NovelToon NovelToon
Mantan Bad Guy

Mantan Bad Guy

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Contest / Badboy / Cintamanis / Tamat
Popularitas:244.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hana Fujiwara

Putus karena tahu ternyata hanya dijadikan barang taruhan, bagaimana perasaan kalian? Itulah yang dialami oleh Candra. Mau marah, tapi tidak bisa. Tertekan? Tentu saja, karena tidak bisa meluapkan semua emosinya. Penyebab dari semua ini adalah Arjuno, seorang cowok laknat yang hobinya taruhan.


Butuh waktu bertahun-tahun untuk menyembuhkan luka di hati Candra. Berbagai macam cara dia lakukan demi terlepas dari bayang-bayang Juno. Hingga akhirnya memutuskan terbang ke Paris. Namun ternyata semuanya sia-sia.


Apa yang membuat semua perjuangan Candra sia-sia? Lalu bagaimana kisah Candra ini berlanjut? Akankah Candra menemukan seseorang yang benar-benar mampu menyembuhkannya?


"Jodoh nggak usah dicari, nanti juga datang sendiri." Quotes by Candra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Fujiwara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukti Buaya Jantan

Candra mendudukkan bokongnya di kursi, dia baru saja selesai bertemu dengan crazy rich Cirebon membahas gaun. Baru saja hendak memejamkan mata sejenak, suara berisik langkah kaki membuat mata Candra seketika terbuka lebar.

“Candra, temenin gue yuk,” pinta seseorang yang sudah berdiri di depannya.

Candra menatap Vina dengan tatapan datar yang memasang wajah memelas. Wanita itu mendengus kesal.

“Traktir gue dan lo yang nyetir,” ucap Candra.

“Beneran lo mau temenin gue? Gue belum kasih tau kita mau kemana.”

“Oh iya, kita mau kemana? Lagian kenapa lo nggak ajak calon laki lo aja sih?”

“Kan, lagi pingitan.”

“Kalo lagi di pingit, ya udah diem aja di rumah. Ini malah lo keluyuran.”

“Ini tuh mendesak, Can. Calon gue nggak bisa hari ini, dia sibuk sama kerjaannya.”

“Ckck, ya udah ayo.”

Vina dan Candra sampai di sebuah tempat. Candra menatap sekitarnya. Sepertinya lagi- lagi dia dibohongi oleh sahabatnya itu. Mereka berdua ada di sebuah Mall.

“Lo ngibulin gue, ya?” tanya Candra dengan wajah datar.

“Gue lagi suntuk di rumah, nggak ada kerjaan. Ayo, manjain diri,” ajak Vina semangat mengamit lengan Candra dan menyeretnya masuk ke dalam Mall.

Dua orang itu melihat- lihat sekeliling, destinasi pertama yang dituju adalah salon kecantikan. Hari ini Vina hendak melakukan perawatan bersama dengan Candra. Sementara Candra hanya menurut saja, itung- itung menambah pahala menyenangkan hati sang sahabat.

“Nanti gaun lo bawa sekalian,” ucap Candra di tengah treatment.

“Lo buatin gue gaun? Serius? Gratis, kan?” tanya Vina. “Gue takut nanti di akhir ada tagihan mampir ke rumah,” tambahnya.

“Iye- iye gratis,” jawab Candra memutar bola matanya.

“Oh ya, lo ke nikahan gue sama siapa? Si Tayo?”

“Kagak, gue dateng sendiri.”

“Lo ajak Bang Nata juga boleh lho.”

“Nggak perlu, Pina. Lagian gue masih perang sama tuh makhluk.”

Vina hanya menggelengkan kepalanya. Sahabatnya ini memang benar- benar betah menyimpan dendam selama bertahun- tahun.

Setelah dari salon, mereka melanjutkan langkahnya mengelilingi Mall. Keduanya berhenti di sebuah stand jajanan yang menjual berbagai jajanan streetfood. Candra dan Vina membeli jajanan asal Korea, yaitu oden dan corndog.

“Can, itu Juno, kan?” tanya Vina menunjuk seseorang yang sedang berjalan ke arah mereka. Candra melihat arah corndog Vina yang dijadikan alat menunjuk.

