NovelToon NovelToon
Asmaraloka

Asmaraloka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Naik Kelas
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

Ketika Romeo dan Tina mengunjungi sebuah museum desa terpencil, mereka tidak pernah menyangka bahwa patung kuno sepasang Dewa Dewi Asmara akan membawa mereka ke dunia lain—Asmaraloka, alam para dewa yang penuh kemegahan sekaligus misteri. Di dunia ini, mereka bukan lagi manusia biasa, tapi reinkarnasi dari Dewa Kamanjaya dan Dewi Kamaratih—penguasa cinta dan perasaan.
Terseret dalam misi memulihkan keseimbangan cinta yang terkoyak akibat perang para dewa dan iblis, Romeo dan Tina harus menghadapi perasaan yang selama ini mereka abaikan. Namun ketika cinta masa lalu dan masa kini bertabrakan, apakah mereka akan tetap memilih satu sama lain?
Setelah menyadari kisah cinta mereka yang akan berpisah, Sebagai Kamanjaya dan Kamaratih mereka memilih hidup di dunia fana dan kembali menjadi anak remaja untuk menjalani kisah yang terpisahkan.
Asmaraloka adalah kisah epik tentang cinta yang melintasi alam dan waktu—sebuah petualangan magis yang menggugah hati dan menyentuh jiwa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Cerita para remaja

"Sudahlah, lupain aja," gumam Romeo sambil merebahkan tubuhnya di kursi taman. Ia berusaha menenangkan pikirannya yang terus dipenuhi bayangan Tina.

Hanan menoleh dengan alis terangkat. "Serius lo bisa lupain? Kayaknya nggak, deh."

Romeo menghela napas panjang. "Ya gimana, Han. Gue nggak mau mikirin hal yang nggak penting. Gue cuma mau fokus sama hidup gue, oke?"

Danan menyeringai, mencoba menggodanya. "Fokus? Fokus ngapain? Mikirin Tina lagi, ya?"

"Ngawur lu, Danan!" Romeo menendang pelan kaki temannya, meski wajahnya sedikit memerah. "Gue serius, udah nggak mau mikir aneh-aneh. Rumor itu nggak ada buktinya."

Hanan mengangguk-angguk pura-pura serius. "Oke, kalau lo bilang gitu. Tapi coba pikir, kenapa Tina bisa muncul di rumor itu? Kalau nggak ada yang bener, ngapain orang bahas?"

Romeo terdiam, matanya memandang langit. "Ya siapa tau. Mungkin cuma iseng. Gue nggak mau terjebak sama hal nggak jelas."

Danan mendekat sambil menepuk pundaknya. "Yaudah, santai aja, Reo. Tapi kalau suatu hari Tina beneran jadi perhatian lo, jangan lupa traktir kita, ya."

Romeo hanya mendengus, mengambil botol minumnya dan meneguknya dalam-dalam, seolah ingin membasuh pikiran-pikirannya. Namun, jauh di dalam hati, ada sesuatu yang tidak bisa ia abaikan begitu saja.

Tina yang datang pagi-pagi, membawa jaket Romeo yang sedang menyalin buku catatan itu sibuk sekali. Biasa gak buat pr. "Nih jaket Lo!" kata Tina yang menyerahkan jaket itu ke Romeo.

"Wih makasih, dah wangi nih." jawab Romeo yang menerima jaketnya itu.

Tina mendengus kecil, melipat tangan di dadanya. "Ya iyalah wangi, gue cuci semalem. Lo pikir gue kasih balik dalam keadaan bau apa?"

Romeo menyeringai jahil, sambil mengamati jaketnya. "Gue kira bakal ada surat cinta nyelip di kantongnya."

Tina memutar bola matanya, mencoba tidak terpancing. "Mimpi aja lo, Reo. Gue balikin jaket lo aja udah baik hati."

Romeo tertawa kecil sambil menyimpan jaketnya di tas. "Makasih, Kapten Piket. Lo datang pagi-pagi emang niat banget cuma buat balikin jaket gue?"

Tina menghela napas panjang. "Enggak. Gue cuma nggak mau dibilang ngutang barang. Lagian gue udah janji mau balikin hari ini."

