Setelah di khianati oleh cinta pertamanya, Alex memutuskan pergi ke Australia untuk mengembangkan perusahaan ayahnya yang ada disana. Sampai akhirnya, dia kembali lagi ke Indonesia dan dia dijodohkan dengan seorang gadis cantik yang ternyata gadis itu pernah menolongnya ketika ia masih berada di Australia. Bagaimana kisah selengkapnya?
Gambar yang terdapat dalam novel ini hanyalah sebagai ilustrasi. Bukan milik author sendiri. Author hanya mengambilnya dari berbagai sumber di internet. Hak cipta sepenuhnya milik masing-masing pemilik bukan milik author...
IG : @embunpagi544
salam hangat author❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Keesokan harinya, Anes yang bangun duluan terkejut karena kini posisinya sudah tidak membelakangi Alex lagi, namun mereka saling berhadapan dengan tangan saling memeluk.
Anes masih ingin menikmati situasi seperti itu, jadi dia memilih untuk diam sebentar dan memandang wajah suaminya yang masih tidur.
"Aku tahu, kalau aku emang tampan, tapi jangan liatin aku seperti itu, nanti kamu terpesona," ucap Alex tiba-tiba dengan mata tetap terpejam dan seutas senyum di bibirnya.
Anes langsung melepaskan pelukannya dan menjauhi tubuh suaminya.
"Si.. Siapa yang liatin mas, GR!" Anes mengelak. Ia malu karena lagi-lagi ketahuan sedang memandang wajah suaminya secara diam-diam. Lalu ia bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah mandi, Anes keluar dengan memakai handuk kimono. Ia terkejut karena suaminya sudah berada di depan pintu kamar mandi.
"Mas ngagetin aja! mas mau mandi? sana aku udah selesai, sekarang mau ganti baju, habis itu mau masak," ucap Anes sedikit gugup karena suaminya kini tersenyum devil kepadanya.
"Mau aku bantu pakein bajunya, kalau begitu tunggu aku sebentar," bisik Alex tepat di samping telinga Anes, hingga hembusan nafasnya bisa dirasakan dan membuat bulu kudu Anes berdiri. Dan Alex langsung masuk ke kamar mandi.
Lagi-lagi Anes merasa tersipu dengan tingkah suaminya yang selalu menggodanya. Anes cepat-cepat menuju room closet dan mengganti bajunya sebelum Alex keluar kamar mandi.
Kemudian Anes bergegas ke dapur untuk membuat sarapan.
"Mmm, sepertinya bi Ani dan bi Ina belum datang," gumam Anes ketika ia sampai di dapur.
Setelah selesai membuat sarapan, Anes naik ke lantai atas untuk mengajak Alex sarapan.
Alex yang sibuk dengan laptopnya menoleh kearah pintu, dilihatnya Anes masuk ke kamar dengan membawa secangkir teh untuk suaminya.
"Ini mas aku batin teh," ucap Anes sambil meletakkan teh dimeja.
"Makasih," ucap Alex singkat dengan tetap sibuk menatap layar laptopnya.
"O ya, aku udah masak buat sarapan, ayo kita turun dan sarapan dulu!" ajak Anes.
"Sebentar lagi, ada hal yang harus aku selesaikan dulu," sahut Alex.
Kemudian, Anes duduk disebelah Alex sembari menunggu Alex menyelesaikan pekerjaannya.
"O ya, bagaimana perut kamu? Apa udah baikan?"
"Udah mendingan kok," jawab Anes.
"Apa perlu aku panggilkan dokter?"
"Nggak perlu mas, aku baik-baik aja, emang kayak gini kalau lagi datang bulan, tidak masalah,"
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Alex mengajak Anes untuk turun dan sarapan.
Di sela-sela sarapan mereka terdengar suara bel.
"Ting tong."
"Biar aku yang buka, mas lanjutin aja makannya," ucap Anes sambil beranjak dari duduknya.
"Bibi, kenapa nggak langsung masuk aja kayak biasanya?" ucap Anes ketika mengetahui kalau yang memencet bel adalah bi Ani dan bi Ina.
"Sekarang kan udah ada non Anes, bibi tidak enak kalau asal masuk aja Non," jawab ni Ani sopan.
"Tidak perlu begitu Bi, tidak apa-apa, seperti biasanya saja,"
"Baik Nona,"
Kemudian, mereka masuk,Anes melanjutkan makan sementara bi Ani dan bi Ina langsung melakukan pekerjaan mereka.
"Mas, hari ini kita tidak ada rencana kemana-mana kan?" tanya Anes.
"Tidak ada, kita di rumah aja, memangnya kenapa?" sahut Alex.
"Mmm apa boleh nanti sepulang kerja aku nyuruh Amel datang kesini?"
