NovelToon NovelToon
Diamnya Melati

Diamnya Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pelakor jahat / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Raina Syifa

Melati berubah pendiam saat dia menemukan struk pembelian susu ibu hamil dari saku jas Revan, suaminya.
Saat itu juga dunia Melati seolah berhenti berputar, hatinya hancur tak berbentuk. Akankah Melati sanggup bertahan? Atau mahligai rumah tangganya bersama Revan akan berakhir. Dan fakta apa yang di sembunyikan Revan?
Bagi teman-teman pembaca baru, kalau belum tahu awal kisah cinta Revan Melati bisa ke aplikasi sebelah seru, bikin candu dan bikin gagal move on..🙏🏻🙏🏻

IG : raina.syifa32

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raina Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Sandra menatap Melati dengan mata penuh tanda tanya. Wajah menantunya itu terlihat letih, matanya yang sayu seolah membawa beban yang tak terlihat. Sejak pagi Melati menghilang tanpa jejak, hanya bilang ada urusan sebentar, tapi sampai malam begini baru muncul di depan pintu rumah. 

 "Kamu dari mana seharian, Mel?" suara Sandra bergetar sedikit, campur cemas dan lelah. "Anak-anak tadi cari kamu terus, Ayana sampai nangis, nggak mau makan. Dia malah tantrum minta disuapin kamu." 

"Maaf ma...sudah bikin mama kerepotan."

"Ada apa cerita sama mama, siapa tau mama bisa bantu." 

Sandra mendekat dan duduk di samping wanita berusia 30 tahun itu.

 Melati menghela nafas panjang, bahunya merosot pelan. Tatapannya melembut dan sendu menatap ibu mertuanya. "Ma... aku belum bisa cerita sekarang. Kalau aku sudah siap, pasti aku cerita semuanya," ucapnya lirih, suaranya berat menyimpan luka yang belum bisa ia bagi.

Sandra terdiam sesaat, matanya menatap Melati tanpa tekanan berlebihan. Ia tahu, memaksa bukan cara yang tepat. Jika waktunya sudah pas, Melati pasti akan membuka cerita sendiri. 

 "Oh ya sudah," ucap Sandra pelan, mencoba menyembunyikan kekhawatiran dalam suaranya.

 "Revan belum pulang?" 

 Melati menggeleng kecil, bibirnya menegang seolah menahan sesuatu. "Belum, Ma. Katanya kerjaannya numpuk, nggak bisa ditunda. Harus selesai malam ini juga."

"Kerjaan apaan sih sampai jam segini nggak kelar-kelar? Perasaan dulu nggak gitu-gitu at deh." Gumamnya. "Kamu nggak naruh curiga Mel? Coba kamu selidiki, siapa tau suami kamu menyimpan sesuatu."

Melati terdiam, dalam hatinya ia berkata, 'Melati pergi seharian memang buat nyelidiki apa yang dilakuin mas Revan diluaran sana, kalau mama lihat kelakuan anak mama sendiri, mama pasti syok'. Sayangnya ia ungkapkan dalam hati saja.

"Mel kok diam? Revan berbuat aneh-aneh?"

Melati tersentak. "Kayaknya sih enggak, tadi mas Revan benar-benar kerja kok ma."

Sandra mengangkat alis, tatapannya tiba-tiba jadi tajam, penuh pertanyaan yang tak terucap. "Kamu nggak bohong, kan?" 

 Melati buru-buru menggeleng, suara serak tapi tegas. "Enggak, Ma. Tadi aku sempat mampir ke kantor, mas Revan memang masih di sana." Bohongnya, tidak mungkin Melati bilang jujur jika suaminya ke Bandung menemui gundiknya, mungkin saat ini Revan tengah menemani istri mudanya di rumah sakit.

 Sandra menghela napas, melemaskan pundaknya. "Syukurlah kalau begitu, itu artinya anak mama masih waras, mama takut anak mama bakal nyakitin kamu lagi seperti yang sudah-sudah."

