu saja," Ervin masuk ke dalam rumah dan melangkah ke ruang tamu.

Bokongnya sudah menempel dengan sofa empuk di sana.

"Kejadian apa? sampai kamu telat kemari," Edo penasaran.

"Perampokan," jawab Ervin malas.

"What's, perampokan? terus kamu melawan mereka dan membekuk mereka gitu ya? makanya kamu telat datang?" Edo memberondong pertanyaan pada pria di depannya.

Ervin menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dengan santai dirinya mulai bersandar perlahan.

"Mereka menyandera orang tua Roy, sahabatku ketika berlatih di tempat Om Toni," jawabnya.

"Terus, mereka baik-baik saja kan?" Edo terlihat bergidik.

Walaupun dia seorang pria, nyalinya hanya sebesar biji sawo saja. Diantara mereka berenam, Edolah yang paling penakut.

"Sudah beres dan jangan tanyakan hal itu lagi!" Ervin malas membahasnya.

Mereka kemudian berpindah mengobrol di kamar Edo yang besar. Gitar yang terletak di sudut ruangan mengalihkan perhatian Ervin. Dia mulai memetik gitar tersebut, memainkan sesuai nada dan irama lagu yang sudah ia kuasai sambil membayangkan wajah wanita yang sudah mencuri hatinya ketika di Singapura.

***

Ting tong... ting tong...

Suara bel membuyarkan lamunan Clara di ruang keluarga. Ia segera bangkit dari duduknya untuk membuka pintu.

"Heran deh, kemana semua sih jongosnya Daddy? biasanya mereka paling gercep kalau ada tamu," gerutunya sambil melangkah.

"Ada apa? kenapa kamu bisa masuk kemari? bukankah di depan sana ada pos sekuriti?" Clara menyilang tangannya.

"Maaf mengganggu Non, saya masuk karena pintu gerbang tadi terbuka sedikit," jelasnya.

"Terus sekarang nyari siapa? yang punya rumah pergi entah kemana," Clara hendak menutup pintu.

"Tunggu sebentar Non, saya akan mengambil barang untuk Anda," pria tadi melangkah lebar dan kembali dengan senyuman terkembang.

Clara langsung mengernyitkan keningnya saat melihat buket mawar putih kesukaannya dan boneka beruang berukuran besar berwarna biru langit, warna favoritnya.

"Anda Nona Clara kan? tanya pria tadi yang ternyata seorang kurir.

"Iya, saya sendiri," sahutnya.

"Calon suami mengirimkan ini untuk Anda, Nona."

"Calon suami?" Clara keheranan dengan nama pengirim.

"Iya, Nona. Di sini tertulis atas nama calon suami dan ditujukan pada alamat Anda," sang kurir menunjuk tulisan di kertas yang menggantung di antara mawar bertuliskan 'calon suamimu'.

Clara langsung membaca tulisan yang di tunjukkan si kurir. 'Selamat atas keberhasilan kamu telah bekerja di perusahaan keluarga. From. Calon suamimu.'

Kemudian Clara membubuhkan tanda tangan di tempat yang ditunjukkan kurir.

"Terimakasih, Nona," pamit si kurir.

Clara hanya membalas dengan senyuman yang kaku dan menutup pintu kembali.

"Apaan sih ini? siapa coba yang ngaku-ngaku calon suamiku, ciihhh," Clara melempar bunga itu di meja dan membawa bonekanya ke taman belakang rumah.

"Astaga, rumah sebesar ini tapi hanya ada aku? kemana perginya mereka semua?" Clara mulai bosan.

Dirinya bekerja kembali keesokan harinya setelah pulang dari Singapura. Sementara hari masih sore dan belum terlalu petang.

Hosh... hosh...

Suara nafas yang tersengal-sengal terdengar di telinga Clara. Kemudian dia menoleh ke asal suara.

"Maaf Non, tadi Bibi lupa beli barang belanjaan, jadi bibi harus pergi," wanita paruh baya itu mulai mengatur nafasnya.

"Kenapa harus laporan sama aku Bi? lapor aja sama Nyonya besar sana!" Clara meninggalkan asisten rumahnya.

"Nyonya tidak ada di rumah Non, beliau ikut Tuan besar menghadiri makan siang bersama di sebuah restoran klien dan sampai sekarang belum pulang juga," jelas bibi.

"Owh baguslah kalau dia sering keluar, jadi mataku ini tidak ternoda oleh tatapannya yang tajam padaku," Clara memiringkan sebelah bibirnya.

