warning!!
terdapat umpatan dan **** ***** bijaklah dalam berkomentar
karya ini merupakan karya asli author!
jika ada kesamaan tempat, nama dan waktu itu bukan kesengajaan!!
Aurora steffani Leandra, seorang gadis yang terpaksa menerima takdir jika dirinya telah dijual oleh sang ibu tiri demi uang, dirinya dilelang pada sebuah perkumpulan mafia dan bos besar. hingga akhirnya seorang mafia kejam bernama Liam Emiliki Kyler membelinya. bagaimana nasib Aurora??
silahkan membaca kelanjutanya berikut..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyku_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Aurora menutup panggilan "kau dengar sendiri kan kalau mansion ini aku adalah ratunya, itu berarti kau juga harus menurut padaku"
Bianca berdecih "najis aku harus tunduk pada wanita jalang sepertimu" Dan melangkah pergi meninggalkan ruang makan
...****************...
"Nona apa anda baik-baik saja?"
"Ya aku baik-baik saja ayo makan, lupakan saja dia"
"Nona hebat, Anda orang pertama yang melawan Nona bianca, selama ini tak ada yang berani padanya, karena ia adalah tangan kanan dari tuan Liam dan juga tuan Brixton"
"Layla jangan menyebut nama laki-laki itu, aku bergidik"
Laila dan kedua bodyguard itu menunggu aurora menikmati sarapan nya. tanpa Aura sadari ia sudah nyaman di Mansion itu Liam berhasil dalam misinya.
Sementara itu Bianca yang berada di luar taman samping kini tengah menghisap nikotinnya yang ada di Sela jemarinya asap itu berhamburan dengan udara yang menghembus.
"Kau benar-benar menantangku dasar sialan!!!" merogoh saku celana mengambil ponselnya dan menghubungi seorang laki-laki juga anak buahnya
"Carikan aku organofosfat sekarang juga" Bianca menutup panggilannya senyum mengerikan kini terulas "aku akan membuatmu menyesal dasar gadis sialan"
Dua minggu sudah sudah Liam pergi. Aurora mulai merasakan sesuatu yang berbeda, terasa kosong kebiasaan yang sering dilakukan liam padanya membuatnya merasa kehilangan.
Aurora berdiri di balkon kamarnya dan liam. rambut panjangnya yang tergerai berayun mengikuti hembusan angin pagi di musim dingin ini, sebuah mantel milik liam kini bertengger di punggungnya rasa hangat karena ukuran nya besar di tubuh Aurora yang mungil membuatnya seolah merasakan pelukan liam
Layla yang berdiri tak jauh dari Aurora menatapnya dengan sedih Ia tahu Nona mudanya ini Tengah merasa rindu apalagi udah dua hari ini Tuan liam tidak menghu hubungi Nona mudanya itu
Memang tak ada hubungan yang mengikat di antara mereka tapi perasaan sayang mulai tumbuh, dingin dan keras hati seorang Aurora luluh dengan sebuah perhatian yang luar biasa liam berikan
Laila khawatir dan mendekat sudah 1 jam lebih lamanya Nona mudanya berdiri sedangkan udara semakin dingin jika dibiarkan bisa saja Nona mudanya jatuh sakit dan ia tak mau itu terjadi
"Nona ,apa sebaiknya Anda masuk saja!"
"Laila apa kalung yang aku pakai ini liam yang memberikannya" tanya Aurora sambil memegang kalung yang selalu menghiasi leher jenjangnya
"Ya nona kalung itu dari tuan liam khusus untuk anda"
"Laila Kenapa dia tak menghubungi aku lagi"
"Nona, Tuan pergi karena ada urusan yang harus ditangani, Nona kan tahu sendiri Kalau tuan liam adalah seorang Mafia, tentu saja ia punya banyak pekerjaan,tuan liam juga pasti ingin menghubunginya menghubungi nona tapi mungkin iya benar-benar tak punya waktu"
"Brati aku tak sepenting itu"
Keegoisan seorang wanita kini mulai muncul, Aurora mulai mengirimkan waktu untuknya ingin diperhatikan kasih sayang yang ia tak dapat sepenuh nya dulu dari sang ayah menginginkan kasih sayang berlimpah dari laki-laki yang kini mengobrak-abrik hatinya
"Nona, Tentu saja Anda adalah prioritas utama Tuan Liam, Bukankah seharusnya Nona juga mencoba mengerti keadaannya, Setahu saya Tuan liam tak pernah me spesial kan seorang wanita seperti yang dilakukan Tuan kepada nona"
Aurora berbalik badan dan menghadap layla yang kini berdiri di sampingnya
"Benarkah aku yang pertama dan satu-satunya"
layla mengangguk Dan Tersenyum "Ayo Nona kita masuk dan sarapan"
"Iya"
Laila merasa sangat lega karena Nona mudanya mau diajak masuk Aurora tetap Menggunakan mantel milik luka dengan diikuti Laila dan dua bodyguard-nya melangkah memasuki lift tak lupa kamar liam dan Aurora dikunci dan dijaga beberapa penjaga lainnya.
