NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 23 - Hati yang Bersabar

Rizal mendengarkan cerita istrinya dengan sabar, seperti seorang teman yang baik. Dia

memang harus bersikap seperti itu, agar istrinya mau membuka diri padanya.

Meskipun hal itu menyakitkan hatinya. Bagaimana tidak menyakitkan bila seorang

suami harus mendengarkan curhatan istriny mengenai pria lain??

 

“Trus bagaimana perasaan Adek pada dia?”

 

“Belum tau Mas. Kan masih baru kenalan. Jadi belum bisa menilai laki-laki itu baik

bagiku atau tidak.”

 

“Kenapa Adek tidak berusaha mengenal Mas juga?? Mungkin setelah mengenal Mas, Adek akan

berubah pikiran…”

 

“Berubah pikiran gimana Mas? Kita janji untuk berteman loh, tidak lebih dari itu!. Tia

menandaskan.

 

“Iya…Iya…”

 

“Jadi gak apa-apa dong bila Aku dekat sama dia Mas??” Tanya Tia. Rizal begitu bingung

menjawabnya. Dia sangat dilema. Di satu sisi dia ingin melarang keras wanitanya

itu untuk berhubungan dengan laki-laki mana pun dimuka bumi ini, tapi disisi

lain dia tidak memiliki cara lain untuk mendekati istrinya itu selain dengan

cara berteman. Biasanya seorang teman akan saling mensupport kan??

 

“Adek harus tahu batasan diri. Secara hukum dan agama Adek itu istri Mas. Adek harus

bisa jaga diri. Mungkin tidak banyak orang yang tahu pernikahan Kita, tapi

keluarga Kita dan tetangga-tetangga Nenek tahu semua. Adek harus bisa menjaga kepercayaan

Nenek dan Mas…”

 

“Ngomong-ngomong masalah kepercayaan, sampai sekarang Aku masih penasaran. Kok bisa nenek

menikahkan Aku sama Mas? Apa yang Mas lakuin sampai nenek menyetujui lamaran

Mas? Kenapa Mas mau menikahi Aku? Padahal sebelumnya Kita tidak saling kenal.”

 

“Mungkin Adek memang tidak kenal Mas, tapi Mas sudah memperhatikan Adek untuk beberapa

waktu yang lama…”

 

“Are you serious?? Are you kidding me??.” Tia memelotokan matanya. Jadi Rizal sudah

memantaunya sejak lama? Tapi itu tidak menjawab kenapa neneknya mau menerima

lamaran pria ini.

 

“Iya, Mas serius dan gak sedang becanda Dek…”

 

“Tapi itu gak menjawab pertanyaanku Mas, kenapa nenek setuju menikahkanku dengan

Mas?? Jangan-jangan Mas guna-guna ya?” Tia memicingkan matanya dengan curiga.

 

“Ya gak lah Dek. Mas masih punya iman, gak percaya yang begituan. Mungkin nenek salut

dengan kegigihannya Mas Dek…” Rizal mengerlingkan matanya dengan iseng.

 

“Ihh apaan sih. Serius neh nanyanya, jawabnya yang serius juga dong.”

 

“Beneran deh Mas gak tau kenapa nenek setuju dengan lamaran Mas. Mungkin karena nenek capek

nolak? Soalnya gak sekali dua kali Mas melamarmu Dek.”

 

“Seriusan??” Tanya Tia tak percaya. Rizal mengangguk serius.

 

“Kok bisa mutusin mau ngelamar Aku sih Mas?” Tanya Tia penasaran.

 

“Mungkin karena Adek cantik?? Pria mana yang gak kepengen jadi suamimu Dek.” Rizal

menjawab sembari mengerlingkan matanya, begitu menggoda. Andaikan dia bukan

seorang buruh, mungkin aku sudah jatuh cinta pikir Tia sedikit melamun.

 

“Jadi benaran Mas serius gak tau kenapa nenek terima lamaran Mas?”

 

“Iyap. Serius Mas gak tau.”