Romeo mengangguk, masih tersenyum. "Baiklah, Kakak Tina yang bertanggung jawab. Oh ya, ngomong-ngomong, gue ada titipan PR buat lo. Lo pasti nggak nyangka kan?"

Tina langsung melotot. "Apaan? Lo bikin PR sendiri aja nggak pernah. Jangan-jangan mau nyuruh gue nyalin buat lo?"

Romeo mengangkat bahu sambil menyeringai. "Ya kali aja lo mau bantu, kan gue sibuk mikirin rumor."

"Rumor apaan lagi?" tanya Tina, sedikit curiga.

Romeo mendekat sambil menatapnya dengan ekspresi misterius. "Ah, nggak penting. Gue cuma bercanda. Santai aja, Kapten."

.......

Kebetulan Romeo ada di perpustakaan sekolah, "Kayaknya Lo harus sering main sama Tina terus deh ya." kata Hanan tiba-tiba muncul di belakangnya. Romeo ingat kalau Tina sering ke kantin bersama Hanan juga makan siang di kelas. Kadang Hanan juga bawa bekal makanan untuk Tina ataupun sebaliknya.

"Gue jarang sama dia, tapi malah Lo yang sering sama dia." ucap Romeo yang menatapnya dengan tatapan tajam? Itu yang Hanan lihat dari ekspresi Romeo.

Romeo menoleh ke arah Hanan dengan alis terangkat. "Lo ngomong gitu, kenapa? Lo cemburu, ya?" katanya setengah bercanda.

Hanan hanya tertawa kecil sambil duduk di kursi sebelah Romeo. "Cemburu? Enggak, gue cuma bilang aja. Lo itu aneh, malah mikirin rumor-rumor di base sekolah. Kalau penasaran sama Tina, mending langsung aja tanya ke dia."

Romeo menghela napas dan meletakkan buku yang sedang dibacanya. "Gue nggak penasaran. Cuma... ya aneh aja sih. Lo kan sering banget sama dia. Kadang gue ngerasa kayak Lo lebih kenal dia daripada gue."

Hanan tersenyum sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. "Mungkin karena gue nggak banyak mikir kayak lo. Gue santai aja. Tina itu cuma teman, dan dia percaya sama gue."

"Percaya? Maksud lo?" Romeo memicingkan matanya, mencoba menangkap maksud Hanan.

Hanan menoleh sambil menyeringai. "Ya, percaya buat bantu dia dalam hal-hal tertentu. Kayak, misalnya... rahasia kecil."

Romeo langsung duduk tegak, penasaran. "Rahasia apa? Lo nyimpan sesuatu dari gue?"

Hanan terkekeh sambil mengangkat bahu. "Nggak penting buat lo, Reo. Udah, jangan kebanyakan mikir. Gue pergi dulu, ya. Lo lama-lama bisa makin kepikiran Tina kalau kayak gini."

Romeo hanya diam, menatap punggung Hanan yang berjalan keluar perpustakaan. Kata-kata Hanan terus terngiang di kepalanya. Rahasia kecil? Tina percaya sama Hanan? Apa yang sebenarnya terjadi? Romeo merasa semakin penasaran, meskipun ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu bukan urusannya.

Sepulang sekolah hujan begitu deras jadi Tina biasanya pulang menunggu di halte sedangkan ia tak bisa ke halte depan sekolah karena hujan.

Tiba-tiba ada jaket di atas kepala Tina, ia menolehkan kepalanya ke arah samping ternyata itu Romeo.

"Ayo ke halte sama gue!"

Tina terkejut sejenak, lalu menatap Romeo yang sudah basah kuyup sebagian karena jaketnya kini melindungi kepala Tina.

"Lo nggak bawa payung?" tanya Tina, suaranya sedikit lebih lembut dari biasanya.

Romeo menggeleng sambil tersenyum kecil. "Nggak. Tapi gue nggak masalah basah. Ayo, nanti lo sakit kalau kelamaan di sini."

Tina ragu-ragu sejenak, tapi akhirnya ia berdiri. "Tapi Lo sendiri? Jaketnya..."

"Udah, jangan banyak mikir. Gue cowok, kuat kena hujan sedikit mah. Lo yang penting nggak basah." Romeo melangkah ke depan, memastikan Tina mengikuti di belakangnya.

