Nama panggilannya Surya. Pemuda biasa yang bekerja sebagai tukang dekorasi pengantin itu akan mengalami banyak keanehan.
Anak muda yang sudah lama tidak menjalin hubungan asmara, tiba-tiba didekati beberapa perempuan dengan status yang berbeda-beda.
Awalnya Surya merasa senang dan menganggap itu adalah hal normal. Namun, ketika dia pengetahui ada rahasia dibalik botol parfum yang dia temukan, seketika Surya menjadi dilema.
Akankah Surya akan membuang botol parfum itu? Atau anak muda itu akan menyimpan dan menggunakannya demi kesenangan dia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dan Terjadi Lagi
Surya terdiam beberapa saat. Matanya menatap wanita yang sedang terbaring di atas ranjang. Wanita yang mengaku sedang sakit kepala itu tersenyum setelah mengutarakan permintaan yang menurut Surya sangat aneh meski hanya permintaan ringan.
"Bukannya nanti nambah pusing ya, Mbak, jika Mbak Fiza cium ketiakku?" tanya Surya sebelum dia mengambil keputusan.
"Nggak akan. Sur," wanita yang katanya sebentar lagi akan menjadi janda itu langsung memberi bantahan dengan wajah sangat meyakinkan. "Justru kalau cium bau ketiak, pusingku langsung hilang," ucapnya penuh dengan rayuan.
Surya menghembuskan nafasnya secara kasar. "Baiklah," akhirnya anak muda itu luluh dan dia memilih mendekat dan duduk di tepi ranjang. "Kaosnya nggak usah dilepasin nggak apa-apa kan?" Surya kembali bertanya.
"Menurutku sih lebih enak dilepas, Sur," balas Fiza. "Biar lebih leluasa aja gitu menikmati aroma ketiakmu."
Surya tersenyum kecut. Dia pun tak punya pilihan untuk menolaknya. Begitu kaos terlepas dari tubuhnya, Fiza meminta Surya berbaring di sebelahnya. Untuk kesekian kalinya Surya tidak sanggup untuk menolak.
Begitu yang diinginkan Fiza tersaji di depan matanya, tanpa rasa ragu, wanita itu langsung mendekatkan lubang hidungnya ke arah ketiak Surya dan dengan sepenuh hati wanita menghirup aroma khas yang keluar dari sana.
Surya hanya bisa pasrah dan sesekali dia menggeleng keheranan. Rasa heran kembali menyelimuti benak Surya meski Fiza bukan wanita pertama, yang menghirup aroma ketiaknya.
Surya pun memilih diam dengan pikiran berkelana, sembari membiarkan wanita di sebelahnya menikmati bau asam yang cukup menyengat.
"Kamu datang ke sini, nggak mandi dulu apa?" tanya Fiza beberapa menit kemudian disela-sela dia menikmati aroma tubuh Surya.
Surya menggeleng. "Aku baru bangun tidur tadi, Mbak," jawabnya jujur.
"Astaga, pantas," ucap Fiza dengan wajah sumringah. "Baunya enak banget. Benar-benar bikin candu," dengan antusias wanita itu kembali melanjutkan kegaiatannya.
Surya pun tersenyum tipis. "Tapi, Mbak, Mbak Fiza sadar nggak sih, kalau yang dilakukan Mbak ini, bisa memancing sesuatu?" ucap anak muda itu tiba-tiba.
"Memancing sesuatu?" Fiza langsung melempar tatapan kepada Surya menuntut sebuah penjelasan.
"Masa Mbak Fiza nggak tahu," Surya malah ragu begitu melihat reaksi Fiza saat ini.
"Serius, aku nggak maksud dengan ucapanmu," balas Fiza nampak meyakinkan.
Surya langsung mencebikan bibirnya. "Masa Mbak nggak sadar, kalau apa yang Mbak lakukan saat ini, telah membangkitkan sesuatu? Apa lagi tangan Mbak dari tadi mengusap dada dan perutku berkali-kali. Aku laki-laki normal loh, Mbak."
Seketika Fiza terdiam dengan sorot mata yang nampak berpikir. Hingga selang beberapa detik kemudian, raut wajah wanta itu berubah.
"Ya ampun, isi celana kamu bangun?" terka Fiza tanpan basa-basi.
Seketika Surya langsung cengengesan. "Namanya laki-laki normal, Mbak," jawabnya tanpa ragu.
"Astaga..." Fisa bangkit dari berbaringnya lalu duduk menghadap surya. "Kamu pengin melakukannya?"
"Melakukan apa?" seketika Surya langsung pura-pura tidak tahu.
"Nggak usah pura-pura," Fiza jelas saja tahu kalau lawan bicaranya hanya akting semata. "Kalau kamu pengin ngomong aja."
Surya kembali cengengesan. "Emang Mbak Fiza bakalan mengabulkan?"
Fiza tersenyum. Sebelum menjawab, tangan wanita itu bergerak hingga mendarat pada gundukan celana pendek yang dipakai Surya. "Jujur sih, Sur, aku juga sudah lama nggak melakukannya," ucap wanita itu sambil mengusap milik Surya yang semakin menegang.
