"Aku mau seperti Bibi tidak menikah saja," ucap ku yang pasti akan membuat bibi nya marah
"Kau ini jangan bicara sembarangan! bagaimana kalau di dengar oleh mama mu!"
"Aku tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus tubuh Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik dengan orang sejelek aku ini, gadis pendek dan berkacamata tebal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Brian
“Tadi kau mengintip kamarku ya?” tanya Val.
“Maaf aku sudah melihat yang seharusnya tidak boleh kulihat”
“Apa maksudmu?” alis Val terangkat.
“Jangan berpura-pura tidak tahu karena kau sudah tahu maksudku” tatap Agatha kesal.
“Melukis gadis setengah telanjang itu yang mau kau katakan?”
Rahang Agatha mengencang. “Tidak tahu malu, kurang ajar!” teriaknya sambil melangkahkan kakinya pergi, tapi Val menahan tangannya.
“Kau marah?” mata gelap Val berkilat.
“Lepaskan aku!” ucap Agatha sambil menatapnya jijik.
“Apa kau ingin ku lukis seperti dia?” Agatha langsung menamparnya lalu mendorongnya, gadis itu pergi sambil menangis.
Val terkejut di tampar oleh Agatha lalu ia tertawa.
“Cewek aneh” ucap Val sambil mengelus pipinya.
...***...
Di kampus ada pengumuman baru mengenai peringkat cowok karena terjadi perubahan posisi, Ian ada di urutan kedua sedangkan Mike di urutan ketiga, lalu posisi keempat ada nama Brian dan kelima nama Elan. Saat Ian melihat nama Brian dia jadi kikuk lalu mundur dan sedikit gemetar.
“Mungkin karena kau muncul di cover majalah ini hingga fans-mu bertambah” ucap Mike sambil menunjukkan majalah idol terbaru yang ada di tangannya pada Ian yang kini wajahnya pucat.
“Kalau Val waktu itu mau ikut jadi modelnya, mungkin Val juga akan tambah populer” ucap Ian berusaha menenangkan dirinya.
“Ku ajak jadi aktor saja dia tidak mau apalagi jadi model” Mike tertawa.
“Kalian ini cerewet sekali” Val mulai kesal pada mereka.
Tanpa sepengetahuan mereka, dari kejauhan ada seorang pria yang sedang mengawasi mereka diam-diam.
Saat Agatha berjalan sendirian, tiba-tiba saja ada seorang pria tampan yang menyapanya.
“Boleh ngobrol sebentar?” tanya orang itu.
“Aku?” Agatha tampak ragu karena tiba-tiba saja ada pria tampan yang menyapanya. Agatha tidak tahu apakah nasibnya sekarang ini adalah nasib baik atau nasib buruk hingga ia selalu di kelilingi pria-pria tampan.
“Kau Agatha kan?” tanya pria itu.
“Iya, darimana kau tahu namaku? Kau siapa?” Agatha mulai was-was.
“Namaku Brian, bukankah akhir-akhir ini banyak yang membicarakan mu dekat dengan tiga cowok top di kampus ini”
“Itu hanya gosip, kami sama sekali tidak sedekat itu” Agatha tertawa renyah.
“Tapi ku dengar kalian tinggal serumah?” tatapnya dengan pandangan yang menusuk.
“Mereka cuma kos di rumah Bibiku” sahut Agatha
“Boleh tolong ceritakan soal hubungan mereka bertiga?”
“Kenapa kau ingin tahu soal mereka?” Agatha mulai curiga karena merasa ada maksud tertentu dari Brian.
“Agatha!” panggil Ian. Brian dan Agatha pun menoleh ke arah sumber suara.
“Kemari!” perintah Ian pada Agatha dengan suara keras tidak seperti biasanya. Wajah Ian pun tampak tegang, pucat dan takut seolah Agatha sedang menghadapi penjahat kelas kakap.
“Cepat!!” teriak Ian lagi dengan keras dan Agatha segera menghampiri Ian.
“Apa kabar Ian?” sapa Brian sambil tersenyum, saat Agatha mendekati Ian, Ian langsung menarik Agatha pergi tanpa menghiraukan sapaan dari Brian.
“Kau kenal dia?” tanya Agatha merasa ada keanehan dari sikap Ian yang tidak seperti biasanya. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan oleh Ian.
“Ku peringatkan, lain kali kalau bertemu dengannya jangan bicara padanya” pandangan mata Ian tampak serius dan tajam hingga Agatha tidak bisa menjawab, gadis itu hanya menganggukkan kepalanya.
“Kau mengerti tidak?!” teriak Ian dengan keras hingga Agatha terkejut, ia belum pernah melihat wajah Ian semarah dan setegang ini.