"Maaf Non, bibi harus pergi masak untuk makan malam," bibi itu melangkah meninggalkan Clara seorang diri.

Dia melempar boneka beruang itu kesembarang arah. Kakinya melangkah ke arah pintu masuk kamarnya.

"Lebih baik video call sama Mili dan Mitha aja deh," gumamnya.

***

Malam sudah larut, akan tetapi seorang pria baru saja membuka pintu rumahnya dan berjalan dengan santai.

"Ervin," Malik memanggil anaknya yang baru pulang.

Tanpa basa-basi Malik menanyakan perihal uang yang diinformasikan oleh pihak Bank tadi siang.

"Uang 200juta kamu pakai buat apa?" Malik bersedekap.

"Belum bekerja dan mengurus Apotek sudah pinter ngabisin duit," Mali mendekati anaknya.

"Sorry Pa, aku bantuin temen tadi. Mereka kena rampok di rumahnya, jadi aku gak bisa menutup mata untuk tidak menolongnya," jelas Ervin.

"Benarkah? kamu tidak bohong kan?" Malik menelisik raut wajah anaknya.

"Ervin gak bisa bohong kalau masalah duit Pa, udah ya Ervin masuk kamar dulu," langkahnya cepat.

Malik tidak bisa berbicara lagi, ternyata anaknya tidak serakus yang dia pikirkan. Malam itu semua penghuni rumah sudah berada di kamar masing-masing.

***

Tiga hari kemudian

Ervin mulai mengurus 3 anak cabang Apotek orang tuanya. Dering ponsel membuyarkan konsentrasinya di depan layar laptop.

Dengan senyum terkembang dirinya menjawab panggilan itu dengan antusias.

"My man, ternyata cewek yang kamu cari itu bukan orang biasa bro."

"Hah? benarkah? terus siapa dia? jangan bertele-tele denganku! kamu kirimkan saja filenya ke emailku," Ervin tidak sabar.

Setelah memutuskan panggilan, dirinya dengan bersemangat mulai membuka email dan membaca satu persatu identitas lengkap wanita cantik yang sudah mencuri perhatiannya.

"Clara Adeline, anak dari Mr. D? siapa itu Mr. D?" gumamnya lirih sambil melihat lagi informasi lainnya.

"Wait, jadi dia anaknya pengusaha sukses ?! aku akan mencoba mendekatinya," Ervin tersenyum lebar.

Plaakk, seseorang menaruh map di atas mejanya.

"Tuan Ervin, ini laporan stok obat barunya," jelas karyawannya.

Mata pria tadi penasaran dengan apa yang di tonton oleh bosnya.

"Tuan nonton film dewasa ya? sepertinya kok serius banget," karyawan tersebut menghampiri kursi Ervin.

"Loh, aku tahu siapa dia, aku juga kenal dekat dengan salah satu orang kepercayaannya," pria tadi spontan berbicara.

"Beraninya kamu berteriak di telinga aku, bisa-bisa aku budek," Ervin mendorong pria tadi.

"Tuan kenapa melihat biodata nona muda itu? dia itu sebenarnya...

*

*

*Bersambung

1
Sulaiman Efendy
GAK ADA ROMANTIS ROMANTISNYA, INTRIK SEMUA JLN CERITANYA..
Sulaiman Efendy
INI AHKLAK& ATITUDE ERVIN KOQ GK BAIK BANGET,, KYK GK DI DIDIK AGAMA,, DGN ORTU SUKA NGELAWAN...
ⓛⓤⓟⓐ ⓝⓐⓜⓐ 🤯☄️
Ervin sama Clara itu karakternya 11 12 sih. Udah kayak cermin dan pantulannya lho
Your 𝓑𝓪𝓼𝓽𝓪𝓻𝓭
🥶🥶
Pa'tam
menarik
zamal78901
😎😎😎😎😎😎😎
👍 so cool! 👍
💋😏😏😏😏😏💋
👌🚀🚀🚀🚀🚀👌
🚗📷📷📷📷📷🚗
😈😈😈😈😈😈😈
zamal78901
kereeen
zamal78901
teruuusss kan
zamal78901
dasar iblis tua yg tak tau berterima kasih... 😄😁
zamal78901
😊👍✨😊👍✨😊👍✨
zamal78901
mantabs
zamal78901
🦾🦾🦾🦾💪💪💪💪
zamal78901
tetap semangat
zamal78901
berikutnya
zamal78901
teruuusss kan
zamal78901
lanjuuuuuts lagi
zamal78901
nah lho ??
zamal78901
next
zamal78901
lanjuuuuuts
zamal78901
teruuusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!