CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, MAAF BILA ADA KESALAHAN WAKTU DAN TEMPAT.
Sequel dari DUKU MATENG
Latar tempat: Kashmir, India
Jakarta, Indonesia
Kecelekaan tragis yang menimpanya bersama Sang Suami tepat di hari pernikahan mereka, membuat statusnya sebagai istri berakhir.
Semua orang menyalahkannya, menganggapnya sebagai wanita pembawa sial. Dia di asingkan jauh oleh keluarganya, karena dianggap aib.
Semua warna yang ada didalam hidupnya sirna, berganti dengan Saree putih yang abadi. Sindur yang di dahinya ikut menghilang.
Tidak akan ada lagi pria yang mau menikahinya, sekalipun dirinya berstatus sebagai Janda Perawan.
Lalu apa yang akan terjadi, saat ada seorang pria datang dan menentang semua tradisi itu?
'PADA AKHIRNYA, HATIMU AKAN DI SEMBUHKAN OLEH SESEORANG YANG MEMILIHMU DALAM KONDISI APA PUN'
[NADARA NIKAM]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak
Sepanjang perjalan keduanya tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Suara jangkrik dan hewan malam menjadi pemandu langkah Aryan. Remang malam yang gelap membuat Aryan begitu hati hati saat melangkah, terlebih saat ini dirinya tengah menggendong Nadara. Dan sepertinya saat ini Nadara mulai terlelap kembali, Aryan dapat merasakan hembusan napas hangat dan teratur di area dadanya.
Gerimis mulai turun, Aryan menghentikan langkahnya sejenak- kedua matanya menatap kesekitar, dia berharap ada tempat yang bisa mereka jadikan tempat berteduh. Gerimis kecil sudah berganti dengan hujan ringan, Aryan terlihat bingung- kalau dia nekat melanjutkan langkahnya, Aryan tidak yakin kalau mereka berdua akan terhindar dari hujan.
Aryan terlihat bimbang, pria itu terlihat kembali melangkah. Namun kedua matanya terus saja menatap ke area sekitar, perkebunan teh dan sayur yang mereka lewati saat ini- menandakan kalau area permukiman masih jauh.
Aryan menghela napas pelan, saat tatapannya tertuju pada satu titik- Aryan melihat sebuah gubuk kecil cukup jauh dari tempat dia berpijak saat ini. Ada rasa bimbang, namun tidak lama hujan mulai turun deras- Aryan mau tidak mau harus segera berlari menuju gubuk yang di jadikan tempat berehat pekerja perkebunan teh ini.
Dekapan Aryan semakin mengencang, memastikan kalau Nadara tidak akan kebasahan. Hujan deras akhirnya turun, kala Aryan dan Nadara sampai di gubuk. Sang Prince menghela napas kasar, tatapannya tertuju pada Nadara yang menggeliat kecil didalam dekapannya.
Senyuman samar Aryan terbit, pria itu mendudukkan dirinya di lantai lembab, tidak peduli kalau kotor atau pun basah. Sedangkan Nadara, wanita itu tetap berada di dalam dekapannya. Aryan bahkan membelitkan juntaian saree yang Nadara pakai agar menutupi tubuh sang wanita.
Hujan turun semakin deras, gubuk kecil itu bergoyang di tiup angin. Udara dingin mulai menusuk kulit, Aryan mulai khawatir- dia tidak yakin kalau akan bertahan semalaman dengan kondisi seperti ini.
Kedua mata Aryan meliar, menatap ke area sekitar gubuk. Tidak ada yang berharga, namun ada sesuatu yang Aryan butuhkan saat ini.
Sebuah kain tergantung di dinding, kain lusuh namun kering- itulah yang Aryan butuhkan sekarang. Sang Prince menggeser tubuhnya, merapatkan diri pada dinding untuk meraih kain yang tidak jauh darinya.
"Kering- lumayan buat selimut," gumamnya.
Kain berukuran dua kali dua setengah meter itu dia belitkan ke seluruh tubuhnya dan Nadara. Membungkus kedua tubuh mereka dalam satu kain, menyalurkan rasa hangat yang membuat Aryan tersenyum dan perlahan menutup kedua matanya.
Aryan yakin kalau hujan yang turun malam ini tidak akan reda cepat, mungkin sampai pagi. Sang Prince merebahkan tubuhnya di lantai, beralaskan kan saree Nadara yang panjang serta kain yang dia dapat tadi.
Sedangkan kedua tangannya mendekap tubuh Nadara tanpa canggung, entah apa jadinya kalau sampai Nadara terbangun nanti. Aryan bahkan tidak berpikir sampai kesana, saat ini yang Aryan pikirkan adalah bagaimana caranya agar mereka tetap bisa merasakan hangat tanpa keluar dari jalur aman.
Sebenarnya posisi yang Aryan ambil saat ini sudah keluar dari jalur aman, apa bila ada orang yang memergoki keduanya. Dari luar, keduanya terlihat begitu intim- seakan tengah melakukan hal yang tidak sepantasnya. Padahal Aryan dan Nadara tidak melakukan apa pun, bahkan Nadara tidak tahu kalau rasa hangat yang dia nikmati berasal dari pria yang selalu mengusiknya.
Nadara terlihat begitu nyaman dalam tidurnya, bahkan tanpa sadar wanita itu semakin merapatkan tubuhnya pada Aryan. Mencari sesuatu yang dapat membuat tidurnya semakin nyenyak, sedangkan di sisi lain- Aryan semakin tidak dapat memejamkan kedua matanya.
"Bisa khilaf kalau ceritanya kayak gini mah," gumamnya frustasi.
Aryan menghela napas pelan, dia kembali mencoba memejamkan kedua matanya. Aryan berharap mereka berdua terbangun sebelum ada warga setempat yang memergoki besok pagi.
**DAH LAH, KU BANTING NIH HP LAMA LAMA YA 😫😫😫😫🤒🤒🤒
SEE YOU NEXT TOMORROW
BABAYYY MUUUAAACCHH😘😘**
tapi kok rasanya nggak puas ya tahu2 habis 🤭😁