Diumur yang tidak lagi muda, susah mencari cinta sejati. Ini kisahku yang sedang berkelana mencari hati yang bisa mengisi semua gairah cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Yang Bikin Tidak Fokus
Pekerjaan majikan telah selesai, dan sekarang aku mencoba mengantarnya pulang. Terlihat dia begitu lelah dan capek sekali, mungkin pekerjaan yang dia pegang bukan hanya satu perusahaan, sehingga dia kelihatan letih sekali.
"Dio?" Panggilnya lemah.
"Ada apa, Non!" jawabku dengan tangan sibuk menyetir.
"Aku laper, kita cepatan sampai rumah. Aku ingin secepatnya makan. Ayo pulang!" keluhnya menatap tajam, menghadap ke arahku.
"Iya, akan kukencangkan laju mobilnya. Nona, sabar dulu, ok."
Sebab melihat majikan sudah memelas seperti orang tak kuat lagi, mobilpun dengan kecepatan penuh telah kulajukan.
Tak henti-hentinya mobil berselok-sleok menghindari mobil lain agar bisa cepat sampai tujuan.
Tak berselang lama, akhirnya kamipun datang sampai dengan selamat, sehingga mobilpun kini terparkir aman dihalaman rumah majikan. Pintupun cepat-cepat kubuka untuk majikan, sebab rasanya aku tak kuasa melihatnya yang begitu lemah sekali berjalan.
Saat majikan sibuk menaiki tangga menuju kamar, akupun sibuk untuk segera memasak didapur. Dengan hobi dan kelihaianku memasak, akupun dengan cekatan langsung memotong sayur kobis, sawi, dan wortel, untuk dijadikan tumisan. Telur kuceplok saja membentuk telur mata sapi, sedang ayam hanya kugoreng, tempepun sudah kupotong memanjang untuk dijadikan sambal goreng. Satu kompor yang ada dua tungku dan kompor listrik, sudah penuh dengan masakan yang ingin kumasak, sebab aku ingin cepat menghidangkannya. Hanya butuh tak sampai 25 menit, akhirnya semua hidangan telah tersedia.
Tok ... tok, pintu kamar majikan telah kuketuk.
"Non Dilla, ayo cepat makan dibawah! Makanan sudah siap semua itu," suruhku.
"Iya Dio. Sebentar!" jawabnya dalam kamar.
"Jangan lama-lama, nanti keburu dingin."
"Iya. Kamu duluan saja. Nanti aku kan nyusul."
Karena ada hal yang ingin kukerjakan dulu, maka akupun tak menunggu majikan untuk turun makan. Tangan sudah sibuk menyiapkan piring dan sedok, gelas, dan air putih untuk dimasukkan dalam wadah kaca.
"Mana sih majikan. Tadi kata sudah lapar, tapi lama banget turun!"
Tangan masih saja sibuk sama urusan dapur. Semua wadah yang sempat dipakai untuk masak telah kutata rapi di rak. Semua serba praktis, jadi harus tetap bisa menjaga kerapian agar bisa nyaman saat memakainya lagi nanti.
"Waaaah, baunya enak banget," sapa majikan yang sudah ingin bergabung makan.
Lapar telah membuatku makan duluan. Perut tidak bisa diajak kompromi menunggu majikan.
"Uhuk ... uhuk," Tiba-tiba akupun tersedak nasi yang sedang kumakan, saat kaget melihat pakaian majikan sekarang.
Tanganpun secepat kilat menyambar air putih, untuk menghilangkan rasa tersedak ditenggorokan.
"Cepat amat kamu masak, Dio! Waah, pasti enak semua ini," cakapnya memuji.
Entah mengapa akupun sudah merasa grogi sekali, dengan bulir-bulir keringat tiba-tiba mulai bercucuran. Karena aku tak tahan melihat penampilan majikan sekarang ini, akupun berniat ingin mencoba menghindarinya. Tak kuasa hanya sekedar menegur. Baju tidur panjangnya begitu tipis sehingga ada beberapa bagian lekuk tubuh tembus pandang. Mata priaku tidak bisa mengontrolnya untuk tak melihat pemandangan gratis itu.
"Maafkan aku, Non. Tiba-tiba rasanya aku kok kenyang begini, ya! Aku mau mandi saja. Rasanya badanku lengket semua nih!" pamitku mencari alasan.
"Eeeh Dio, mau kemana? Makanan belum habis nih! Jangan tinggalkan aku sendirian," panggilnya saat aku berlarian kecil menaiki anak tangga.
"Nanti saja, Non," jawabku terus saja menaiki tangga dengan tergesa-gesa.
"Astaga. Kejam amat kamu!" teriaknya masih kudengar..
Jebret, pintu kubanting sedikit agak kasar.
"Ya salam, Dio. Apa yang terjadi padamu sekarang? Jangan bilang kamu begitu grogi melihat kesexy'an majikan? Aah, dasar majikan ini, ngak ingat apa disini ada pria normal juga, sampai hati dia memakai pakaian itu? Aaah ... bodoh ... bodoh, kenapa kamu begitu tergiur Dio ... Dio," guman hati berbicara kepada diri sendiri, saat melihat majikan memakai pakaian lingerie putih.
Pipi berkali-kali kutepuk-tepuk secara kuat, agar bisa menyadarkan lamunanku yang sedikit agak mesum dan kotor, saat membayangkan yang aneh-aneh atas lingerie. Badan masih saja bersandar dibalik pintu kamar, yang sudah menyesal dan mengutuk diri sendiri, sebab melihat wanita berbaju sexy saja sudah ngiler, bagai tak pernah melihat difilm-film orang barat.
anyway bagi satu perusahaannya ga akan bangkrut kalii bole laa
jangan suka merendahkan orang lain hanya karna orang itu dari kampung..
ntar km kena karma.
semoga dio bisa tahan y jadi pengawal Dilla
nekat banget sih km,,agak laen y cewe satu ini.. 😂🤦♀️