Melati tersenyum dan menggenggam tangan ibu mertuanya yang terlampau baik dan perhatian padanya, ibu mertuanya ini adalah ibu mertua terbaik di dunia menurut versinya. Bahkan rela memarahi anak laki-laki satu-satunya itu demi membela dirinya yang notabene hanya anak mantu.

"Ya udah kamu nginap di sini aja ya. Anak-anak juga sudah pada tidur, kecuali Alice."

"Alice belum tidur ma? Ya udah aku ke kamarnya ya ma."

Sandra mengangguk dan membiarkan menantunya pergi.

Melati mengetuk pelan pintu kamar anak sambungnya jika menginap di rumah opa dan omanya. “Alice, sayang, boleh bunda masuk?” suaranya lembut menyusup ke balik pintu.

“Masuk aja, Bun. Alice belum tidur kok,” jawab Alice dari dalam kamar.

Dengan hati-hati, Melati memutar handle pintu. Begitu pintu terbuka, matanya langsung menangkap sosok Alice yang masih duduk terpaku di depan layar laptop, wajahnya serius. Melati melangkah mendekat, duduk di tepi ranjang.

 “Lagi ngerjain apa, sayang?” tanyanya sambil menyunggingkan senyum kecil.

Alice menoleh, raut lelah tapi tekun. “Tugas, Bun. Sebenarnya sih tugas kelompok, tapi temen aku rumahnya jauh banget. Jadi ya mau nggak mau Alice yang kerjain.” Sesekali ia menghela napas, jari-jari kecilnya lincah menari di keyboard, seperti berusaha mengejar tenggat waktu yang terus mendesak.

Melati hanya bisa mengangguk pelan, hatinya mencampur aduk antara sayang dan prihatin.

 Alice menutup laptop dengan suara pelan, lalu berbalik menatap ibu sambungnya. Matanya penuh keingintahuan sekaligus ragu. "Bunda, dari mana sih seharian? Kasihan adik-adik, mereka terus nyariin bunda. Terutama Ayana, tadi sore Alice sama Oma sampai ngajakin dia keliling komplek pakai sepeda listrik, cuma buat nenangin," suaranya lembut tapi terselip kekhawatiran.

Melati menunduk, tatapannya bersemu bersalah. Bibirnya bergetar sebentar sebelum berkata, "Maaf ya, bunda bikin kamu dan adik-adik khawatir. Sebenarnya bunda nemenin ayah kok." 

Suaranya halus, namun ada kegelisahan yang coba disembunyikan. Alice mengerutkan alis, napasnya agak tertahan. "Bunda nggak bohong kan?" tanyanya, nada suaranya berubah menjadi waspada.

Melati buru-buru menggeleng, mencoba menahan beban di dadanya supaya tak menimbulkan kecurigaan lebih dalam. "Enggak, sayang."

Namun mata Alice tetap tak percaya, seolah menembus setiap kata. "Bunda pasti bohong. Akhir-akhir ini ayah jarang di rumah. Kalau pun pulang, selalu larut malam. Bunda nggak curiga, gitu?"

 Suaranya mulai melembut tapi tetap ada getirnya. Melati menarik napas panjang, wajahnya berubah sendu. Dalam hati ia bergumam, *Tuh anak kamu juga mulai sadar, Mas.*

"Ayahmu kerja kok sayang, tadi aja bunda habis dari sana."

"Oh syukurlah kalau begitu, soalnya Alice udah capek bantu ayah ngerayu bunda. Dan kali ini Alice nggak mau bantuin ayah jika ayah nyakitin bunda lagi."

Ucapan Alice membuat Melati tertawa dan menyentil hidung Bangir milik Alicia. "Sok bijak kamu, ya udah kamu tidur gih, ini sudah malam lho."

Melati menatap jam yang menempel rapat di dinding tepat di atas headboard menunjukkan pukul 23.05.

***

Revan mondar-mandir pelan di ruang perawatan VIP itu, matanya tak lepas menatap Dewi yang terlelap tanpa rasa sakit. Suara sepatu Revan bergema di antara keheningan ruangan, tapi Abah dan Ambu tetap tergeletak di sofa, tampak pasrah dan tak terganggu oleh langkah-langkahnya. 

