Bagian Kedua Kembar Pratomo dari Generasi Ke Delapan
Mandaka Pratomo adalah seorang arsitek jenius yang hobi berpetualang ke daerah konflik untuk membangun rumah sakit sesuai permintaan Opanya, Mamoru Bradford. Hingga suatu hari, Mandaka hendak menyelesaikan satu tugas lagi di pinggiran negara Sudan, mobilnya terkena tembakan roket. Mandaka dan pengawalnya dari Black Scorpio, Carole Laurent selamat dan mereka harus berjibaku untuk bisa kembali ke markas. Perjalanan keduanya tidak mudah apalagi mereka tidak pernah akur dari awal bertemu. Siapa sangka, lama-lama mereka saling tergantung satu sama lainnya.
Generasi Kedelapan Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mereka Akan Sehat Dengan Cepat
"Cari sampai dapat, Rat! Aku tidak mau nanti kita salah tangkap dan bisa gegeran internasional! Bisa kacau semuanya dan kita bisa diusir dari Sudan Selatan!" ucap Snake.
Pemerintah Sudan Selatan memang berbaik hati pada Snake untuk membeli tanah seluas dua puluh hektar di area Padang pasir dengan tumbuhan khas gurun yang terpencil untuk markasnya. Karena tempatnya yang tidak terdeteksi, membuat Snake nyaman. Apalagi pemerintah dulu meminta bantuannya untuk melawan pemberontakan.
Pemerintah Sudan Selatan bukannya tanpa alasan menerima uang cukup banyak dari Snake karena mereka memang membutuhkannya untuk pembangunan yang sempat Morat Marit akibat perang saudara dan korupsi. Snake tutup mata soal itu karena yang penting dia mendapatkan tempat disini.
"Ini memang ke Sudan, Boss. Aku tahu Bilbao lebih suka menyimpan ponselnya di dalam sepatu bootnya." Rat melihat titik GPS ponsel Bilbao yang berada di Sudan.
"Kota mana?" tanya Snake.
"El Fashir."
Semua orang tampak gelisah hingga Mandaka tampak bingung.
"Ada apa di El Fashir?" tanya Mandaka ke semua orang.
"Disana daerah konflik dan markas para pemberontak. Ini akan sulit !" ucap Snake. "Tapi apapun, kita harus bisa membawa pulang Bilbao!"
"Kita akan berangkat kapan?" tanya Binturong.
"Malam ini!" Snake menatap semua anak buahnya. "Kita pergi separuh tim!"
***
"Tidak Manda. Kamu tidak ikut dengan kami!" Snake menatap tajam ke Mandaka. "Aku bertanggung jawab kalau ada apa-apa sama kamu tidak hanya ke Rylee tapi juga ke ayahmu!"
"Tapi Oom Snake?"
"Tidak! Aku bilang tidak ya tidak! Lihat kaki kamu masih pakai gips dan kamu akan bisa menjadi beban!" ucap Snake tegas.
Mandaka cemberut. "Aku juga merasa bersalah Oom."
"Kalau kondisi kamu prima, Oom tidak masalah kamu ikut karena Oom tahu kamu didikan siapa tapi kondisi kamu seperti ini! No! Kamu di markas!" Final Snake.
***
Mandaka menatap kepergian tim Snake menuju Sudan dengan empat mobil Hummer itu dengan perasaan tidak nyaman. Bukan apa-apa, dirinya seperti sudah mendarah daging soal gegeran. Generasi sebelumnya bahkan sudah obrak Abrik banyak negara dan mereka pun mengajarkan pada keturunannya, selama membela kebenaran, jangan takut!
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Carole yang dilarang oleh Snake untuk ikut karena masih mengalami trauma. Eagle Eye dan dokter Kenzō juga tidak memberikan ijin.
"Aku ingin ikut!"
"Dengan kondisi kaki kamu seperti itu dan berjalan dengan tongkat? Yang benar saja Manda!" cebik Carole.
"Eh begini-begini aku masih bisa bertempur!"
Carole berdiri di depan Mandaka sambil berkacak pinggang. "Kamu itu punya otak tidak sih! Apa jadinya jika tempurung kaki kamu lebih parah dari ini? Hah!"
"Tapi ...."
"Dengar anak keras kepala! Jika tempurung lutut kamu rusak, kamu bisa nyeri, radang sendi, osteoarthritis lutut dan parah lagi, kamu bisa cacat! Bisa mikir nggak sih kamu! Jangan karena kamu memang suka gegeran jadi kamu main maju hajar terus!" amuk Carole.
Mandaka hanya tersenyum manis. "Apakah kamu begitu mengkhawatirkan aku, Chagiya?"
"Tidak! Aku hanya membuka mata kamu!"
Mandaka membuka matanya lebar-lebar. "Apakah ini kurang terbuka ... Addduuuhhhh!"
Carole mencubit pipi Mandaka gemas. "Kamu itu ...!"
"Apakah kita harus memisahkan mereka, Dokter Heaven?" tanya Cool Joe, pria berkulit hitam yang mirip dengan pemain Supa Strika itu ke dokter senior yang sedang minum Irish Coffee nya.
"Tidak usah. Aku yakin, mereka akan cepat sehat kok," jawab Dokter Heaven sambil menyesap kopinya.
