Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Ke kamar yuk?
Dibalik tirai, matahari bersinar cerah memancarkan cahaya keemasan membelah kegelapan. Shela menggeliat terbangun dari tidurnya, menatap sisi kirinya Zevan masih tertidur pulas. Ada senyum terukir di bibirnya, laki-laki yang selama ini tak menganggap keberadaannya kini berubah mencintainya. Shela bangkit perlahan turun dari tempat tidur.
"Sayang, mau kemana?" Zevan terbangun saat merasakan ada gerakan ditempat tidurnya.
"Mau ke kamarku" sahut Shela yang sudah berdiri disamping tempat tidur.
"Sekarang kamar ini menjadi kamarmu, ini kamar kita" jelas Zevan yang masih bergelung dalam selimut.
Tadi malam saat Shela mengusirnya dari kamar sebelah dengan alasan sempit, tentu saja membuat laki-laki ini menggendong paksa istrinya untuk berpindah ke kamarnya. Tak peduli dengan teriakan istrinya yang meronta minta diturunkan. "Jangan takut, aku tidak akan memakan mu malam ini" Ucapnya setelah menurunkan Shela dari gendongannya ke tempat tidur yang berada di kamarnya. Gadis itu tertunduk malu, Zevan mengetahui bahwa dia belum siap untuk itu. Zevan tak ingin memaksa, apalagi tubuh istrinya yang masih belum terlalu pulih.
"Aku mau mandi, pakaian ku ada disana"
"Nanti saja mandinya, ayo tidur lagi" Menepuk tempat tidur disebelahnya.
"Sudah hampir siang, jangan tidur terus"
"Ini hari Minggu, aku ingin bermalas-malasan" kembali bergelung dalam selimut lembutnya.
"Aku mandi dulu, setelah itu mau membuat sarapan" Shela keluar menuju kamar sebelumnya.
"Order saja, tidak usah memasak" akhirnya Zevan bergerak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak sampai dua puluh menit Zevan keluar dari kamarnya.
"Sayang" Zevan nyelonong masuk ke kamar Shela.
"Aahhhhhh" teriak Shela, Zevan masuk tanpa mengetuk pintu saat dirinya masih berbalut handuk. Segera dia berlari dan kembali masuk ke dalam kamar mandi.
Bagaimana aku memulainya jika melihatnya saja tidak boleh. Gerutu Zevan
"Sayang, jangan malu kamu harus terbiasa dengan hal seperti ini" Zevan sengaja mengeraskan suaranya padahal dirinya sudah berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Tolong ambilkan bajuku diatas tempat tidur" teriak Shela.
Zevan mengalah daripada istrinya bertahan didalam kamar mandi, mengambilkan baju dan memberikannya pada Shela yang hanya menjulurkan tangannya keluar dari balik pintu. Zevan duduk ditepian tempat tidur menunggu Shela selesai memakai pakaiannya. Tak butuh waktu lama Shela keluar dari kamar mandi, ada kecanggungan yang ia rasakan. Biasanya dia bebas melakukan apapun didalam kamar ini tapi sekarang laki-laki ini bebas keluar masuk ke kamarnya tanpa permisi.
"Mau sarapan apa?" tanya Zevan sambil mengeluarkan ponselnya dari saku untuk memesan makanan.
"Biar aku saja yang membuat sarapan, masih ada bahan-bahan makanan di dapur" Sudah beberapa hari Shela tidak memasak, ia merindukan masakan rumahan.
"Apa kamu sudah benar-benar sehat?" Zevan memperhatikan wajah istrinya, memang terlihat tidak sepucat kemarin.
"Aku sudah sehat bahkan sangat sehat, aku sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa" Shela meyakinkan suaminya.
"Kalau sudah sehat berarti sudah bisa membuatkan cucu untuk mama" Bisiknya ditelinga Shela lalu memeluk pinggang dan meletakkan dagunya di bahu Shela.
"Tapi aku masih merasa sedikit pusing, pesan saja makanannya aku tidak jadi memasak" ucapnya cepat. Tubuhnya meremang, ada gelanyar aneh ia rasakan ditubuhnya seperti sayap kupu-kupu menggelitik perutnya.
"Nayshela...!!!!" Suaranya pelan tapi penuh penekanan.
"Iya...ampun...ampun...hahaha" Shela terkekeh menahan geli saat Zevan menciumi lehernya bertubi-tubi.
"Panggil aku sayang, baru aku melepaskan mu" titah Zevan
"Hah???"
"Ayo lakukan" masih mendekap erat pinggang ramping Shela
"Sayang!" ucap Shela malu-malu
"Apa?"
