Setelah di selingkuhi oleh sang suami, Jeselyn Angelina bersumpah tidak mau berhubungan lagi dengan keluarga mantan suaminya. Namun malam naas terjadi dimana ia di perkosa oleh mantan kakak iparnya yang sudah memiliki istri, membuatnya hamil di luar nikah.
Apakah Jesi mau menjadi orang ketiga di antara hubungan mantan kakak ipar dan istrinya?
Atau Jesi harus berjuang membesarkan anaknya sendiri? Ikuti dan dukung kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKHIRNYA JESI TAHU SIAPA RAYA
" Lo gila Reon, bagaimana gue bisa melakukan apa yang elo mau. Gue tidak akan mengorbankan keluarga gue sendiri hanya karena cinta yang gue miliki buat elo. Lagian papa juga sudah tidak ada, meskipun nanti Angelin kembali dan semuanya terungkap, tidak ada yang bisa mengirim gue atau pun mama gue ke penjara. Kalian tidak punya bukti apapun. Jadi gue nggak akan melakukan apa yang elo perintahkan. Gue masih waras Reon." Ucap Raya tak terima.
" Kalau begitu buang impian lo yang ingin bersama gue. gue nggak sudi mengenal wanita dari keluarga pembunuh seperti lo. Gue bakal ungkap kejahatan papa lo di depan publik agar karir lo hancur. Jangan lo pikir gue nggak bisa dapetin semua bukti itu. Perlu lo tahu, gue lawyer terhandal di negara ini." Ancam Reon.
Tubuh Raya menegang, ia tidak mau sampai impiannya menjadi modeling internasional hancur begitu saja. Kesempatan emas ini hanya datang satu kali mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi.
" Kalau elo mau mengungkap semua kebenarannya, gue bakal bantuan elo dan bakal gue buktiin kalau elo nggak terlibat sama sekali. Jadi gue jamin karir lo bakal aman." Ujar Reon menatap Raya sambil tersenyum smirk.
" Gue harus bisa usut kasus ini. Keluarga Wijaya merupakan keluarga terkaya di tanah air. Apalagi kasusnya sudah dua puluh tahunan yang lalu. Kalau gue bisa ungkap kasus ini dan berhasil membuat anak tuan Wijaya yang entah bersembunyi dimana muncul, gue bakal lebih terkenal. Karir gue akan semakin cemerlang. Lagian memang sudah tugas gue buat ngebantu mereka mengungkap kasus ini. Semua harta milik keluarga Wijaya harus kembali pada nona Angelin. Semoga setelah gue memenangkan kasusnya, nona Angelin akan muncul ke publik. Sorry Raya kalau gue bakal manfaatin elo." Gumam Reon dalam hati.
Raya masih nampak berpikir, ia menimbang nimbang keputusannya.
" Tidak, gue tidak mau sampai gue gagal jadi model ternama. Ini impian gue sejak dulu. Kalau gue bisa buktiin cinta gue sama Reon, Reon pasti bakal nerima gue. Dan sebagai kekasih gue, dia pasti bakal ngelindungi gue dari kasus ini. Paling yang jadi korban di sini mama. Maafin Raya ma, Raya tidak mau kehilangan kesempatan ini." Batin Raya. Memang cinta telah membuatnya buta.
Raya menatap Reon. " Sebelum gue nerima syarat dari elo, katakan dulu kenapa Lo ingin mengusut kasus ini? Apa sebenarnya tujuan lo Reon?"
" Gue nggak punya tujuan apa apa. Seperti kasus kasus sebelumnya yang sudah pernah gue tangani, gue cuma mau membela yang benar saja. Harta itu bukan milik keluarga lo, sudah semestinya elo dan keluarga balikin harta itu ke pemilik yang sebenarnya. Meskipun nanti nona Angelin tidak bisa di temukan atau pun memang dia sudah meninggal, setidaknya harta itu akan jatuh ke tangan yang tepat sesuai dengan isi wasiat yang tuan Wijaya buat." Jelas Reon. " Jadi apa lo mau membantu gue?" Tanya Reon menatap Raya.
" Apa kalau gue bantu elo, elo bakal nerima gue dan nggak akan pernah ninggalin gue lagi?" Bukannya menjawab, Raya malah balik bertanya. Ia ingin memastikan kebenaran ucapan Reon.
" Kalau janji gue nggak bisa janji, karena seperti sebelumnya. Gue janji bakal selalu ada di samping elo pada kenyataannya gue pergi karena masalah ini. Tapi gue bisa usahain agar gue bisa seperti apa yang elo mau. Gue bakal temenin elo dan membimbing elo ke jalan yang benar." Ujar Reon membuat Raya tersenyum bahagia.
" Baiklah aku akan membantumu."
Reon tersenyum lebar mendengar ucapan Raya.
" Ayah, sekali lagi akan aku buktikan kalau aku pengacara yang selalu membela kebenaran. Semoga engkau bangga di atas sana yah." Batin Reon.