 

“Ya udah deh. Tanya ke nenek pun gak mungkin mau dijawab.” Tia menghela napas.

 

“Kembali ke topic tadi Mas, Aku boleh kan dekat sama pria itu?”

 

“Mau jawaban Mas sebagai suami apa sebagai teman?”

 

“Sebagai teman lah. Aku gak akan pernah menganggap Mas sebagai suami!!.”

 

“Baiklah,

silakan lakukan apa yang Adek mau. Tapi Adek harus bisa menjag diri. Menjaga

kehormatan. Menjaga kepercayaan nenek dan Mas…” Rizal menjawab dengan sangat

berat hati.

 

“Iya… Iya…” Tia tersenyum puas. Tidak perlu merasa bersalah lagi untuk membalas pesan

Alex, untuk menemui Alex. Karena sekarang ia sudah mendapat ijin.

 

 

Hari itu berlalu dengan cepat. Tia beres-beres rumah, mencuci bajunya (Rizal mencuci

bajunya sendiri), setrika dan lain-lain. Sedangkan Rizal membersihkan kamar

mandi, membersihkan halaman depan yang dipenuhi rumput, dan membenahi genteng

rumah yang bocor. Mereka berdua kompak melakukan pekerjaan rumah tangga

layaknya suami istri pada umumnya.

 

 

Hari Senin datang begitu cepat. Mereka kembali disibukkan dengan pekerjaan. Seperti

biasa Rizal mengantar istrinya ke kantor sebelum ke tempat kerjanya sendiri.

Tia tidak pernah menanyakan pekerjaan suaminya itu secara langsung, karena dia

takut akan menyinggung perasaannya. Jadi dia tidak tahu Rizal kerja dimana, dan

apa saja yang dilakukannya. Setau dia, Rizal hanyalah seorang buruh.

 

Jam makan siang, seperti biasa Rizal ke kantor istrinya. Dia membawakan makan

siang. Security rupanya sudah begitu menghapalnnya. Sebelum dia membuka mulut

untuk bertanya keberadaan Tia, pak security sudah berbicara.

 

“Bu Mutia nya lagi keluar Mas. Tadi ada yang jemput.”

 

“Hah?? Siapa yang jemput Pak?” Rizal kebakaran jenggot. Perasaan cemas dan khawatir

menghantuinya.

 

“Tadi ada mobil merah yang jemput Mas. Kurang tau ya siapa yang jemput.”

 

DEG

 

Jantungnya seperti berhenti berdetak untuk sesaat.  Siapa yang menjemput Tia. Mau dibawa kemana istrinya itu? Apakah Alex yang menjemputnya?

 

Dengan tangan gemetar Rizal mengeluarkan HP, dia segera menelpon istrinya.  Beberapa deringan berlalu, namun tidak ada

jawaban. Rizal mulai panik.

 

“Please angkat dong sayang…” Suaranya mulai gemetar. Pak security melihatnya dengan

kasihan.

 

“Sepertinya Bu Mutia pergi makan siang aja deh Mas. Bentar lagi pasti pulang.” Pak Security

berusaha menenangkan.

 

“Beneran Pak??”

 

“Biasanya jam segini emang jam-jam makan siang Mas.  Kalau pun pergi jam segini, pasti bentar lagi juga pulang Mas.” Rizal sedikit lega mendengar penjelasan pak security.

 

“Kalau begitu, Saya tunggu disini boleh ya Pak?”

 

“Tunggu didalam pos aja Mas. Tunggu disini panas.” Memang mereka berada di area

parkiran. Terik matahari begitu panas, akan sedikit menyiksa bila dia harus

menunggu diparkiran. Akhirnya Rizal mengikuti Pak Security ke pos penjagaan.

 

Sekitar dua puluh menit dia menunggu sebelum akhirnya dia melihat mobil jazz berwarna

merah itu.

 

“Itu mobil yang tadi jemput Bu Mutia Mas….” Belum selesai pak security berbicara,

Rizal sudah menghambur keluar. Dia berlari menuju mobil itu.

***

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!