NovelToon NovelToon
Heart Blossom

Heart Blossom

Status: tamat
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Tamat
Popularitas:25.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eriza Yuu

Lima tahun telah berlalu sejak Edeline putus dengan kekasihnya. Namun wanita itu masih belum mampu melupakan mantan kekasihnya itu. Setelah sekian lama kehilangan kontak dengan mantan kekasih, waktu akhirnya mempertemukan mereka kembali. Takdir keduanya pun telah berubah. Edeline kehilangan harapannya. Namun tanpa dirinya sadari ada seseorang yang selama ini diam-diam mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eriza Yuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#23 Nenek Tidak Suka

...Bab. 23...

...Nenek Tidak Suka...

Aku berjalan dengan terburu-buru. Melewati mama yang menikmati sarapan paginya di meja makan. Meraih sepatu dan melemparnya ke depan pintu.

"Kamu mau pergi ke mana pagi-pagi begini, Edeline? Kamu harus sarapan dulu," tanya mama dengan heran.

"Aku terburu-buru, Mama. Aku sudah kesiangan untuk ke toko!" jawabku sambil mengenakan sepatu.

"Toko?! Ini kan hari minggu! Apa kamu akan buka toko di hari minggu?" tanya mama yang sekarang kebingungan.

"Hah? Hari minggu?" Aku langsung mengeluarkan ponselku dan melihat tanggal hari ini. Aku menepuk keningku sendiri.

"Aku tidak memperhatikan hari," kataku malu ternyata aku salah hari.

Mama hanya tersenyum. "Ayo, sini sarapan dulu! Ingat kamu baru pulih. Jangan sampai kelelahan lagi!" Ia mengingatkan.

Akhirnya pagi yang terburu-buru tadi berakhir. Aku menikmati sarapanku bersama mama dengan tenang.

Aku sedang sibuk di depan laptop saat tiba-tiba Keith datang.

"Maaf ya, kemarin aku tidak bisa datang. Bagaimana kondisimu hari ini? Kamu tidur nyenyak semalam?" tanya Keith penuh perhatian.

"Aku sudah sepenuhnya sehat. Kamu lihat kan sekarang. Aku juga tidur nyenyak. Kamu pasti sangat lelah terus menjagaku. Apa kemarin kamu sudah istirahat dengan cukup, Keith?" jawabku sekaligus bertanya balik.

"Aku bisa tidur nyenyak setelah melihatmu baik-baik saja. Ini hari minggu, jangan bekerja terlalu keras. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Apa kamu masih merasa lelah?" ajak Keith.

"Tidak. Aku benar-benar sehat. Kamu ingin mengajakku ke mana?" tanyaku.

"Aku ingin membawamu menemui nenekku," jawab Keith.

"Sungguh?" Aku berpikir, apakah Keith ingin mengenalkan pacarnya kepada neneknya?!

Keith mengangguk sambil tersenyum.

...🌻🌻🌻...

Kami tiba di sebuah rumah megah. Pertama, Keith mengenalkan Ciara yang datang menyambut kedatangan kami. Kemudian Ciara menuntun kami menemui Ny. Martha yang berada di ruang baca miliknya. Hal pertama yang terjadi adalah Ny. Martha menatapku dari kepala hingga ujung kaki. Aku tersenyum dan membungkuk hormat. Keith merangkul bahuku.

"Nenek, ini Edeline. Wanita yang selama ini aku cintai!" kata Keith sambil mengenalkan ku kepada neneknya.

"Oh ... Apa pekerjaanmu?" tanya Ny. Martha langsung.

"Aku ...." Belum selesai berkata Keith menyela.

"Edeline mengelola usaha milik keluarganya sendiri, toko bunga Edelweis. Sepeninggal ayahnya setahun yang lalu, toko bunga langsung diwariskan kepadanya. Sejak Edeline mengambil alih, toko yang mulanya sepi, kini sudah kembali ramai dan banyak pelanggan yang datang." Keith menjelaskan dengan bangga kepada neneknya.

Ny. Martha tidak menyahut. Ia diam saja dengan pikirannya.

Ciara datang dan menawarkan minuman untuk kami. Dia mengajak kami ke ruang tamu karena minuman sudah tersedia di sana. Keith merangkul bahuku hendak beranjak. Namun Ny. Martha memanggilnya.

"Keith, nenek ingin bicara sebentar!"

"Kamu duluan saja, ya! Nanti aku menyusul!" ucap Keith padaku. Aku mengangguk dan pergi bersama Ciara.

...🌻🌻🌻...

"Jadi, kamu bekerja untuknya?" Ny. Martha bertanya langsung pada Keith.

"Aku bekerja untuk ayahnya selama bertahun-tahun. Ayah Edeline sangat banyak membantuku," jawab Keith apa adanya.

"Kamu bekerja untuk ayahnya. Selama itu ayahnya banyak membantumu. Kamu jadi berutang budi pada ayahnya. Maka untuk membalasnya kamu mencintai putrinya dan mengabdikan hidup untuk keluarganya!?" papar Ny. Martha dengan kesimpulannya sendiri.