Mereka berlari kecil bersama menuju halte, dengan Tina memegang jaket Romeo di atas kepalanya. Suara hujan deras menutupi kebanyakan suara lain, tapi Tina merasa aneh dengan keheningan yang tiba-tiba terjadi di antara mereka.

Sesampainya di halte, Tina mengembalikan jaket Romeo. "Nih, makasih," katanya pelan, mencoba mengatur napasnya.

Romeo menerimanya dengan santai, memeras ujung jaketnya yang basah. "Sama-sama. Lain kali, jangan lupa bawa payung."

Tina hanya mengangguk. Namun, tiba-tiba ia merasa bersalah. "Lo jadi basah gara-gara gue..."

Romeo tersenyum, memotong kata-kata Tina. "Nggak apa-apa. Gue udah sering kena hujan. Tapi lo, kayaknya baru pertama kali ada yang nolongin kayak gini, ya?"

Tina tersipu, merasa sedikit malu. "Mungkin..."

Hujan terus turun deras di luar halte, sementara mereka berdua terdiam. Ada sesuatu yang berbeda dari keheningan ini, sesuatu yang Tina belum bisa pahami.

Pagi itu, Romeo berdiri di depan rak cokelat di supermarket dekat sekolah. Tangannya sudah menggenggam satu kotak cokelat, tapi pikirannya masih berkecamuk.

"Ngapain juga gue beli ini? Emangnya dia bakal peduli?" gumamnya dalam hati.

Tapi entah kenapa, kakinya tetap bergerak ke kasir. Setelah membayar, ia memasukkan cokelat itu ke dalam tasnya dengan cepat, seolah takut ketahuan.

Sesampainya di sekolah, suasana sudah terasa berbeda—banyak siswa yang membawa cokelat dan hadiah kecil untuk diberikan kepada teman atau orang yang mereka suka. Romeo memperhatikan sekeliling dan melihat Dika sedang mengobrol dengan Tina.

"Aduh, kenapa malah ketemu mereka duluan?" pikirnya sambil mencoba berjalan ke arah lain.

Dika sudah lebih dulu melihatnya dan langsung melambaikan tangan. "Romeo! Sini, bro!"

Romeo mendekat dengan ekspresi datar. "Apaan sih, ribut banget?"

Dika menyeringai dan berbisik pelan, "Lo bawa cokelat, kan?"

Romeo meliriknya tajam. "Biasa aja kali. Bukan buat siapa-siapa."

Romeo hanya mengangguk, lalu buru-buru duduk di bangkunya. Di dalam tasnya, cokelat yang ia beli masih tersimpan rapi.

"Kasih gak ya?" pikirnya, sambil melirik Tina yang asyik mengobrol dengan Dika.

Mereka terlihat akrab seperti biasa. Romeo langsung merasa gengsi. Kenapa gue harus peduli?

Tanpa bicara apa-apa, Romeo melewati mereka dan duduk di tempatnya. Ia mencoba bersikap santai, tapi tetap saja sesekali melirik ke arah Tina.

Dika menoleh ke Romeo dengan ekspresi usil. "Lo kenapa diem aja? Pagi-pagi udah bad mood?"

Romeo menghela napas. "Biasa aja kali."

Tina, yang tadinya sibuk membalas pesan di ponselnya, akhirnya menoleh. "Eh, lo dari mana tadi?"

Romeo melirik sekilas. "Supermarket."

Dika langsung nyengir. "Beli cokelat, ya?"

Romeo menatap tajam ke arah Dika. "Sok tau."

Dika malah tertawa pelan, sementara Tina hanya menaikkan alisnya, bingung dengan obrolan mereka. Romeo jadi semakin ragu. Kalau gue kasih, reaksi dia bakal gimana?

Ia memasukkan tangannya ke dalam tas, menyentuh bungkus cokelat itu. Tapi saat hendak mengeluarkannya, ia malah menarik napas panjang dan menutup tasnya lagi.

Nanti aja. Kalau ada momen yang pas.

1
sjulerjn29
" kita beneran dewa"😂
sjulerjn29: ya ampun thor suasana kerajaan tp gk ngebosenin .
thor mampir di episode baru ceritaku😊🤭
total 1 replies
HNP
semangat, jangan lupa follback.💪
iqbal nasution
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!