Biarkan Aku, Yang Pergi

Arumi kembali mengecek situasi. Benar saja, keluarga Nicholas sudah tidak ada di sana. Melihat keadaan rumah yang sudah sepi. Arumi lansung bergerak cepat, dia segera membawa koper koper yang telah di siapkan tadi. Baru nanti selanjutnya akan ke kamar putrinya.

"ini kesempatan bagus, aku tidak mau kalau harus bertahan di keluarga ini. Jangan sampai aku terlambat bertindak dan mereka bisa berbuat semakin semena mena kepadaku.

Benar apa kata kak Jo. Aku tidak perlu sampai menunggu mereka sampai menikah. itu hanya akan membuat sengsara hidupku serta putriku" ujarnya sambil mengangkat koper miliknya.

Dengan cepat, Arumi telah memindahkan koper miliknya ke dalam mobil. Dia lantas menemui putri dan susternya untuk segera pergi meninggalkan rumah tersebut.

"Apa semua sudah selesai? Apa masih ada yang belum di kemas?" tanya Arumi saat pintu kamar milik putrinya di buka.

"Semua sudah selesai Nona. Maaf, tadi saat berkemas nona Michelle terbangun. Jadi, dia juga bantu mengemasi baju miliknya" jawab suster Neni.

"kalau begitu ayo kita lansung masukkan semua. Kita tidak bisa terlaku lama disini. mumpung mereka semua ada di luar. Jadi, ini kesempatan untuk kita buat pergi dari sini" ujar Arumi menyeret beberapa koper milik putrinya. Dan Neni membawa satu barang miliknya juga milik nona nya. Semua mereka bawa tanpa ada yang di tinggal satu barang pun.

"Mama, kita mau kemana?" tanya Michelle yang sudah ada di pangkuan suster Neni. Saat ini Arumi mulai melakukan mobilnya untuk meninggalkan rumah mertuanya.

"kita akan ke rumah Oma dan Opa sayang" jawabnya dengan tenang.

"Yey, kita ke rumah Oma dan Opa" jawabnya dengan senang.

"Nona Michelle senang kan?" tanya suster Neni

"Senang dong Sustel. Michelle sudah lama tidak ke lumah Oma dan Opa" jawabnya dengan mata berbinar. Dia rindu canda tawa bersama dengan Oma dan Opanya. Tapi sampai saat ini Michelle masih belum bertemu dengan Om-nya, atau Adik dari Mamanya.

Tak ada lagi obrolan yang terjadi. Semua diam, Arumi sengaja mampir di sebuah resto yang tak jauh dari rumah orang tuanya. Hal itu meminimalisir pertemuan antara dirinya dan keluarga Nicholas. Arumi mengajak suster dan putrinya untuk makan susternya untuk makan malam sejenak. Jujur saja, setelah berkemas tadi. Arumi juga merasa lapar, di tambah tadi sebelumnya juga sempat berdebat ringan bersama dengan keluarga Nicholas dan pelakor itu.

Setelah di rasa kenyang. akhrinya mereka kembali melanjutkan perjalanan. mungkin, mereka hanya membutuhkan waktu 15 menit dari resto tersebut sampai ke rumah keluarga Arumi.

"Masuk saja sus, kamu ikuti Michelle saja. Untuk koper biar nanti aku minta tolong pak Santo angkat!" ujar Arumi memberikan arahan.

"Apa tidak sebaiknya saya bantu Nona?" tanya suster Neni.

"Tidak perlu, Kamu masuk dulu saja. tolong jaga Michelle ya" ujar Arumi sopan.

Sedangkan keluarga Nicholas saat ini sedang menikmati makan malam bersama calon istri kedua Nicholas yang selalu di idamkan oleh Bu Sartika. Apalagi Siska ini adalah anak teman masa sekolahnya dulu. Mereka makan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi di rumah mereka. Bahkan tanpa sungkan, Siska juga bertanya kapan tepatnya kelurga Nicholas mau melamar dirinya.

"kamu tenang saja sayang. Secepatnya aku akan segera melamar kamu jika apa yang aku incar dari Arumi telah aku dapatkan!" ujar Nicholas menggenggam tangan sang kekasih.

"janji ya mas!" ucap Siska manja.

"kamu tenang saja Siska. Kalau apa yang Nicholas inginkan sudah di dapat. Tidak usah menunggu lama, dia pasti akan melamar kamu. Lagian Tante juga akan sangat senang jika Nicholas memiliki istri seperti kamu!" ujar Bu Sartika membuat Siska senang bukan main. Tapi membuat Monica saat tidak suka.

mereka kembali melanjutkan makan malamnya. Karena hari semakin larut, akhirnya Siska memilih untuk pulang dengan menggunakan taxi online langganan nya.

"apa kamu tidak apa apa naik taxi?" tanya Nicholas pada Siska

"tak apa mas, lagian taxi online nya juga Langganan aku. jadi jangan khawatir oke!"

"baiklah, kalau begitu hati hati. Kami pulang dulu" ujar Nicholas meninggalkan Siska sendiri di resto itu.

sepeninggalan Nicholas dan keluarganya, Siska terlihat tengah menghubungi seseorang. Terdengar jika saat ini Siska memanggil orang yang ada di sebrang sana dengan sebutan sayang.