Dark romance dewasa.
Ayahnya yang seorang Adipati, difitnah dan seluruh keluarganya Kirana dibunuh. Kirana berhasil meloloskan diri dari maut bersama dayang kesayangannya yang bernama dayang Sumi. Di dalam pelariannya, Kirana singgah di Dukuh Seti dan Kirana secara tidak sengaja menyembuhkan seorang wanita di dukuh Seti. Wanita itu ternyata seorang ronggeng. Kirana akhirnya tinggal bersama ronggeng itu dan terpilih jadi ronggeng selanjutnya. Kirana terpaksa bersedia karena jika menjadi ronggeng dia diijinkan masuk ke pendopo agung. Dia ingin membunuh orang pertama yang memfitnah ayahnya dan orang itu tinggal di pendopo agung. Namun, dia justru dikejutkan dengan adanya penggerebekan dan dia menjadi tawanannya Mahapatih Lingga yang dingin dan kejam. Bagaimana nasib Kirana selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetes Airmata
Kirana membuka mata dan seperti biasanya dia mengangkat kedua tangannya ke atas sambil menguap. Tapi kali ini, Kirana tidak jadi menguap dan sontak menutup mulutnya dengan kening berkerut kala ia merasakan sekujur tubuhnya terasa pegal dan pelan namun pasti ia merasakan perih yang mengganjal di bawah sana.
Kirana refleks menyibak selimut dan tersentak kaget saat ia menemukan dirinya berpakaian lengkap tapi kain putih penanda kesucian ada bercak darah.
Kirana menutup mulutnya yang ternganga dengan telapak tangan. Hah?! Aku sudah tidak suci lagi dan......dan......Mahapatih b*j*ng*n itu yang sudah......yang sudah........
Kirana sontak terduduk tegak karena mendengar suara, "Bangun juga akhirnya"
Gadis cantik itu langsung merosot dari ranjang untuk bersimpuh dengan desis kesakitan. Dia agak kesulitan untuk bersimpuh dan saat Kirana semakin meringis kesakitan, Gandi menahan lengan kanan Kirana, "Tidak usah bersimpuh! Duduk saja di tepi ranjang"
Kirana menurut saat suaminya membantunya duduk di tepi ranjang.
Gandi, suaminya Kirana, yang semalam diharuskan menikahi dua orang gadis sekaligus, yakni Kirana dan sepupunya Kirana yang bernama Sekar Ayu demi politik, duduk di depan Kirana untuk bertanya, "Apakah sakit sekali?"
Kirana menggigit bibir bawahnya alih-alih menjawab pertanyaan suaminya karena rasa nyeri di area bawah sana sangat mengganggunya.
"Aku akan panggil tabib" Gandi hendak bangkit berdiri dan Kirana langsung berteriak, "Tunggu!"
Gandi duduk tegak kembali dan bertanya, "Kenapa?"
"Apakah Anda yang menyuruh Mahapatih Lingga, emm, semalam.......apakah Anda.......Anda tahu bahwa saya dan Mahapatih Lingga......"
"Aku tahu dan iya kamu benar. Aku yang menyuruh Lingga melakukan ritual malam pertama ke kamu" Jawab Gandi.
Tes! Satu tetes air mata menetes dari mata cantiknya Kirana. "Kenapa?"
"Aku tidak bisa menjawabnya" Sahut Gandi dengan sorot mata sayu. Entah kenapa melihat Kirana meneteskan airmata hatinya berdesir perih.
Kirana menggigit bibir bawahnya dan menunduk. Tangannya meremas ujung bajunya erat.
"Masuklah tabib!" Gandi langsung berteriak sebelum Kirana sempat mencegahnya.
Setelah tabib melangkah masuk, Gandi bangkit berdiri dan berkata, "Aku akan biarkan kamu diperiksa oleh tabib dan dimandikan oleh para dayang sementara aku akan menemui sepupu kamu, selirku"
Kirana hanya bisa menganggukkan kepala.
Sementara itu, Lingga sedang sibuk di ruang kerjanya. Semalaman dia tidak tidur memikirkan rencana untuk menjebak permaisuri, merebut tahta, dan merebut Kirana. Namun, sebelum semua itu terlaksana, Lingga harus memikirkan cara untuk melindungi Kirana.
Lingga memijat pelipis kirinya dengan ibu jari sambil bergumam di dalam hati, tiga hari lagi aku harus bergulat lagi dengan Kirana di ranjang. Lalu, per tiga hari lagi sampai masa pantangnya Kirana tiba. Kalau Kirana langsung hamil setelah masa pantangnya, maka aku harus percepat rencanaku. Sial! Masih tiga hari lagi aku bertemu dengannya tapi saat ini aku sudah sangat merindukannya. Dia pasti sudah bangun. Apakah dia kesakitan? Karena kemarin dia terus mendesiskan sakit, sakit. Sial! Wajah cantiknya pas dia memekik memanggilku b*j*ng*n membuatku ingin menyatu lagi dengannya secepatnya.
"Kangmas Mahapatih, saya buatkan teh jahe agar Kangmas Mahapatih tidak masuk angin karena semalaman saya perhatikan Kangmas tidak keluar dari ruangan ini" Istri pertamanya Lingga meletakkan nampan dengan pelan dan hati-hati di depan suami tampannya. Suami yang sangat ia rindukan. Suami yang tidak pernah menemaninya setelah pernikahan dan suami yang tidak pernah memberikan nafkah batin padanya sejak malam pertama pernikahannya.
Lingga masih memijat pelipisnya dengan ibu jari dan angannya masih melayang ke wajah seksinya Kirana saat gadis cantik itu berada di bawahnya. Wajah Lingga memerah dan itu membuat istri pertamanya Lingga nekat menyentuh kening Lingga sambil bertanya, "Kangmas wajahnya merah sekali, apa Kangmas demam?"
Lingga tersentak kaget dan refleks menepis kasar tangan istri pertamanya sambil berteriak, "Jangan sentuh aku!"
Jingga mengerjap kaget dan hampir terjatuh di lantai. "Kenapa saya tidak boleh menyentuh suami saya sendiri, Kangmas?"
Lingga mendelik ke Jingga dan berteriak, "Keluar dari sini sekarang juga!"
Kamboja berdiri tegak dan menggelengkan kepala dengan airmata menggenang di kedua pelupuk matanya.
"Keluar aku bilang!!!!" Lingga menggebrak meja dan Jingga langsung berbalik badan lalu berlari kencang keluar dari ruang kerjanya Lingga dengan isak tangis.
Lingga mengeraskan gerahamnya menatap punggung istri pertamanya yang menjauh lalu bergumam lirih, "Kamu pikir aku tidak tahu apa yang dilakukan oleh ayah kamu. Sebentar lagi aku akan menghancurkan ayah kamu, cih!"
Lingga lalu memanggil Dimas. Saat Dimas mendekat, Lingga langsung berkata, "Buang minuman ini! Aku takut dia meracuni aku atas perintah ayahnya"
"Baik, Mahapatih" Sahut Dimas.
