NovelToon NovelToon
JEBAKAN JODOH

JEBAKAN JODOH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: gongju-nim

dapat orderan make up tunangan malah berujung dapat tunangan.Diandra Putri Katrina ditarik secara paksa untuk menggantikan Cliennya yang pingsan satu jam sebelum acara dimulai untuk bertunangan dengan Fandi Gentala Dierja, lelaki tampan dengan kulit sawo matang, tinggi 180. Fandi dan Diandra juga punya kisah masa lalu yang cukup lucu namun juga menyakitkan loh? yakin nggak penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gongju-nim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

022. Jebakan Jodoh

Fandi kembali melirik ke belakang dan terkejut melihat Diandra yang sepertinya menangis di pelukan Sisilia, terlihat dari bahu wanita itu yang naik turun begitu juga dengan Githa dan Sisilia yang tampak beberapa kali mengusap mata. Menyadari ada yang tidak beres pada wanita pujaan hatinya, Fandi bergegas mematikan rokok yang masih sisa setengah lalu menghembus asap dari dalam mulutnya, lelaki itu juga mengibaskan tangan agar asap rokoknya segera menghilang.

"Ada yang nggak beres kayaknya." Fandi berkata kepada kedua sahabatnya dengan sedikit panik.

Lelaki itu lalu bergegas menghampiri Diandra. Jerry dan Randu yang belum mengerti situasi pun mencoba menyelami maksud perkataan Fandi barusan. Setelah keduanya mengikuti arah langkah lebar Fandi barulah sedua lelaki itu paham, memang ada yang tidak beres dengan para wanita yang mereka tinggalkan sebentar untuk merokok.

"Apa gue bilang, emang ada yang nggak beres dari tadi." Jerry menatap Randu sebal.

Sedari tadi memang firasatnya sudah tidak enak, Githa sangat menjaga sikap ditempat umun. Tidak sembarang tempat wanita itu berteriak karena sebagai influencer tentu saja harus menjaga sikap jika tidak ingin karirnya mendadak jatuh. Sama seperti Fandi, Jerry dan Randu juga mematikan rokok mereka lalu bergegas menghampiri para wanita yang masih menenangkan Diandra bersama Fandi yang sudah lebih dulu sampai.

"Hey, hey. Kenapa? Hm?" Fandi berkata pelan sambil mengelus lembut punggung Diandra yang masih didekap erat oleh Sisilia.

Punggung Diandra masih bergetar, walau isakkannya tidak terdengar namun Fandi tahu jika wanita itu masih menangis. Fandi menanyakan pada Sisilia dan Githa yang sudah mulai bisa menguasai dirinya lewat tatapan, namun keduanya kompak menggeleng. Bukan tidak ingin memberi tahu pada Fandi, namun ini bukan ranah keduanya. Biar saja nanti Diandra yang menjelaskan sendiri masalah pribadinya.

Ini juga salah satu rahasia persahabatan mereka awet, mereka tidak sembarangan membuka aib satu sama lain kepada orang lain. Sebisa mungkin mereka bungkam jika ada yang menanyakan terkait masalah yang menurut mereka 'masalah pribadi'. Kita tidak pernah tahu maksud, tujuan, serta isi hati orang lain, bisa saja mereka menanyakan hal pribadi bukan karena sekedar ingin tahu melainkan untuk menjatuhkan ataupun menjelek-jelekkan. Mereka tidak ingin berakhir menjadi bertengkar dengan sahabat sendiri, lalu perlahan persahabatan yang sudah susah payah mereka bangun bertahun-tahun hancur begitu saja karena hal yang dianggap sepele.

"Kenapa? Ada yang sakit?" Fandi kembali bertanya dengan lembut, tangannya tak berhenti mengelus lembut punggung Diandra naik turun.

Setelah berhasil mengendalikan diri, Diandra melepaskan pelukannya pada Sisilia. Wanita itu lalu menggelengkan kepala pelan, lalu menghapus airmata yang masih sesekali menetes.

"Gapapa" Diandra berkata dengan suara parau lalu menatap Fandi yang tengah menatapnya dengan pandangan teduh, membuat Diandra ingin kembali menangis saja rasanya.

Kenapa seseorang yang disebutnya sebagai kekasih justru membuat hatinya sakit bukan main, bertahun tahun menjaga hubungan agar tetap baik-baik disaat mereka menjalani hubungan jarak jauh bukan hal yang mudah. Kesetiaannya dibalas penghianat yang paling menyakitkan, yaitu selingkuh. Dengan sesama jenis pula. Diandra kembali meneteskan airmata dan menunduk dalam. Isakkannya kembali terdengar pelan.

"It's ok. Everything ok. Hmm," Fandi duduk bertumpu lutut di lantai kemudian membawa Diandra kedalam pelukan hangatnya. "I'm here."