Benar. Itu Juno. Namun dahi Candra mengernyit melihat ternyata pria itu tidak sendiri. Juno berjalan bersama dengan seseorang.

“Nayla?” gumam Candra.

“Eh, iya. Kemarin bukannya acara tunangan mereka gagal, ya?” tanya Vina.

“Entahlah. Mungkin setelah kejadian itu, mereka tetep lanjut tunangan,” jawab Candra matanya masih menatap pada dua orang yang sepertinya tidak menyadari kehadirannya.

“Lo baik- baik aja, Can?”

Candra menoleh pada Vina dengan kernyitan di dahi. “Gue nggak apa- apa. Gue kenapa memang?”

“Jangan terus menerus bohongi diri lo sendiri, Can. Gue tau lo masih ada rasa sama tuh buaya jantan.”

Candra terdiam, mencerna ucapan Vina barusan. Lalu pandangannya beralih lagi pada Juno dan Nayla yang sudah semakin jauh, bahkan sudah tertelan oleh para pengunjung Mall ini. Benarkah dia masih memiliki perasaan pada Juno? Candra kira dia sudah mati rasa sejak mengetahui fakta dirinya hanya dijadikan barang taruhan. Apakah perkiraannya selama ini salah?

“Ayo, cari makan dulu. Gue laper nih,” ucap Vina membuyarkan lamunan Candra.

“Heh! Kalo lo gendut sebelum sah gimana?” tanya Candra melotot.

“Nggaklah, masa’ iye dalam waktu tiga hari gue langsung gendutan.”

“Terserah lo dah. Mau makan dimana?”

“Hmm, gue lagi pengen makan ramen.”

Candra mengangguk dan mengikuti langkah Vina. Mereka mencari foodcourt yang menjual ramen.

...👠👠👠...

Jalan- jalan bersama dengan Vina tadi dapat sedikit me- refresh kepenatan Candra. Wanita itu kembali ke studionya dengan di antar oleh Vina. Vina juga tadi sudah mengambil gaun hadiah dari sang sahabat. Decakan kagum dengan mata berbinar nampak jeas di wajah Vina. Candra ikut senang jika Vina menyukai gaun hasil rancangannya.

“Gue masih belum percaya lo bisa buat gaun sebagus ini mengingat dulu bentukan gambar lo kayak sapi bertelur,” ucap Vina terharu.

Candra yang mendengar hal itu menahan diri sekuat tenaga untuk tidak menjahit mulut Vina. Sementara Nisa tertawa ngakak mendengar hinaan Vina untuk Candra.

“Can, lo masih mau di sini?” tanya Ifi.

“Ya?”

“Udah waktunya pulang.”

“Hmm, kalian duluan aja.”

“Oke. Gue sama Nisa pulang duluan, ya?”

“Iya, hati- hati di jalan.”

Cukup lama Candra bertahan di studionya. Malam semakin larut, tapi wanita itu masih betah duduk di balik mejanya. Tanpa melakukan apa- apa. Namun ternyata tidak melakukan apa- apa juga terasa melelahkan. Candra memutuskan untuk pulang. Dia membereskan barang- barangnya dan segera keluar dari studionya. Mengunci studionya agar tidak ada maling yang masuk.

“Astaga! Kaget gue!” pekik Candra terkejut begitu membalikkan badan melihat Juno sudah berdiri tepat didepannya. “Mau apa lo?” tanya Candra sengit.

“Mau jemput kamu,” jawab Juno dengan senyum manisnya.

Tidak sengaja mata Candra melirik pada jari Juno, tersemat sebuah cincin di sana. Juno ikut memperhatikan arah pandang Candra. Lalu pria itu segera melepas cincin di jarinya.

“Ayo, pulang. Aku anter.”

“Gue bisa pulang sendiri. Dan, please! Jangan lagi lo temuin gue. Gue nggak mau di cap sebagai pelakor.”

“Siapa yang ngomong kamu pelakor?” tanya Juno mengernyitkan dahinya.

“Cukup main- mainnya, Jun…”

“Aku nggak pernah main- main sama kamu,” potong Juno dengan wajah yang serius.

“Inget lo udah ada Nayla. Tolong hargai dia.”