Pria itu menghela napas panjang, menunduk sejenak. Tangannya mengetuk-ngetuk meja kecil di samping ranjang, gelisah. "Aku harus pulang... Kalau terlalu lama di sini, istriku pasti akan khawatir dan mungkin datang ke kantor nyari aku," gumamnya pelan, seakan berbicara pada Dewi. Sekali lagi Revan menatap wajah Dewi yang tenang, berharap semua ini cepat berlalu. "Maaf ya, Wi... aku nggak bisa berlama-lama. Aku harus pulang istri dan anak-anakku nunggu di rumah," ujarnya lirih sebelum melangkah menuju pintu.

Revan melangkah keluar dari kamar, langkahnya berat seperti dipenuhi gelisah. Baru saja tangannya menyentuh gagang pintu, suara Dewi memecah keheningan. “Aa, mau kemana?” suaranya terdengar serak, penuh harap. Revan berhenti, badannya menegap dan matanya menatap tajam ke arah Dewi.

 “Aku harus balik ke Jakarta sekarang, Wi. Aku nggak mau istri aku curiga.”

Dewi menggeliat, suaranya bergetar, “Tapi, aa… aku masih ingin kamu nemenin sampai aku keluar dari rumah sakit.”

Revan mengerutkan alis, napasnya memburu, “Aku gak bisa, Wi. Jangan coba-coba ngatur aku atau meminta lebih.” 

Wajahnya berubah dingin, “Aku punya anak dan istri. Aku cuma bertanggung jawab buat masa depan bayi yang ada di kandungan kamu. Setelah bayi itu lahir, aku gak akan pernah datang ke sini lagi. Aku gak mau anak kamu nganggep aku sebagai ayahnya.”

Dewi menunduk, air matanya diam-diam mengalir, meminta belas kasihan.

"Aa tega sama aku, Aa juga tega bunuh suamiku dan aa mau lepas tanggung jawab begitu saja. Baiklah aku mohon malam ini aa tetap disini, besok pagi aja aa pulang ke Jakarta. Ini sudah malam, aku takut terjadi sesuatu di perjalanan."

Revan bersikeras. "Enggak Wi, aku harus pulang sekarang dan jangan pernah coba mencegahku."

Revan kembali melangkah dan membuka pintu dengan paksa meninggalkan Dewi yang terisak.

***

Pukul dua dini hari, Revan melangkah masuk ke rumah dengan langkah berat. Matanya langsung mencari-cari, tapi saat menyalakan lampu kamar, ia terhenti. Ruang itu kosong, tak ada jejak istrinya. "Kamu tidur di mana, sayang? Pasti sama anak-anak" gumamnya pelan, suara penuh harap.

Tanpa membuat suara, Revan bergegas menyusuri kamar satu per satu. Tapi, satu per satu dari kelima anaknya juga tak ia temukan. Dadanya terasa sesak. "Ya Allah, di mana mereka?" bisiknya, nada panik mulai menyusup. 

 Tiba-tiba, sebuah bayangan bergerak cepat di lantai dasar. Revan melangkah cepat menuruni tangga. "Sayang, itu kamu?" tanyanya dalam cahaya remang. 

 "Ini saya, Mas Revan. Sri," jawab suara Mbak Sri, tampak tenang namun khawatir. 

 "Oh, Mbak Sri… Istri dan anak-anak di mana? Kok nggak ada di kamar?" tanya Revan, suara bergetar. "Tadi siang, Mbak Melati bawa mobil sendiri, nggak pamit. Anak-anak di jemput Pak Heru. Si kecil dititipin sama nyonya besar," jelas Sri cepat.

Revan mengerjap, tangan gemetar saat meraih kunci mobil di meja. Dadanya berdebar tak karuan,dipikiran melayang tak karuan. Sekejap suara mobil menderu meninggalkan rumah.