"Mau ngapain nyuruh dia kesini?" tanya Alex datar.
"Ya sekedar main aja, biar aku ada teman ngobrol, boleh ya ya ya?" rengek Anes.
"Terserah kamu saja."
"Yee, makasih mas," sorak Anes.
"Hemmm" sahut Alex.
🌼🌼🌼
Setelah sarapan, Anes menghubungi Amel
"Hallo Mel, nanti pulang kerja kamu main kesini ya?" ucap Anes ketika Amel sudah mengangkat panggilannya.
"Kamu kangen ya sama aku, baru juga kemarin kita ketemu udah kangen aja," sahut Amel.
"Intinya kamu mau nggak!" ujar Anes ketus.
"Iya iya! nanti kirim alamatnya, ok? Sekarang aku kerja dulu, baru aja sampai nih,"
"OK selamat bekerja," sahut Anes lalu mematikan teleponnya.
Sementara itu di kantor, Ricko menghampiri Amel untuk menanyakan kabar Anes.
"Siapa yang telepon Mel, Anes ya?" tanya Ricko kepada Amel.
"Ada deh, mau tahu aja, memangnya kalau benar Anes yang telepon kenapa?" tanya Amel sambil menaikkan kedua alisnya.
" Ya tidak apa-apa, pengen tahu saja, apa masih lama dia cuti?" jawab Ricko.
"Kangen ya sama Anes, hayo ngaku!" goda Amel.
Ricko hanya menggaruk-garuk kepalanya sambil cengengesan.
"Huuu kamu sih, nggak berani ngomong langsung ke Anes kalau kamu suka sama dia, keburu diambil orang kan dianya."
"Maksud kamu apa Mel, Anes udah punya pacar?" tanya Ricko serius.
"Bukan cuma pacar, tapi suami!" batin Amel.
"Nggak ada maksud apa-apa, aku asal ngomong. Udah sana lanjutin kerja!" Amel hampir saja keceplosan tadi.
Ricko kembali ke meja kerjanya dengan wajah penasaran.
"Huh untung aja, nggak keceplosan ni mulut," gumam Amel lirih.
🌼 🌼 🌼
Sore harinya, Anes menonton televisi sambil ngemil keripik singkong kesukaannya. Ketika dia mau mengambil keripiknya lagi, ternyata habis.
" Yah habis, malas mau ngambil lagi," sungut Anes dalam hati.
"Ini." Seperti mengerti isi hati Anes, tiba-tiba Alex datang dengan membawakan Anes keripik singkong.
"Hehe mas tahu aja, kalau aku mau lagi keripiknya tapi aku malas buat ambil. Makasih," ucap Anes sambil tersenyum
Alex langsung ambil posisi tidur di sofa dengan kepala di atas pangkuan Anes
"Mas, apa yang kamu lakukan, aku kan sedang,,,"
"Diam, jangan bawel!" Alex memotong omongan Anes sambil memejamkan matanya.
Anes diam tidak berkata apa-apa lagi dan melanjutkan nonton tv dengan kepala Alex di pangkuannya. Sesekali ia menyuapi suaminya keripik singkong, yang awalnya Alex menolak untuk makan, namun akhirnya mau juga dia memakannya karena bujukan sang istri.
Ting tong
"Mas, ada yang memencet bel, biar aku lihat, mungkin itu Amel," ucap Anes. Namun, Alex tak bergeming, dia tetap diam dalam posisinya.
"Mas, bangun dulu aku mau bukan pintu." Anes memaksa menaikkan kepala Alex dari pangkuannya.
"Ganggu aja!" batin Alex.
Kemudian, Anes membuka pintu dan benar saja, yang datang adalah Amel.
"Anes!" Ucap Amel girang dengan langsung memeluk sahabatnya tersebut.
"Ayo masuk!" ajak Anes.
"Wah, ini apartemen besar dan mewah banget, baru tahu di Jakarta ada apartemen seperti ini," mata Amel berbinar-binar ketika memasuki ruang tamu apartemen tersebut.
"Dan kamu tahu, udah segede dan semewah ini masih di bilang sederhana, dan dia pengen pindah ke rumah yang lebih besar dan bagus."
"Sultan mah bebas kali Nes, mau ganti apartemen, rumah, mobil atau apa kayak beli kacang goreng," sahut Amel.
"Ngomong-ngomong, dimana suami kamu?" tanya Amel.
"Di ruang keluarga lagi nonton tv, ayo aku ajak ke sana," jawab Anes dengan menggandeng tangan Amel.
"Selamat sore Pak Presdir," sapa Amel ketika melihat Alex sedang duduk di sofa ruang keluarga dengan muka tanpa ekspresinya.
"Hemmmm" sahut Alex.