"Ayo keluar, aku sudah lapar" perutnya bersuara setelah Shela mengucapkannya.
"Hahaha.... Ternyata benar istriku kelaparan. Baiklah kita isi tenaga dulu, setelah itu jangan harap aku akan melepaskan mu" Mencium sekilas pipi istrinya lalu memesan makanan melalui ponselnya.
Shela terdiam, otaknya berpikir keras mencari alasan untuk menggagalkan rencana suaminya. Dia sangat takut membayangkan Zevan akan menerkamnya, beberapa kali mendengar cerita dari teman-temannya yang sudah menikah kalau melakukannya saat pertama kali akan merasakan sakit yang luar biasa. Membayangkan saja sudah membuatnya merinding. Tapi tidak mungkin dia terus menolak suaminya, cepat atau lambat Zevan akan meminta haknya.
"Sayang, kok ngelamun?" suara Zevan membuyarkan lamunannya.
"Ah...tidak, aku hanya merindukan Reyhan" Shela mencari alasan.
"Merindukan Reyhan atau sedang memikirkan nasibmu setelah ini? Hahaha...." Zevan kembali menertawakan istrinya yang terlihat sangat gugup.
"Kamu kok suka banget sih godain aku?" istri mungilnya itu mengerucutkan bibirnya membuatnya semakin gemas ingin menerkamnya saat ini juga.
"Godain istri sendiri emang gak boleh?" Zevan menampilkan wajah menggemaskan sambil tersenyum menggoda.
Kali ini Shela benar-benar kehabisan kata-kata menghadapi suaminya. Bersamaan suara bel berbunyi.
"Kayaknya kurir yang ngantar makanan udah datang?" Zevan keluar diikuti Shela dibelakangnya.
"Kamu pesan apa?" tanya Shela saat kurir pengantar makanan sudah pergi.
"Bubur ayam sama nasi uduk" Zevan menggandeng tangan istrinya menuju meja makan.
Perut lapar Shela segera meronta minta diisi melihat suaminya memindahkan makanan ke dalam wadah. "Aku mau bubur ayam ya?" Shela menunjuk bubur yang sudah berpindah kedalam mangkuk.
"Boleh... Makan yang banyak cepat besar" ledek Zevan
"Gak ah... Nanti kebesaran jadi anak gajah" sahutnya asal. Suaminya tertawa mendengar ocehan istri yang mulai memasukkan suapan pertama ke mulutnya.
Setelah sarapan, Shela mencuci piring bekas mereka makan. Zevan duduk di sofa sibuk dengan laptopnya, sepertinya walaupun hari libur masih ada pekerjaan yang harus dia selesaikan. Setelah selesai dengan pekerjaannya, gadis itu duduk disamping suaminya.
"Lagi banyak kerjaan ya?"
"Gak kok, cuma ngecek email aja. Ada beberapa yang harus diperiksa" Namun suaminya langsung menutup laptopnya.
"Ohh... Aku ke kamar dulu ya"
"Tunggu!"
Dengan cepat Zevan menarik tangan istrinya hingga jatuh diatas tubuhnya. Dengan posisi Zevan tiduran di sofa dan Shela menindihnya. Buru-buru ia bangun dari dari atas tubuh Zevan, tapi kalah cepat saat tangan besar suaminya menahan pinggangnya dan satu tangan lagi menarik tengkuknya. Zevan menyambar bibirnya ranum yang terlihat sangat menggoda, dalam hitungan detik bibir keduanya sudah menempel membuat gadis itu menegang sekaligus shock dengan serangan tiba-tiba dari suaminya. Shela memukul lengan suaminya, tapi laki-laki itu tak menghiraukan dia perlahan m*****t bibir manis itu memperdalam ciuman nya hingga beberapa saat.
"Bernafas sayang" Bisiknya saat menjeda ciumannya. Belum sempat istrinya menjawab Zevan kembali meraup bibir manis yang terlihat basah karena ulahnya. L****** itu semakin panas, suaminya semakin bergairah. Shela mendorong suaminya saat merasa kekurangan oksigen.
"Lepasin dulu" saat Shela berhasil lepas dari ciuman brutal suaminya.
"Kenapa sayang?" Zevan mendorong pelan tubuh Shela dan dia bangkit dari posisinya menjadi duduk. "Kita ke kamar aja yuk?" (Ayuk mas othor ikut ya 🙈)
.
.
.
.
.
Bersambung
Mohon maaf gak pinter buat adegan hot, aku masih polos 😭😆
mampir
thor