**
Pagi ini merupakan pagi yang begitu membuat Andra bahagia. Ia merasa telah menemukan hidup baru bersama Jesi. Baru kali ini ia merasa menjadi seorang suami sejati yang di layani istri. Bagaimana tidak? Bangun tidur, Jesi sudah menyiapkan secangkir kopi dan keperluan mandi. Selesai mandi, Jesi sudah menyiapkan sarapan untuk Andra. Nikmat mana yang kau dustakan wahai kawan? Andra bahkan tak henti hentinya bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
" Mas mau minum jus atau mau sesuatu mungkin biar aku buatkan?" Tawar Jesi menghampiri Andra yang sedang duduk di halaman belakang. Halaman belakang rumah Jesi langsung terhubung dengan hamparan sawah yang luas. Namun saat ini sawah itu belum tertanami akibat musim kemarau, sehingga sawah itu lebih terlihat seperti lapangan sepak bola. Kalau sore hari, banyak anak anak yang bermain layang layang di sana. Sungguh suasana pedesaan yang begitu di rindukan oleh anak-anak perantauan.
" Tidak usah dek, mas masih kenyang." Sahut Andra.
" Baiklah, mas di sini sendirian tidak apa apa? Aku mau bekerja dulu mas sebentar, siapa tahu banyak orderan hari ini." Ujar Jesi.
" Iya nggak apa apa, mas masih betah di sini. Udaranya begitu sejuk, sangat berbeda dengan suasana kota." Sahut Andra. " Kamu jangan kecapekan ya dek, kalau misal capek langsung istirahat saja." Sambung Andra.
" Iya mas. Nanti kalau udah selesai, aku temenin mas di sini. Aku masuk dulu." Ujar Jesi masuk ke dalam rumah lagi.
Andra tersenyum menatap kepergian Jesi. Hatinya merasa berbunga bunga berada di dekat Jesi.
Drt... Drt....
Ponsel Andra berdering, rupanya Arvan yang meneleponnya.
" Halo Van."
" Tuan, saya mendapatkan informasi jika di negara A ada pengacara hebat dan terkenal. Dia bisa memenangkan seratus kasus dalam sehari. Apa tuan mau mencoba menggunakan jasanya? Siapa tahu tuan Reon bisa mengusut kasus tentang kematian orang tua nona Jesi." Ujar Arvan.
" Siapa dia?"
" Namanya tuan Reon Damara Louis. Beliau asli orang Pribumi yang menyelesaikan sekolah di sana sekaligus mengadu nasib di negara orang tuan. Berdasarkan berita yang beredar, beliau bakal pulang ke Indo untuk membela orang orang susah yang terjerat kasus kriminal tuan." Sahut Arvan.
" Apa kau yakin dia bisa memenangkan kasus ini? Permasalahannya kejadiannya sudah dua puluh dua tahun lalu." Ujar Andra.
" Saya yakin beliau pasti bisa mengusut kasus ini tuan. Saya juga bersedia membantunya. Kalau anda berkenan, nanti akan saya hubungi beliau tuan. Tinggal anda tinggalkan harga yang akan anda tawarkan untuknya." Ujar Arvan.
" Berapapun yang dia mau, aku sanggup membayarnya. Yang penting masalah ini bisa kita menangkan." Ucap Andra.
" Baik tuan akan saya laksanakan. Kalau begitu saya tutup teleponnya tuan, selamat bersenang senang." Sahut Arvan.
" Sebentar Van!" Arvan tidak jadi menutup teleponnya.
" Iya, anda perlu bantuan tuan?" Tanya Arvan.
" Aku masih merahasiakan ini dari Jesi, tolong jangan sampai ada kesalahan." Ujar Andra.
" Mau sampai kapan tuan? Apa anda yakin nona Jesi tidak akan mengetahui hal ini? Saya khawatir kalau nona Jesi mendengar dari orang lain tuan."
" Aku juga tidak tahu, asalkan kita tidak bicara Jesi tidak akan tahu kalau sebenarnya Raya anak pamannya."
Prak...
Andra yang mendengar suara sesuatu jatuh pun menoleh.
Deg...
Jantung Andra terasa berhenti berdetak saat ia melihat Jesi yang berdiri tak jauh darinya. Nampak sepiring camilan terjatuh tepat di kaki Jesi.
" Adek."
TBC.....
💪💪❤️❤️
*munafik
saat novel suami selingkuh kau laknat habis habis tapi saat novel istri selingkuh kau bela dan kau benarkan
ini lah dari dulu aku bilang semua orang bisa berkarya saat wanita baik2 berkarya mereka akan buat novel suami atau istri selingkuh dan mereka akan melaknat perselingkuhan itu
saat wanita murahan tukang selingkuh buat novel mereka akan membuat novel perselingkuhan dan mereka akan membela perselingkuhan itu
dan saat wanita munafik dan murahan tukang selingkuh buat novel, saat mereka buat novel suami selingkuh dia akan laknat tapi saat mereka buat novel istri selingkuh dia akan bela dan benarkan dan jelas cerminan diri nya sendiri
jadi jelaskan author dari novel mu kau termasuk yang mana
aku bukan jijik baca novel mu tapi aku jijik dengan pola pikir munafik mu dalam membuat novel