Bagaimana cinta tak sedalam ini,,karena hatiku sudah kuserahkan kepadamu,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 23.
"Dimana kamu., aku merindukanmu Ara, maafkan aku" ucapnya pelan memandangi foto istrinya itu.
Sementara itu, Kinan atau Ara dalam masa pemulihan sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter Susilo.
"Terimakasih Dokter" ucap Kinan.
"Ehhhmmm, dokter bagaimana saya membayar semua ini, jujur saya tidak mempunyai uang, Dokter.." tambahnya lagi.
"Tenang saja Kinan, semua biaya sudah ditanggung Dokter Evan" balas dokter Susilo.
"Tok tok tok", Dokter Evan memasuki kamar rawat Kinan.
"Bagaimana Kinan, kamu sudah bersiap siap..?" tanya Dokter Evan.
"Sudah Dokter, hmmm terimakasih Dokter Evan karena sudah membayar biaya rumah sakit saya" ucap Kinan malu malu.
"Kinan, seharusnya saya yang meminta maaf, karena membuatmu mengalami kecelakaan ini " ujar Dokter Evan.
"Ini semua juga salah saya dokter karena saya kurang berhati hati menyeberang jalan".
"Baiklah..karena kamu sudah siap, ayo kita pulang.." ajak Dokter Evan.
Dokter Evan membuka mobilnya lalu dipersilahkannya Ara masuk kedalam. Tak lupa seat belt ia pasangkan pada tubuh Kinan. Senyum tipis terus terkembang dikedua bibir Dokter Evan.
Setelah menempuh perjalanan 30 menit, Kinan dan Dokter Evan memasuki kawasan perumahan elite. Rumah bercat putih berdiri diantara pohon di kedua sisinya. Suasana sejuk langsung terasa saat memasuki halaman rumah itu.
"Assalamualaikum", salam Dokter Evan.
"Waalaikumsalam, Evan tumben sudah pulang ?" tanya sang ibu.
Dokter Evan pun mencium tangan ibunya dengan takzim.
"Ehhh siapa ini..?" tanya ibu Evan.
"Bu, kenalin ini Kinan yang kemarin Evan ceritain".
"Oh ini nak Kinan, masuk masuk ayooo duduk.." ajak ibu Evan.
"Kinan, ini ibu saya, ibu Grace ia yang akan menemani kamu disini" tambah dokter Evan.
"Kinan,,nyonya" sembari mengulurkan tangannya.
"Ehhh ko nyonyaaaa, panggil saja ibu sama kayak Evan.."
"ii..ya ibu,," kata Kinan gugup.
"Evan udah cerita banyak tentang kamu, ibu malah senang ibu ada teman sekarang.." ujar ibu Grace.
"Ayo kamu istrahat dulu, kamar kamu ada disamping kamar ibu.." tambahnya lagi.
Ibu Grace mengantar Kinan ke kamarnya, "jangan sungkan sungkan ya nak anggap ibu seperti ibu kamu sendiri, ibu akan menemani kamu sampai ingatan kamu pulih.." kata ibu Grace.
"Terimakasih ibu.." balas Kinan.
"Yasudah kamu istirahat ..ibu tutup pintunya ya "
"Iya Bu"
"Evan, kamu ko gak cerita kalo Kinan orangnya cantik ?" seloroh ibu Grace.
"Ya ibu mah, kalo cantik mah semua perempuan juga cantik Bu" balas Evan.
"Tapi kalo ibu cantikan mana?" tanya ibu Grace.
"Cantikan ibu dong walau udah tua dan keriput" kelakar Evansambil memandang sang ibu,
"Dasar kamu anak durhaka" sambil menjewer telinga anaknya itu.
"Haduhhh haduhhh sakit, jangan kenceng kenceng bu nanti kalo lepas gimana telinganya, gak bisa dengerin omelan ibu dong nanti.." sambil mengusap telinganya yang perih.
"Ih dasar perjaka tuaaaa...anak durhaka" teriak sang ibu.
Mendengar teriakan sang ibu,Evan pun lari terbirit birit ke kamar, langsung menutup pintu.
"Haduhhhh singa betina ngamuuuuukkk" kata Evan sambil mengelus dada.
Malam hari
"Van, kamu panggil gih Kinan suruh turun buat makan malam " suruh ibu Grace .
"Iya iya Bu.." balas Evan.
Tok..tok tokk..Evan pun mengetuk pintu kamar Kinan.
"Ya..". Kinan yang baru saja mandi dan keramas itu membuka pintu, sejenak Evan terpaku melihat kecantikan Kinan.
"Ki..nan .".kata Evan terbata bata, jantungnya pun ikut berdebar debar ketika melihat gadis itu.
"Waktunya makan malam, ibu sudah menunggu" tambah nya lagi.
Jangan tanyakan bagaimana wajah Evan sudah merah seperti kepiting rebus.
Mereka bersama sama menuju ruang makan.
"Evan, Kinan ayo makan malam, ibu sudah masak makanan yang banyak.." ucap ibu Grace.
"Ibu, maafkan Kinan karena tidak membantu ibu didapur.." kata Kinan.
"Ah tidak apa apa nak kan kamu habis pulang dari rumah sakit,,ibu tahu bagaimana keadaanmu..".
Mereka pun makan malam dengan nikmat.
Walaupun dokter Evan kaya raya, tapi ia hidup dengan sederhana, rumah sakit Puri Medika merupakan warisan mendiang ayah Evan yang meninggal 5 tahun yang lalu.
1 bulan sudah berlalu, kedekatan ibu Grace dan Kinan semain terasa, mereka seperti ibu dan anak saja, Ibu Grace memang sudah lama mendambakan anak perempuan, tapi takdir berkata lain yang lahir justru anak laki laki.
Pagi ini Kinan terbangun, ia merasakan mual yang teramat, di berinya minyak kayu putih namun rasa mualnya tak berkurang sama sekali. "Hoek ..hoek..apa aku masuk angin ya" gumamnya pada dirinya sendiri.