Lihat di atas meja sudah banyak makanan di sana juga ada Bianca yang tengah menikmati makanannya
Aurora duduk namun hari ini Laila dan dua bodyguard-nya tidak ikut makan karena mereka sudah lebih dulu tadi
Bianca menatap Aurora dengan pandangan benci
"Kenapa kou Menggunakan mantel milik liam!!! Apa kau tak tahu jika Ia tak suka miliknya dipakai orang lain dan kau tahu jika mantel itu sering ia gunakan"
Aurora yang tadi malas menatap Bianca kini mendongak dan menatap pada wanita itu
"Aku adalah wanitanya apa yang dimiliki liam adalah milikku juga, Bahkan bukan hanya mantel ini yang bisa aku pakai bahkan tubuh liam pun bisa aku gunakan untuk menghangatkan tubuhku" ucap Aurora pelan penuh penekanan
"sialan Kau hanya jalang!!! setelah liam merasa puas denganmu maka siap-siaplah untuk ditendang"
"Aku tak mau meladeni mu Bianca aku tak mau mood makan ku hilang hanya karena mu"
"Terserahlah selamat makan jalang" ucap bianca melangkah keluar dari ruang makan
Aurora menghela napas Panjang sikap bianca benar benar membuatnya kesal ia tak tau apa yang diinginkan wanita itu, tapi yang pasti wanita itu sangat membencinya.
Tak mau membuat moodnya hancur aurora kembali melanjutkan sarapan nya ia makan dengan cukup lahap semua makanan yang laila ambilkan semua tandas sudah.
Setelah makan aurora berniat pergi menuju taman samping, ia ingin mengubah taman kaktus itu menjadi taman bunga mawar dan bunga lainnya, setidaknya jika liam tak ada maka dia bisa sibuk dengan bunga bunga itu.
Namun belum sempat ia sampai aurora merasakan perutnya seperti diaduk aduk ia meremas kuat perutnya wajahnya sudah mulai memucat menahan sakit.
Layla yang melihat itu sontak mendekat dan bertanya
"Nona ada apa"
"Layla perutku sakit dan aku
mau
muntah" dengan cepat aurora melangkah masuk kedalam mansion kembali diikuti layla yang terlihat cemas dan juga dua bodyguardnya.
Sesampainya didalam kamar mandi lantai bawah itu aurora memuntahkan semua isi perutnya wajahnya memerah dan pucat dalam waktu bersamaan
Aurora terus muntah hingga tak ada makanan lagi yang keluar melainkan hanya air, laila memberikan tisu untuk mengelap mulut aurora ia terduduk lemas nafasnya mulai sesak dan seketika jatuh pingsan
"Nona!!! cepat bawa nona ke kamar" teriak layla pada dua bodyguard aurora
Soni mengendong aurora dan mereka pun masuk kedalam lift menuju kamar aurora. Layla meremas kedua tangan nya ia benar benar panik entah apa yang terjadi laila tak mengerti padahal dia selalu menjaga makanan atau pun suhu kamar nona mudanya itu tak berapa lama mereka sampai soni membaringkan aurora diatas tempat tidur.
"Aku akan menghubungi dokter jimmy"
Layla dengan cepat meraih telepon didalam kamar itu dan meminta dokter jimmy datang sekarang juga
wajah layla tak kalah pucat ia benar benar kawatir Jika terjadi apa apa pada nona mudanya
Dua bodyguard itu melangkah keluar kamar dan berjaga didepan pintu soni dan marco saling lirik kasus seperti ini sudah biasa terjadi dalam kalangan keluarga mafia.