NovelToon NovelToon
Mas CEO I Love You

Mas CEO I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Persahabatan / Romansa
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Aluna, 23 tahun, adalah mahasiswi semester akhir desain komunikasi visual yang magang di perusahaan branding ternama di Jakarta. Di sana, ia bertemu Revan Aditya, CEO muda yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti drama. Aluna yang ceria dan penuh ide segar justru menarik perhatian Revan dengan caranya sendiri. Tapi hubungan mereka diuji oleh perbedaan status, masa lalu Revan yang belum selesai, dan fakta bahwa Aluna adalah bagian dari trauma masa lalu Revan membuatnya semakin rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Pintu kamar mandi terbuka, tapi Aluna sepertinya belum terbiasa dengan pemandangan itu.

Ya ampun ...., dia sengaja menggodaku, Revan keluar dari kamar mandi dengan hanya melingkarkan sebuah handuk kecil di pinggangnya hingga membiarkan dadanya terbuka, bahkan sisa air mandinya masih tersisa di sana, aroma sabun juga menyeruak ke lubang hidung Aluna tanpa filter sama sekali.

"Aaaa...., kenapa kamu telanjang seperti itu!?" teriak Aluna begitu Revan berjalan mendekat ke arahnya sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Revan tersenyum, ia suka melihat Aluna yang panik. Ia malah sengaja semakin mendekat tanpa menimbulkan suara.

Aluna yang tidak mendengar suara Revan, pun perlahan menyingkirkan telapak tangannya dari wajah.

"Aaaaaaaa.....,"

Aluna berteriak saat mengira Revan sudah pergi tapi malah berada tepat di depan wajahnya, ia hendak mendorong tubuh Revan tapi sepertinya ia salah mempersiapkan pergerakannya, bukannya membuat tubuh Revan terdorong malah membuat kaki Revan tergelincir dan tubuhnya terhuyung tepat di atas tubuh Aluna, mereka terjatuh di atas tempat tidur.

Apa yang keras-keras ini? Kenapa rasanya seperti ingin menekan? Aluna mulai panik saat merasakan ada benda keras yang menekan selangkangannya, "Pak Revan, sepertinya ada yang keras di bawah." ucap Aluna dan berhasil membuat wajah Revan tiba-tiba memerah.

Srekkkk

Revan dengan cepat beranjak dari tubuh Aluna, dan segera berbalik. Ia tidak bisa jika sampai Aluna melihat rudalnya yang siap tempur.

"Aku tiba-tiba gerah ..., aku harus mandi dulu. Sebaiknya kamu pesan makanan dan jangan masuk kamar dulu sebelum aku selesai mandi."

Setelah mengatakan itu, Revan tidak membuang waktu. Ia segera kembali berlari ke kamar mandi, saat ini ia membutuhkan air dingin untuk menidurkannya' kembali.

Apa yang terjadi? Aluna sampai mengerutkan keningnya mencoba mencerna apa yang terjadi pada pria itu. Padahal saat ini udara dingin, bisa-bisanya pria itu mandi hingga dua kali.

"Ya sudah lah, aku turuti saja perintahnya. nggak buruk juga."

Aluna pun memilih beranjak dan keluar dari kamar, ia tidak mau kejadian tadi terulang lagi. Ia segera memesan makanan dari restauran terdekat dan langsung delivery ke apartemen mereka.

Setelah makanan datang, Aluna segera menyiapkan makanan itu ke atas piring,

"Lama sekali mandinya, perasaan tadi nggak Sampek sepuluh menit, sekarang kok sudah satu jam nggak keluar-keluar. apa aku panggil aja ya."

Aluna sudah menunggu lima menit sejak makanannya tersaji di atas meja. tapi pria itu tidak juga keluar.

"Jangan-jangan dia ketiduran lagi." gumamnya, kemudian ia memutuskan hendak menyusul Revan ke kamar tapi baru saja beranjak dari duduknya, tiba-tiba pria itu sudah muncul saja dari balik pintu. Aluna pun kembali duduk, menunggu Revan bergabung dan segera makan karena ia memang juga sudah lapar.

"Kok lama? Pak Revan nggak ketiduran kan di kamar mandi?" tanya Aluna begitu Revan duduk.

Revan menatap Aluna sebentar kemudian beralih pada makanannya, "Aku harus menjinakkan sesuatu dulu." jawab Revan tanpa ekspresi.