1
amelia lia
ayooo thor buat melati ngomong donk lama banget si. terlalu bertele tele di sini. sementara klau di frizo semua satset cepat ketahuan🤭🤭🤭
Sasikarin Sasikarin
skip dulu tgu 10 bab. terlalu lelet pergerakan melati nya.
siti maesaroh
mksih kk raina😍😍semngt kk
siti maesaroh
ayo lah mel lngsung cerita aja disaat ini pas waktunya dg terkejutnya revan km bisa memulainya dan revan pasti akan terpancing nah kalian bisa cari.solusinya
revan pulsa jgn sembunyikan lg msalah ini terlalu besar urusannya jika km brbohong terus walau dg dalih g mau nyakitin melati ,justru ini mlh buat melati salah pham yg ahirnya bikin km rugi van
siti maesaroh
udahlh mel jika km emng tersakiti sm revan pilih jln terbaik aja ,revannya jg g bisa tegas sm prempuan lain embg ada ya musibah trus dituduh membunuh suaminya korban, emng revan g bisa bedain apa dr gelagat dewi yg mnfaatin dia dsar g peka bngt.
siti maesaroh
nah km jg ngulur waktu mel tinggl cerita aja apa susahnya udah bner mertua ksih sran siapa tahu bs bntu, udah tahu mslh rumh tnggamu bgitu ,g mau crita
siti maesaroh
terudlh brbohong van sampai km mnemukn kehancuranmu, hubungan didasari dg kebohongan itu g bakal kekal, udah brkluarga kok msih brbohong bner" aneh jln pikiranmu van, mksih kk thor updtenya
amelia lia
bagus banget.. aku suka baca nya krn nyambung terus. awal nya aku baca di sebelah. trus nyambung cerita melati di sini 😊
amelia lia
udah Mel pergi aja sejauh mungkin biar si revan kalang kabut nyariin kamu. biar kyk orang stress dia. krn udah gak jujur sm kamu. 💪💪💪💪
NH..8537
makasih ya kak msh sempatin unt up..walau badan msh kurang fit🥹smg Kaka cepat sembuh... semangat trusss kak💪🙏😘
Mamahnya Rayhan
sehat sehat selalu ya Thor
Mamahnya Rayhan
bagus mel
NH..8537
trus semangat ya kak 💪 makasih sdh up👍🙏smg Kaka sehat slalu😘
NH..8537: gpp kak.. emang cuaca lg gak bersahabat..smg Kaka cepat sembuh yaaa🥹
total 2 replies
NH..8537
sabar mel🥹 km hrs tegas..biar keadaan gak berlarut"..🥹ayo semangat buat menyelesaikan semua.. kasihan anak"..mu
D.Nafis Union
terlalu panik, sampe gk fokus dg kata² dokternya, sampe mana kesalahpahaman ini betakhir, 😥
NH..8537
sabar mel..ingat anak"..mu jgn terlalu fokus sm Revan Krn dari awal dia sdh gak mau jujur..tinggal pergi sj dg anak"..mu biar dia sadar telah salah langkah selama ini🥹 makasih kak Raina 🙏 slalu di tungguin next..nya👍💪😘
siti maesaroh
selamat pg kk raina mksih updatenya jgn lupa part slnjutnya 💪💪
Raina Syifa: maaf ya updatenya lama🙏🙏
total 2 replies
siti maesaroh
klo bisa melati kg jgn trlalu nyerah cari tahu lbih dalam klo cuma sampe situ sj kan blum tau kbenrannya jg.km hrus mikir jernih mel,
siti maesaroh
alah terserah km van terusin aja rasa bersalah km ke dewi, km g punya jg rasa berslh ma melati apa" ada msalah diam, melati jg apapun diam yaudah mau berantakan jg rumh tnggamu,
sebgai lelaki kok g punya pendirian heran deh sm tingkahnya kmu van, harusnya tu ngobrol baik" sm melati biar g da salah paham suka sekali trjd slh pham ya.
Mamahnya Rayhan
wis mumet aku Karo Kowe Revan wis angel angel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!