“Nayla, dia hanya tunangan yang belum tentu akan jadi istriku. Tapi kamu beda, kamu yang nantinya akan jadi istriku.”

“Pede banget lo!” sembur Candra emosi, dia melangkahkan kakinya hendak pergi dari sana.

Melihat hal itu, Juno segera menghadang Candra. Berdiri tepat di depan wanita itu, menatap mata Candra dengan ekspresi yang serius. Tanpa sadar membuat Candra menelan salivanya. Lagi- lagi tatapan itu menguncinya, dia merutuk dalam hati karena tidak bisa lepas.

“Aku nggak kepedean. Aku hanya menyampaikan fakta. Memang untuk sekarang statusku sudah menjadi tunangan seseorang. Tapi percaya hatiku masih tetap terukir namamu,” ucap Juno dengan pandangan teduh.

‘Gombalan buaya,’ batin Candra.

Mata Candra melotot melihat wajah Juno yang semakin mendekat. Alarm bahaya berbunyi untuk Candra. Refleks Candra memundurkan kepalanya hingga membentur tembok, lalu menutup mulutnya dengan tangan.

“Duh,” rintih Candra ketika kepalanya terantuk tembok.

Juno mengulurkan tangannya hendak mengusap kepala Candra yang tadi terbentur tembok. Sementara Candra menepis tangan itu.

“Udahlah, gue mau balik. Inget, lo nggak usah temuin gue lagi.”

“Nggak, aku akan terus datang temuin kamu.”

“Ckck, lo mikir nggak gimana perasaan Nayla kalo tau lo kayak gini? Ngomongnya mau taubat? Mana buktinya? Emang ya, omongan buaya tuh nggak patut dipercaya.”

“Kamu mau bukti? Boleh, aku akan kasih bukti,” ucap Juno tersenyum.

‘Mampus gue. Kenapa gue ngomong gitu sih?’ batin Candra.

...🥊🥊🥊...

Tertanda: Otornya Mager

1
Mardiati Badri
n b
ᴺᵃˢⁱʳᵃ
good job author semogah karya" mkin sukses
@Hαиıтα 🍀⃝⃟💙
siapa yng dateng seorang dokter kh
@Hαиıтα 🍀⃝⃟💙
astaga nayla...udah cinta mati
@Hαиıтα 🍀⃝⃟💙
sini chandra aku bantuin
@Hαиıтα 🍀⃝⃟💙
masih nyimak
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ѕ¢🦐 ⧗⃟ᷢʷ🍒⃞⃟🦅
hayolo Candra mw pilih yg mana🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ѕ¢🦐 ⧗⃟ᷢʷ🍒⃞⃟🦅
mbul gimbull lucu bet dah 🤧
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ѕ¢🦐 ⧗⃟ᷢʷ🍒⃞⃟🦅
semoga saja tidak jd bahan taruhan LG
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ѕ¢🦐 ⧗⃟ᷢʷ🍒⃞⃟🦅
pakai saja wifinya kan password nya 😉
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ѕ¢🦐 ⧗⃟ᷢʷ🍒⃞⃟🦅
pilihan yg sulit kan 😪
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ѕ¢🦐 ⧗⃟ᷢʷ🍒⃞⃟🦅
dih juno ...Juno 😬😬
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ѕ¢🦐 ⧗⃟ᷢʷ🍒⃞⃟🦅
hak e ...yuk tampol menampol 💃💃
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
kalau cinta sama seseorang ungkapan jangan sampai temen nya jadi korban
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
jangan gunakan cinta untuk barang taruan itu akan lebih sakit jika putus cinta
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
wah siapa ya yg dateng telat tuh?
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
cepat move on dan mencintai calon istrinya
🍭ͪ ͩͩ⛅ͧ ͫ ͥմოí
ingt cowok rupanya cewek😂😂😂😂
🦋⃟ℛ⚜️ʜᴇʟʟᴇɴ⭐️🌸💜ᴬ∙ᴴ࿐
Can jahit di tempat tetangga aku ajah ya 😂😂
🦋⃟ℛ⚜️ʜᴇʟʟᴇɴ⭐️🌸💜ᴬ∙ᴴ࿐
Syukur Vina yang di klakson bukan aku yang mudah kaget haha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!