"Saingan? Lawanku Janda aja, aku udah MENANG!"
.
.
.
Gladys, merutuk habis kekasihnya yang ketahuan sedang berselingkuh di sebuah kamar hotel dengan seorang Janda beranak tiga.
Hati wanita mana yang tak sakit, terlebih ia sudah menerima pria itu sepaket dengan putrinya yang selama dua tahun ini selalau berusaha agar bisa diterima dengan baik sebagai ibu sambung.
.
.
.
"Dasar DUDA gak tahu diri. Lihat saja, akan ku pastikan penggantimu adalah BERONDONG TAJIR"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Kai yang baru saja masuk ke dalam kamarnya langsung menjatuhkan tubuh lelahnya itu ke tengah ranjang dengan posisi terlentang setelah membuang asal tasnya ke sembarang arah. Kedua matanya sendu menatap langit langit kamar luasnya dengan pikiran ke satu arah, siapa lagi jika bukan pada wanita dewasa yang baru ia kenal beberapa waktu lalu.
Kemarin, ingin rasanya ia bertanya pada sekertaris Papihnya yaitu Cita mengenai Erica, namun ia urungkan karna bingung tak punya alasan.
Namun itu malah membuatnya menyesal sampai sekarang. Hingga di tengah lamunannya itu Kai ingat lagi akan satu hal.
"Masih gak percaya Mbak Er setega itu, tapi--," lirihnya yang lalu meraih ponselnya itu dari dalam saku celana.
Di carinya nama wanita itu di kontak lalu kembali di hubungi lewat panggilan telepon hanya untuk memastikan jika yang dulu ia dengar itu salah.
Suara nada tunggu yang cukup lama di telinga Kai membuat Pemuda itu tak sabaran hingga sempat mengumpat kasar hanya demi meluapkan rasa kesal dan penasarannya.
"Apa sih telepon gue gak angkat angkat!" sungut nya sendiri yang seolah ingin membanting saja benda pipih tersebut.
Baru saja ingin mengakhiri, nyatanya panggilan justru tersambung dan itu adalah suara yang pernah Kai dengar sebelumnya.
"Hallo, siapa ya?" tanya seseorang dari sebrang sana.
Bukan menjawab, Kai malah menghela napas berat tanda kecewa sebab apa yang ia tepis dalam pikirannya justru itu lah yang ia Terima saat ini.
"Hallo, ini siapa?" ulang suara wanita itu yang di yakini oleh Kai bukan suara Erica karna nyatanya jauh sekali tak enak di dengar di telinganya.
"Iya, Hallo. Maaf mengganggu, apa benar ini bukan nomer Mbak Er?" tanya Kai yang sebenarnya sudah tau jawabannya nanti
"Er sopo sih? Mbok Ijem loh iki, bojone Mbah Tarmin," jelas wanita baya itu.
"Tapi Mbok Ijem kenal Mbak Er?" tanya Kai lagi, setidaknya dia ada usaha meski tak begitu meyakinkan.
"Mbak Er yang mana? langganan si Mbok kah?"
"Hem--, Mbak Er yang cantik," jawab Kai.
.
.
Hatchi...
Erica yang tiba tiba bersin kemudian mengusap hidungnya sendiri sampai tak terasa berwarna merah
"Apa sih tumben banget tiba tiba bersin, mana gatel banget. Dadakan gini loh," gerutunya yang bingung sendiri.
Dengan tisue basah Erica mencoba membersihkan karna ia takut itu adalah dari efek debu padahal di dalam kamar ia sama sekali tak melakukan apapun ysai mandi dan makan siang yang hanya berdua dengan sang Mama.
"Perasaan kok jadi berdebar juga ya? Eh--, jantung aman kan? kok deg degan tiba tiba? ada apa sih?" lanjutnya lagi yang semakin tak paham dengan perubahan mendadak dari tubuhnya itu.
Erica terus memegangi dadanya yang berdetak cukup kencang, bahkan setelah meneguk segelas air putih pun rasanya masih tetap sama. Begitu pun ketika ia berusaha untuk menarik napas dalam dalam lalu di hembus kan perlahan, itu semua ia ulang sampai berkali-kali namun nihil hasilnya.
"Jika apa yang aku rasakan sekarang adalah pertanda baik, Alhamdulillah. Tapi jika ini pertama buruk tolong jauhkan, Tuhan." Doa Erica yang cukup Khidmat sambil menutup mata, namun ia mengerjap saat mendengar suara Ponselnya di atas nakas berdering.
Dahinya mengernyit saat ia melihat deretan angka di layar hapenya itu.
.
.
.
"Iya, Hallo--,"
tp terlihat sangat wlo pun masih kecil semngat nya membara☺️
yg pasti yg bikin gak haus dech KAI dengerin gombalan mu bikin mbak Er kelaparan 😜
semngat Mak author 🤗