"Apa maksud Nenek? Aku tidak pernah berpikir begitu. Aku tulus mencintai Edeline, bukan karena suatu alasan tertentu. Apalagi balas budi," jelas Keith.

"Keith, kamu mana bisa menilai? Karena kamu sudah dibutakan oleh perasaanmu!" tukas Ny. Martha.

"Nenek, aku bukan orang seperti itu. Kenapa Nenek bisa berpikiran seperti itu?" tanya Keith. Ia sangat kecewa dengan ucapan neneknya.

"Nenek ini sudah lebih berpengalaman darimu, Keith. Nenek tidak suka gadis itu! Sebaiknya kamu cari pekerjaan lain saja dan tinggalkan gadis itu supaya kamu tidak terus dijerat oleh dia dan keluarganya," tuntut Ny. Martha dengan keras.

Keith sangat terkejut mendengarnya. Ia ingin membalas ucapan neneknya namun mengingat kondisi kesehatan neneknya yang masih buruk, dia pun memilih pergi tak ingin berdebat dengannya.

...🌻🌻🌻...

Keith kembali dengan wajah gusar. Aku perhatikan setelah berbicara dengan neneknya tadi raut wajahnya tidak seceria tadi. Dia pun lebih banyak diam seperti sedang berpikir. Tidak berapa lama, dia mengajakku pulang. Aku berpamitan dengan Ny. Martha yang masih berada di ruang baca, namun dia tidak menyahut ataupun melihatku. Keith langsung membawaku pergi. Dalam perjalanan pulang pun dia lebih banyak diam.

"Apa ada sesuatu yang terjadi, Keith? Kamu nampak tidak tenang," tanyaku pelan.

"Tidak ada apa-apa, Edeline. Kamu tidak perlu khawatir," jawab Keith berusaha tetap tersenyum.

"Sejak tadi kamu banyak diam. Sepertinya nenekmu tidak menyukaiku, ya?" kataku pelan.

"Jangan bicara begitu! Nenek menyukaimu, dia hanya butuh waktu karena baru pertama kali bertemu denganmu. Dia tidak tahu dirimu yang sebenarnya. Kamu jangan cemas, ya!" Keith menghibur sambil memelukku. Dia mengantarku sampai di rumah.

"Kamu harus percaya padaku. Aku sungguh-sungguh mencintaimu. Ingat, jaga kesehatanmu! Aku tidak mau kamu sampai sakit lagi. Sekarang aku tidak bisa menemanimu, ada yang harus aku lakukan," pesan Keith sambil terus menggenggam tanganku.

"Iya. Aku juga mencintaimu. Kamu mau ke mana? Setidaknya beritahu aku. Supaya aku tidak cemas," tanyaku.

"Sebenarnya aku mau menemui ayahku. Aku ingin mengajakmu tapi aku tidak mau kamu terlalu lelah. Lain kali jika kamu benar-benar sehat sepenuhnya aku akan membawamu ke sana, aku janji! Kamu tidak marah, kan?" jawab Keith.

"Tidak. Hati-hati, ya! Kamu juga harus jaga kesehatan," pesanku.

"Iya. Sekarang masuklah! Aku pergi dulu, ya!" pamit Keith. Setelah mengecup keningku dia pergi.

...🌻🌻🌻...

Keith pergi menemui Henoch. Ia memang berencana ke sana untuk mencurahkan segala isi pikirannya. Sebab selain ayahnya itu, tidak ada tempat lagi baginya untuk bercerita mengenai masalahnya. Awalnya Keith bercerita tentang perbedaan sikap neneknya pada Ariana dengan dirinya. Juga ucapan neneknya barusan yang menurutnya sangat keterlaluan meskipun tidak diucapkan di depan Edeline. Henoch juga sependapat mantan ibu mertuanya itu sudah kelewat batas.

"Jangan terlalu memikirkan ucapan nenekmu, Nak! Ikuti kata hatimu! Lakukan apa yang baik menurutmu, sebab kamu yang menjalani hidupmu bukan dia!" pesan Henoch sebelum Keith pamit pulang.

...🌻🌻🌻...

"Selamat pagi, Sayang! Aku telat menjemputmu di rumah!" sapa Keith saat tiba di toko.

"Kamu memang selalu terlambat!" balasku sambil menyirami bunga-bunga.

Keith memelukku dari belakang dan mencium pipiku. "Aku ingin terus memelukmu seperti ini!" bisiknya.

"Jangan genit. Kita sedang di toko!" Aku mengingatkan.

"Tidak ada yang datang," timpal Keith.

"Sepertinya suasana hatimu sudah kembali baik," godaku.

"Iya. Berkat senyummu," ujar Keith. Ia kembali mencium pipiku yang satunya.

Ronan datang dan berujar, "Ups ... Maaf. Pagi!"

Kami berdua menoleh pada Ronan. Keith segera melepas pelukannya. Ia mengambil alih penyiram dari tanganku.

"Oke. Kembali bekerja sebelum bos kita marah," ucap Keith sedang menggoda. Aku tersenyum.

Dalam perjalanan pulang sore ini. Keith mengayuh sepedanya membonceng ku di belakang. Sambil bergurau dan kadang mengejek. Aku mencubit pinggangnya dengan pelan ketika dia mengataiku.