Anes dan Amel kemudian ngobrol diruang keluarga tersebut dengan heboh.
"Ember, kalau udah ketemu sama tutupnya ya begitu, cocok, heboh. Suaranya ngalahin kucing yang sedang berantem. Lebih baik aku pergi dari sini, dari pada kupingku terganggu, bisa budeg lama-lama kalau aku disini terus mendengar ocehan mereka." batin Alex melirik sinis ke arah dua bersahabat tersebut.
Kemudian, ia beranjak dari duduknya.
"Mas mau kemana?" tanya Anes.
"Aku mau ke ruang kerja, ada yang harus aku urus, kalian lanjutkan saja ngobrolnya," ucap Alex.
"Tidak usah sungkan, anggap saja rumah sendiri," ucapnya lagi sambil melihat Amel.
"I.. Iya pak terimakasih," sahut Amel.
"Eh Mel, kita pindah ke kamar tamu aja yuk ngobrolnya" ajak Anes.
Kemudian mereka melanjutkan ngobrol dan sesekali bercanda dikamar tamu.
"Eh gimana malam pertamanya Nes, sukses kaaann?" tanya Amel penasaran.
Anes menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Maksud kamu, kamu belum melakukannya?"
Dan lagi Anes tidak menjawabnya langsung ,namun hanya dengan anggukan.
"Sekarang aku malah lagi datang bulan," ucapnya kemudian.
"Hahahaha kasihan sekali pak Alex," tawa Amel meledak mendengar ucapan Anes.
"Ya habis mau gimana lagi, rencana honeymoon ke Maldives aja langsung ia tunda,"
"What? Ke Maldives? beruntung banget sih kamu Nes, bisa bulan madu ke sana, bahkan Tom Cruise dan Catty Perry aja dulu bulan madu sama pasangannya masing-masing, Raisa sama babang Hamis juga kesana bulan madunya. Aahhh aku iri deh sama kamu, cita-cita kamu honeymoon ke sana bisa terwujud," ucap Amel antusias.
"Ya tapi kan aku pengennya ke sana dengan orang yang aku cintai dan mencintai aku Mel," ucap Anes lesu.
"Apa kalian tidak saling mencintai?" tanya Amel kemudian.
"Entahlah Mel, aku tidak tahu mas Alex memiliki perasaan yang sama atau tidak denganku."
"Berarti kamu mencintainya?"
"Sepertinya begitu, entah sejak kapan aku pun tidak tahu. Perasaan ini mengalir begitu saja. Terus aku harus bagaimana? Setiap dia memperlakukanku dengan sangat baik, aku jadi semakin baper,"
"Bagaimana pun sekarang pak Alex sudah sah menjadi suami kamu Nes, kamu tidak bisa menolaknya jika dia meminta haknya,"
"Aku tahu Mel, aku juga mau belajar jadi istri yang baik, dan berharap suatu saat dia akan mencintaiku."
"Aaaahh Anes, aku yakin kok meskipun kalian menikah karena wasiat dari kakek kalian masing-masing, kalian akan bahagia dan saling mencintai," ucap Amel sambil memeluk sahabatnya.
🌼 🌼 🌼
Tak terasa, waktu sudah mulai malam dan Amel berpamitan untuk pulang.
"Aku pulang dulu ya Nes? udah hampir malam,"
"Tidak sekalian makan malam disini aja Mel?"
"Nggak ah Nes, lain kali saja, aku sudah janji mau makan malam sama Dimas (gebetan Amel), dia akan menjemput aku."
" Yasudah kalau gitu, hati-hati ya."
Setelah Amel pamit pulang, Anes menuju ke kamarnya.
" Mas nggak marah kan sama aku?" Tanya Anes pada suaminya yang berada didalam kamar.
"Amel sudah pulang?" tanya Alex
"Sudah barusan, mas marah ya?"
"Tidak"
"Beneran, kalau gitu senyum dong."
"Tidak mau!" tolak Alex.
"Kalau nggak senyum berarti mas marah" ucap Anes dengan nada yang di sedih-sedihkan.
"Cium dulu!" ucap Alex sambil menunjuk pipinya sendiri.
"Apaan sih mas?"
"Yasudah kalau nggak mau, aku nggak mau senyum."
"Iya. Ok. ok"
Dan...
"Cup" ketika Anes ingin mencium pipi Alex, tiba-tiba Alex menoleh dan akhirnya yang dicium Anes bukan pipi tapi bibir Alex.
"Mas Alex!"
"Kenapa? mau lagi?" tanya Alex sambil sedikit tersenyum
"Ck. Dasar!"
"Sudah sana, siapin makan malam aku sudah lapar!" perintah Alex
"Sap bos!" jawab Anes.
💠 Selamat membaca, jangan lupa like. Komen n votenya 💕💕