Cool Joe hanya menggelengkan kepalanya. "Kamu yang lebih paham Dok."
"Menurut Dok Heaven, apakah Bilbao masih hidup?" tanya Bison.
"Aku tidak tahu Bison ... Aku hanya berharap dia segera diselamatkan." Dokter Heaven menatap empat GPS dari mobil-mobil yang meluncur ke El Fashir.
"Berapa lama perjalanan dari Juba ke El Fashir?" tanya Mandaka ke semua orang di ruang IT.
"Dua puluh delapan hingga tiga puluh jam. Sebenarnya bisa saja memakai pesawat tapi birokrasi nya sangat rumit," jawab Cool Joe.
"Mereka akan bergantian menyetir Manda. Kamu tidak usah khawatir," celetuk Bison.
"Bukan begitu ... Seharian lebih menyetir dan perjalanan jauh, pasti akan membuat fisik terkuras habis kan?" ucap Mandaka.
"Kami sudah biasa Manda. Kamu tidak usah khawatir," senyum Cool Joe.
"Sekarang lebih baik kamu istirahat! Aku tidak mau pasien aku sakit lebih parah!" ucap Dokter Heaven ke Mandaka dan Carole.
***
Mandaka meletakkan tubuhnya diatas kasur dan dia melihat jam di ponselnya. Jakarta sepertinya sudah masuk subuh dan pasti Sarimi bangun pagi buat si kembar.
Mandaka lalu menghubungi saudara kembarnya dan terdengar suara judes Mandasari.
"Apa Daka?" sapa Mandasari galak.
"Ya ampun si ibu. Galak bener," kekeh Mandaka. "Ada apa Bu?"
"Aku capek urus si kembar sendirian! Mana si Wiro Sableng dinas nggak pulang-pulang! Sudah seminggu ini! Ampun deh! Pantas aku jadi langsing dengan cepat karena punya anak dan kembar ... Begini deh!" omel Mandasari.
"Ya ambil sisi baiknya Sari. Kamu jadi langsing tapi uban kamu muncul lebih cepat."
"Heh! Dengar saudara satu rahim aku, yang namanya uban, Alhamdulillah belum nongol!" balas Mandasari galak. "Kamu sendiri gimana? Kata Papa kamu kecelakaan? Apa yang terluka Daka?"
"Tempurung kaki aku harus digips karena memang agak cidera. Sekarang aku berada di kamar ku untuk beristirahat."
"Tidak ada cidera lainnya kan?"
"Alhamdulillah nggak sih ... Memangnya Wiro Sableng dinas kemana? Jakarta jam berapa sih sekarang?" tanya Mandaka.
"Jakarta sekarang jam lima subuh. Aku habis sholat subuh dan periksa si kembar masih bobok." Mandasari mengganti panggilannya ke video call dan Mandaka menerimanya. "Untung aku sudah tutup buku punya si kembar saja. Jadi nggak pusing!"
"Memang si kembar kenapa?" senyum Mandaka. "Perasaan anaknya Kadal baik-baik saja."
"Anaknya kadal belum lahir lah, masih dua bulan lagi!" cebik Mandasari.
"Oh lupa. Kan Narendra dan Naela masih mau tujuh bulan. Terus memang kenapa dengan duo N?" tanya Mandaka lembut.
"Nangis satu, nangis semua. Sudah gitu, bisa-bisanya adu pukul! Padahal aku sudah bilang, kalian itu dua bersaudara jangan seperti itu! Tapi dua bayi ini sepertinya ikut gayaku yang ngeyel! Apa ini karma ya Daka?" keluh Mandasari sambil manyun.
Mandaka bisa melihat wajah kuyu saudara kembarnya. Mandasari memang bertekad untuk mengasuh dua anaknya sendiri dan tidak mau ada baby sitter karena dia memiliki krisis kepercayaan terhadap orang asing. Bahkan Mandasari juga tidak mau ibu dan ibu mertuanya terlalu ikut campur dalam mendidik kedua anaknya.
Mungkin kalau Rarasati bisa paham kemauan Mandasari tapi tidak dengan Herdiani. Terkadang ibu dari Wira itu seperti halnya ibu mertua lainnya. Meskipun Mandasari dikenal slengean, tapi dia tegas soal pola asuh si kembar. Apa yang menurutnya baik, diambilnya. Menurut terlalu lebay, dia tinggalkan. Mandaka tahu Mandasari mengikuti cara kuno dalam merawat si kembar.
"Bukan karma tapi cerminan kamu seperti apa dulu sama Mama. Dinikmati, Sari, karena masa bayi itu adalah emas dan kamu ingin dua anakmu seperti kita kan? Aku selalu dukung kamu. Kalau kamu capek, jangan ragu minta bantuan. Banyak Oma dan Tante yang mau bantu kamu."
Mandasari mengangguk. "Jangan diforsir tuh dengkul!"
"Iya iya ...."
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa gaeeesss
Maaf aku makin teler
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
semangat sarimi 💪💪💪
tnggl bls dndam sm mreka....
Manda mh lg stuasi ky gt jg msh aja gombal....🤭🤭🤭
kusajikan kopi dan mawar untukmu mbakku tersayaaang
semangat terus up'nya