ISTRI SEMPURNA SANG CEO

Malam semakin larut, dua orang pasangan suami istri kini sedang berbaring di atas ranjang sembari berpelukan.

Dianka menyandarkan kepala di dada bidang Darwin, sedangkan Darwin mengelus lembut rambut istrinya.

Tangan Dianka pun tak tinggal diam, ia membelai kulit sixpack Darwin dengan jari-jari lentiknya itu dari balik kaos yang dipakai Darwin.

"Mas"

"Hmm" Sahut Darwin.

"Aku ingin bertanya sesuatu"

"Katakan saja"

Dianka terdiam sejenak, ia sebenarnya ragu ingin bertanya suatu hal pada Darwin, tetapi rasa penasaran dari dalam lubuk hatinya membuat hati Dianka mendesak untuk bertanya. Ia juga ingin mengetes kejujuran dari mulut Darwin secara langsung.

"Apa kau pernah punya seorang kekasih?"

Deg!

Darwin sedikit terkejut mendengar pertanyaan Dianka, ia tidak menyangka jika Dianka akan bertanya soal masa lalunya.

Dianka yang tak mendapat sahutan dari Darwin akhirnya berucap kembali.

"Mas"

"Ya, aku pernah punya seorang kekasih dulu" Jawab Darwin tenang.

Dianka semakin meraba tubuh Darwin sampai ke dada pria itu, sembari memikirkan pertanyaan selanjutnya yang ingin ia ajukan pada Sang suami.

"Kau pernah punya mantan kekasih berapa?" Tanya Dianka lagi.

"Hanya satu"

"Berapa lama kalian berpacaran?"

"Sekitar lima tahunan"

Hening....

Tak ada suara dari keduanya, Dianka mulai bergelut dengan pikiran di otaknya.

Pantas saja wanita itu begitu berharga untuk Darwin, mereka bahkan sudah menjalin hubungan lima tahun lamanya. Wajar jika tidak mudah untuk lelaki di sampingnya ini melupakan masa lalunya.

"Lalu kenapa hubungan kalian berakhir?"

Darwin mengernyit dahinya, kenapa Dianka begitu penasaran tentang hubungannya dengan mantan kekasihnya? Tumben sekali.

"Kenapa kau sangat penasaran tentang masa lalu ku?"

"Aku hanya ingin tahu tentang dirimu mas, memangnya tidak boleh?" Dianka mendongakkan kepalanya menatap Darwin.

"Bukan itu, hanya saja aku sedikit malas membicarakan masa lalu ku" Lirih Darwin.

"Mas, aku mohon cukup kali ini saja kau ceritakan semua tentang masa lalu mu. Aku janji kau boleh bertanya tentang masa lalu ku juga, ayo kita saling bertukar cerita"

Karna Dianka yang terus memaksa akhirnya Darwin pun mengangguk.

"Baiklah"

"Ayo jawab pertanyaan ku yang tadi mas, apa alasan hubungan kalian berakhir?"

Darwin menghela nafas sebelum menjawab, rasa sakit itu kembali hadir saat mengingat hubungannya dengan Adelia.

"Dia menikah dengan lelaki lain"

Dianka melihat ekspresi Darwin, ada raut kesedihan yang terpancar Darwin balik wajah tampan tersebut.

"Dia selingkuh?"

"Aku tidak tahu, dia hanya mengatakan jika ia dijodohkan dengan suaminya yang sekarang"

Di jodohkan? Apa itu artinya masih ada rasa cinta di hati Adelia untuk Darwin? mengingat mereka berpacaran cukup lama dan tiba-tiba saja Adelia menikah dengan pria yang dijodohkan dengannya.

"Apa kalian masih sering berkomunikasi?" Tanya Dianka pura-pura tidak tahu, sebenarnya ia sudah tahu jika Darwin dan Adelia masih saling berkomunikasi walaupun itu seputar bisnis, tapi ia ingin tahu langsung dari mulut suaminya.

"Sebenarnya aku sering bertemu dengannya karna.... Dia adalah manager keuangan di perusahaan ku" Ujar Darwin.

"Manager keuangan?" Ucap Dianka pura-pura terkejut.

"Kenapa kau tidak memecatnya atau memindahkan ke perusahaan lain mas? Apa kau tidak sakit hati?"

"Aku hanya bersikap profesional Dianka, aku tidak bisa melakukan hal itu hanya karna masalah status kami berdua".

Kini Dianka bisa sedikit bernafas lega, tapi ia juga harus tetap mendengar hal-hal lainnya, karna bisa saja bukan hanya itu alasan Darwin sebenarnya.

"Lalu bagaimana denganmu? Apa kau juga pernah memiliki kekasih?" Tanya Darwin pada Dianka.

"Aku tidak pernah menjalin hubungan, hanya pernah dekat saja dengan beberapa lelaki"

"Kenapa? Aku rasa banyak lelaki di luaran sana yang menyukai dirimu" Ujarnya.

"Karna lelaki yang dekat denganku saat di Italia dulu hanya ingin berkomitmen saja tanpa adanya sebuah status, tetapi aku tidak bisa menjalin hubungan jika hanya sebatas komitmen saja makanya aku menerima perjodohan ini"

"Apakah kau menyesal menerima perjodohan ini?" Tanya Darwin.

"Tidak, aku bahagia bisa menjadi istrimu mas. Walaupun aku tahu aku masih banyak kekurangan"

Mendengar itu hati Darwin serasa teriris belati tajam, kenapa Dianka bisa bahagia menikah dengan dirinya yang bahkan sering bersikap dingin padanya? Wanita di sampingnya ini tidak mempunyai kekurangan sedikit pun, ia sempurna! Justru dirinyalah yang belum menjadi suami yang baik untuk Dianka.

Tanpa Darwin sadari Dianka sudah terlelap dalam pelukannya, ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Dianka dan mengelus lembut pipi Sang istri.

"Maafkan aku Dianka"

Setelah itu ia pun ikut tertidur dengan posisi yang saling berpelukan.