"Serius, Mbak?" tanya Surya nampak kaget. "Tapi aku juga nggak berpengalaman, Mbak."
Fiza pun kembali tersenyum dan dengan santainya dia mendaratkan pantatnya di atas perut Surya, lalu mencondongkan wajahnya tepat di hadapan wajah Surya. "Nggak apa-apa, nanti aku ajarin, oke."
Surya mengangguk pelan dan tanpa pikir panjang keduanya langsung melakukan pemanasan.
####
Beberapa puluh menit kemudian, setelah permainan penuh kenikmatan usai dilakukan, Surya dan Fiza kembali berbaring bersama dengan tubuh tanpa tertutupi benang selehai pun. Keduanya terdiam dalam tubuh yang menempel, melepas penat yang mendera tubuh pria dan wanita itu.
"Mbak," panggil Surya pada wanita yang masih tenggelam dalam kenikmatan aroma ketiak anak muda itu.
"Hem," balas Fiza tanpa menatap lawan bicaranya.
"Apa setiap wanita kalau habis berhubungan, selalu kaya gini ya?" tanya Surya terdengar polos.
"Hem?" kali ini Fiza mengangkat kepalanya dan menatap penuh tanya pada pemuda yang baru saja membuatnya melepas rindu akan sentuhan laki-laki. "Kaya gini, apa maksudnya?"
"Ya ini, sepeti yang Mbak lakukan," balas Surya. "Setiap habis berhubungan badan, tubuh wanita akan nempel sambil tangannya mainin punya pria."
Kening Fiza sontak berkerut beberapa saat. Namun setelah memahami ucapan pria di dekatnya, wanita itu lantas tersenyum. "Nggak tahu juga ya, Sayang," jawabnya. "Kalau aku sih memang pasti bakalan kaya gini," ucapnya. "Kenapa? Kamu nggak suka, punya kamu dibelai perempuan?"
"Ya suka sih, Mbak, malah senang banget," balas Surya. "Aku cuma penasaran aja."
Senyum Fiza kembali melebar. Di saat dia hendak kembali mencium aroma ketiak Surya, tiba-tiba terlintas dalam pikiran wanita itu, sesuatu yang membuat dia mengurungkan niatnya, lalu dia kembali menatap Surya.
"Kamu penasaran hal kecil kaya gini? Apa jangan-jangan kamu pernah melakukan hubungan badan dengan wanita lain?" terka Fiza membuat Surya terperangah seketika.
Anak muda itu pun jadi salah tingkah dan otaknya langsung berpikir keras untuk mencari jawaban yang tepat meskipun itu adalah sebuah kebohongan.
"Bkan begitu, Mbak," bantah Surya. "Aku kalau lihat film-film yang berbau dewasa, pasti tiap kali selesai adegan ranjang selalu seperti ini."
Fiza menatap lekat pemuda yang masih diliputi salah tingkah karena tatapannya. Namun, tak lama stelah itu dia tersenyum tipis.
"kirain kamu sudah pernah melakukannya sama wanita lain," ucapnya, lalu wanita itu kembali menikmati aroma ketiak Surya.
Surya pun merasa lega. Di saat bersamaan, Surya mendengar ponselnya berbunyi. Salah satu tangan Surya segera meraih ponsel yang berada tepat di atas meja, di sebelah ranjang. Begitu ponsel ada di tangan, Surya segera mengecek pemberitahuan, diantaranya beberapa pesan chat dari dua wanita yang tergila-gila dengan ketiak Surya.
Karena kondisinya tidak memungkinkan untuk membalas chat, Surya memilih mengabaikan pesan itu dan menaruh kembali ponsel di atas meja.
"Kok nggak dibales?" tiba-tiba Fiza bertanya membuat Surya agak terkejut. "Pesan dari siapa?"
"Dari teman yang kerja bareng, Mbak," balas Surya sedikit berdusta. "Dia nyuruh aku datang ke rumah Bos."
"Loh, harusnya tetap kamu balas dong," ujar Fiza. "Siapa tahu ada hal penting yang akan disampaikan."
Surya tersenyum tipis. "Nggak ada, Mbak, cuma ngajak main," jawabnya. "Mendingan main di sini sama mbak Fiza."
Seketika senyum Fiza langsung melebar. "Gimana goyanganku? Enak ya?"
Tanpa ragu Surya langsung mengangguk. "Enak banget, Mbak, bikin nagih," jawabnya. "Tapi, Mbak, aku lapar, aku boleh makan di sini?"
"Tentu saja boleh," balas Fiza. "Kebetulan aku tadi beli soto jeroan sapi, enak banget."
@@@@@
Hy reader, apa kabar? Semoga dalam keadaan baik dan sehat ya? Maaf baru bisa update karena othor masih dalam masa penyembuhan. Semoga saja retensinya nggak anjlok agar othor bisa semangat untuk terus melanjutkan ceritanya sampai tamat. Maaf atas ketidak nyamannya ya? Terima kasih.