"Jujur saja, apa kamu pernah merasa malu duduk di belakang sepedaku?" tanya Keith meski nada bicaranya terdengar main-main.

"Aku tidak tahu mengapa harus merasa malu. Justru ini lebih baik dibandingkan harus berjalan kaki belasan mil," jawabku sambil menyandarkan kepalaku ke punggungnya.

"Dulu aku pernah ditolak. Dihina dan dipandang rendah sebagai pemuda bersepeda butut yang tidak menarik bagi wanita," kenang Keith.

"Jadi kamu pernah menyukai seseorang? Aku pikir kamu tidak pernah suka pada siapapun," timpalku.

"Dulu sekali, aku pernah menyukai seseorang. Aku beranikan diri menyatakannya tapi balasannya sungguh menyakitkan. Aku dihina. Sejak itu aku tidak berani menyukai siapapun. Namun kejadiannya berbeda saat aku melihatmu pertama kali datang ke toko bersama ayahmu. Aku berharap kamu akan datang lagi dan lagi. Tapi aku hanya berani menatapmu dari jauh. Kata-kata kasar dari gadis itu masih membuatku takut. Sepertinya aku ini tidak akan jadi orang yang berguna," cerita Keith. Pas sepedanya berhenti di depan rumahku. Aku turun.

"Sekarang kamu tidak perlu takut. Kamu memiliki aku. Ada aku yang menerimamu apapun keadaanmu. Tetaplah menjadi dirimu apa-adanya karena itulah alasannya aku memilihmu," kataku dengan lembut sambil menatapnya lalu aku memeluknya erat.

"Aku mencintaimu, meskipun kamu pemuda bersepeda butut. Ingatlah itu!" bisikku.

Keith tertawa. Dia juga memelukku dengan erat.

^^^bersambung...^^^

1
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ🍫leta⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
hilangkan kenangan masa lalu dengan berlahan .. percayalah semua pasti akan indah pada waktunya
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ🍫leta⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kenangan memang tak bisa menghilang begitu saja .. tapi tetap kita harus membuka lembaran baru dan menjadikan masa lalu sebagai pelajaran sama seperti kita merawat bunga memotong kisah yang tak terpakai agar tumbuh kisah yang baru dan lebih indah
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ🍫leta⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kenapa harus terperangkap dengan masa lalu .. sesakit apapun seindah apapun dulu jadikan semua itu pelajaran berharga karena hidup terus berjalan ke depan bukan ke belakang.
𝐀⃝🥀MAX👉ᴹᴼᶻᴬ
jalanin aja sapelan nya aja jgn asalan
karna buka kisah baru itu perlu tenaga jga hirup udara yg pas😌 utk qm edeline semangat ya buat kisah baru nya lgi😌
𝐀⃝🥀MAX👉ᴹᴼᶻᴬ
duh namanya jga wanita
ga segampang itu menjalani kisah baru dan melupakan yg lama
cari kerjaan baru mngkn akan berubah kehidupan baru dan pastinya akan bertemu dgn org yg baru
semangat
𝐀⃝🥀MAX👉ᴹᴼᶻᴬ
sepi seperti hatiku hari ini tanpa sapaan dr kekasih pujaan hati
masih nyangkut masa lalu jgn mulai buka halaman baru
bisa aja qm yg selanjutnya menyakiti perasaan nya 🙄 pahamkan itu jgn asal hdup aja🙄
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆꙳❂͜͡✯🏡s⃝ᴿ❣️⃝⃟ᷞᶠ●⑅⃝ᷟ◌
gak pernah tahu bunga Edelweis kayak apa 🙃🙃🙃
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆꙳❂͜͡✯🏡s⃝ᴿ❣️⃝⃟ᷞᶠ●⑅⃝ᷟ◌
perhatian dan pengertian banget ya wkwk 🤭🤭
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆꙳❂͜͡✯🏡s⃝ᴿ❣️⃝⃟ᷞᶠ●⑅⃝ᷟ◌
bunga Edelweis Sama Edeline hampir sama namanya hehe pasti orangnya cantik ☺
❁🅢🅐🅛❁$aly
Keith grogi juga juga ya ditatap ama Edeline, mungkin sebenarnya Keith ada rasa ama Edeline 🤔
❁🅢🅐🅛❁$aly
pola pemikiran yg bijak mama Edeline. Sekalian ttp meneruskan usaha yg telah dirintis suaminya
❁🅢🅐🅛❁$aly
sudah sperti itulah klo lagi menjual pas sepi pembeli pasti lah sangat membosankan beda klo lg rame2 nya😊
percaya lah kadang ak di pikirin juga ttp muncul di mimpi🤣
entah esok bangun apa engga🤣🙊
ah elahh orang lagi buru2 juga👩‍🦯👩‍🦯🤣
kea ada hal yang gak bisa di jelaskan deh sama mama, intinya mama gak mau toko bunga itu tutup😌
mimpiin siapa cuhhh😌😌😌
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
basa basi
maybe
wehh karna apa ya mama mempertahankan 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!