Tapi berbeda dengan Aluna, ia mengerutkan keningnya, "Maksudnya ada hewan buas? Atau kamu punya peliharaan yang galak ya? Jangan menakutiku, aku bisa takut kalau di apartemen sendiri."

Revan menarik sudut bibirnya, entah sejak kapan pria dingin itu jadi sering tersenyum. Bahkan kebiasanya pulang pagi, mabuk sepertinya perlahan ia lupakan. "Dia selalu bersamaku, bukan hal yang bahaya. Malah bisa menyenangkan pemiliknya. Sering bikin nagih."

"Ada ya peliharaan yang seperti itu? Aku kok nggak pernah lihat kamu bawa-bawa peliharaan ke mana-mana? Kasih lihat ke aku dong, aku juga mau." ucap Aluna dengan polosnya, ia benar-benar tidak tahu apa yang di maksud Revan ini.

"Belum saatnya kamu lihat, nanti kalau sudah saatnya, kamu juga tahu sendiri. Nggak akan aku tutupi lagi di depan kamu, kamu bisa lihat sepuasnya."

"Ihhhh ....., misterius sekali sihhh."

"Sudah makan dulu makanannya, nanti keburu dingin. Kamu juga belum mandi kan." perintah Revan sengaja untuk mengalihkan pembicaraan mereka.

"Baiklah," meskipun tidak iklas, Aluna pun hanya bisa menurut dan mulai menyantap makanannya.

****

Revan menatap Aluna yang tidur pulas di sampingnya. Ia tidak pernah menyangka bisa tidur satu ranjang dengan gadis itu.

Senyum di bibir Revan tiba-tiba pudar saat tiba-tiba bahu Aluna bergetar halus, suara rintihan juga mulai terdengar dari bibirnya diiringi dengan air mata yang tiba-tiba meleleh dari sudut matanya, dan bahu itu bergetar lebih cepat lain, isakan mulai terdengar dari Aluna tapi matanya tampak terpejam.

"Aluna ....,kamu kenapa? Aluna ....,"

Revan berusaha membangunkannya tapi tidak bisa hingga tangan Revan tiba-tiba di genggam begitu erat oleh Aluna,

"Jangan pergi ...., jangan pergi ...., jangan pergi ....," rancau Aluna dalam tidurnya, keringat dingin keluar dari pori-pori keningnya.

"Aku tidak akan pergi, Aluna. Kamu tenanglah ...," ucap revans sembari mengusap peringat Aluna dengan tangan satunya sedangkan tangan lainnya ia biarkan di genggam oleh Aluna.

Hingga perlahan tangis Aluna mereda dan Aluna kembali dengan nafas teraturnya.

"Maafkan aku, pasti aku yang membuat luka itu, Aluna. Maafkan aku ...," rasa bersalah Revan kembali muncul, ia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpa Aluna dan kakaknya beberapa tahun silam.

Bersambung

Happy reading

1
yuning
🔥🔥
Entin Fatkurina
makinn penasaran,peristiwa apa yang membuat revan trauma.
yuning
kamu rumahku, sweet
Entin Fatkurina
keren revan.
Entin Fatkurina
tetap semangat
yuning
dia jodohmu Tifani 😁
yuning
asisten sama bosnya sama
yuning
pak CEO keren
Entin Fatkurina
sebelas dua belas dengan bosnya.
Lina Herlina
yg bner aja pagi sampe jm 11 malem
Entin Fatkurina
revan benar benar keren.
Entin Fatkurina
menunggu detik detik penyelamatan aluna.
Entin Fatkurina
intinya, tetap semangat aluna.
yuning
Revan gak mau nurunin gengsi , Aluna gak punya kepercayaan diri 🥴
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siapppppp
total 1 replies
yuning
hmmm
Tri Ani: hmmmmm
total 1 replies
Entin Fatkurina
kuatkan imanmu Aluna😊😊😊
Tri Ani: mantap
total 1 replies
yuning
Revan tukang gengsi 😁
Tri Ani: setuju
total 1 replies
Entin Fatkurina
so sweet.
Tri Ani: makacihhhhhh😘😘😘😘
total 1 replies
yuning
pak Revan, sweet juga ya
Tri Ani: menyala
yuning: langsung lunglai kita 😅
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!