Meski sangat ingin tahu apa yang terjadi sehingga Diandra menangis sedemikian rupa, Fandi tetap menahan rasa ingin tahunya begitu juga Jerry dan Randu. Jerry yang juga duduk melantai, merangkul erat bahu sang kekasih, Githa. Sedangkan Randu yang bertumpu dengan kedua lutut hanya memegang bahu kanan dan kiri Sisilia dari belakang, kedua wanita itu kembali ikut menangis bersama Diandra.

Selama beberapa menit hanya suara isakkan Diandra yang terdengar, mereka membiarkan Diandra meluapkan tangisannya. Fandi dengan sukarela membiarkan baju bagian dadanya basah oleh airmata Diandra. Sisilia dan Githa sudah bisa menguasai diri, keduanya hanya duduk diam memandang lurus kearah Diandra. Diandra sendiri memeluk erat pinggang Fandi seakan meminta kekuatan pada lelaki itu. Fandi dengan sabar terus menenangkan Diandra dengan mengelus lembut punggung wanita itu sambil sesekali mengucapkan kalimat menenangkan untuk wanita pujaannya. Perlahan Diandra mengangkat wajahnya dari dekapan Fandi, raut wajah khawatir dari lelaki yang tanpa lelah mengusap punggungnya itu langsung menyambut pandangannya.

"Maaf, bajunya jadi basah." Diandra berkata pelan, lalu menarik ingus. Tangannya mengelus lembut baju Fandi yang basah.

"Gapapa," Fandi berkata lembut, tangannya mengangkat wajah Diandra agar mendongak "Mau pulang aja? Kayaknya kamu lagi nggak baik-baik aja." Fandi mengusap sisa airmata di pipi mulus Diandra.

Diandra menggelengkan kepala, "Enggak, udah jauh jauh kesini masa pulang," Diandra kembali menarik ingus lalu mengusap matanya dengan kasar "Udah gapapa kok, beneran deh." Diandra menatap melas pada Fandi.

Fandi menghela napas sedikit panjang, tatapannya masih lurus pada Diandra. Diandra berbohong, wanita itu sedang tidak baik-baik saja. Sangat anti bagi Diandra menangis didepan umum. Saat tangannya cidera sewaktu jatuh saat berlatih karate semasa SMA saja Diandra tidak menangis, wanita itu baru menangis saat Fandi menyeretnya melipir ke taman belakang sekolah. Tulang siku bergeser naik ke lengan bagian atas, melihatnya saja membuat Fandi ngeri sendiri. Diandra malah masih sempat cengengesan, namun saat di taman belakang sekolah segala tangisnya kesakitannya tumpah. Setelah puas menangis, barulah Diandra mau diajak kerumah sakit. Itu juga dengan sedikit paksaan dan ancaman bahwa mungkin saja dirinya tak lagi bisa ikut segala macam seni bela diri jika tidak segera diobati.

Terbukti perkataan Fandi benar, cidera serius dialami Diandra karena telat penanganan. Bahkan wanita itu juga harus mendapatkan beberapa kali operasi agar tulangnya kembali kejalan yang benar, dan juga harus menjalani rawat inap beberapa saat dirumah sakit, dokter bahkan melarangnya untuk ikut segala macam seni bela diri ataupun olahraga yang dapat membahayakan tangannya lagi. Impiannya menjadi atlet bela diri harus Diandra kubur dalam dalam.

Diandra sempat menjadi pendiam beberapa bulan, Fandi yang merasa menyesal tentu saja menyalahkan dirinya karena tidak langsung menyeret Diandra ke rumah sakit. Padahal Diandra diam bukan karena menyalahkan lelaki itu, dirinya menyesal karena kebodohannya yang sempat menolak ajakan Fandi untuk langsung kerumah sakit justru membuat mimpinya terkubur.

Dokter juga melarangnya membawa beban berat ditangan kiri karena mungkin bisa menyebabkan tulang tangannya kembali bergeser, dirinya juga dulu harus bolak balik ke tukang urut bersama kedua orangtuanya. Tak lupa juga segala jenis obat-obatan medis serta jamu yang bukan main pahitnya yang terus dicekoki oleh neneknya, ingin menolak namun Diandra tak kuasa mendengar segala petuah dan nasehat panjang lebar yang dilontarkan oleh orang-orang terdekatnya.

"Oke, aku nggak akan tanya kamu kenapa. Aku akan tunggu kamu cerita, itu juga kalo kamu mau." Fandi mengusap lembut kepala Diandra.

1
Nunuy
semangatttt thor..gk sabar liat Randu kasih bogem ke mantanx Sisilia 🤨
Gongju-nim: Randu : "apa sih yang nggak buat kamu 😉"
total 1 replies
Mas Sigit
diandra bkn hilda thor
Gongju-nim: waduh, bagian mana itu. ngetik udah ngantuk jadi namanya ketukar 🙏🏻
total 1 replies
Haikal Kal
semangat kak
Gongju-nim: terimakasih sayang 🥰
total 1 replies
Ria Mayasari
/Rose/
Gongju-nim: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Victorfann1dehange
Lanjutkan kisahnya segera ya, thor
Gongju-nim: siap sayang ku 🥰
total 1 replies
Dálvaca
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
Gongju-nim: makasih sayangku 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!