🌹🌹🌹🌹🌹
Menceritakan seorang gadis tomboi bernama Ratih Kapoor yang cerdas dan cuek, dia tidak pernah menghargai laki laki namun suatu hari ia bertemu dengan CEO tampan kisah hidupnya pun mulai berubah seiring waktu.
Mari kita baca....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edi Suheri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Sudah 1 jam lebih Ratih terbaring di kasur namun belum juga ada tanda tanda kesadarannya, lebih dari tiga pelayan kini menemani Ratih di dalam kamar.
"Tias ..." panggil ibu Susi.
"Iya nyonya." sahut Tias yang merupakan kepala pelayan.
"Saat anak ini sadar, berikan dia sup ayam hangat agar tubuhnya punya nutrisi dan juga harus ada pelayan yang menjaganya sampai dia sadar kamu mengerti." ucap ibu Susi sambil menatap Ratih dengan senyuman yang terukir di bibirnya.
"Semoga kamu cocok untuk anakku." ucap ibu Susi yang masih menatap Ratih lalu setelah itu pergi.
Selang beberapa saat Ratih tersadar dari mimpinya perlahan lahan Ratih membuka kelopak matanya, dia menatap ke arah lagi lagi kamar setelah itu berpaling ke samping.
"Di mana aku." ucap Ratih dengan suara yang masih paro.
Ratih menyadari kalau ini bukanlah rumahnya dilihat dari seisi ruangan yang nampak lah barang barang mewah.
"Nyonya anda sudah sadar." ujar Tias saat mendengar ucapan Ratih.
Ratih mencoba mengigat kembali kejadian sebelum ia pingsang, dia masih mengigat ketika ia hampir di tabrak oleh sebuah mobil yang melaju cepat. Kemudian Ratih menatap seorang wanita yang jauh lebih tua dari padanya berada di hadapannya sekarang.
"Nyonya makanlah sup ayam ini selagi masih hangat." ujar Tias sambil memberikan mangkok yang berisi sup ayam.
"Kamu siapa dan di mana aku sekarang...??" tanya Ratih yang masih bingung dimana ia sekarang.
Tias tersenyum ketika mendengar perkataan Ratih kemudian wanita itu menyuruh salah satu pelayan untuk memanggil ibu Susi.
"Nama saya Tias nyonya, saya kepala pelayan di mansion ini." ucap Tias lalu menundukkan kepalanya tanda memberi hormat.
Selang beberapa saat ibu Susi pun datang menemui Ratih setelah mendapat kabar kalau Ratih sudah sadar.
"Kamu sudah sadar nak." ucap ibu Susi sambil melangkah mendekati Ratih.
Ratih hanya diam dia terus saja menatap ibu Susi yang kini duduk di tepi ranjang yang ia tepati.
"Maaf anda ini siapa dan saya di mana sekarang...??" tanya Ratih pada ibu Susi.
Senyuman manis terus terukir di bibir seksi wanita tua itu.
"Kamu sekarang berada di rumah Tante nak, apa kamu ingat kalau kamu hampir saja tertabrak oleh mobil Tante. maafkan Tante, Tante hampir saja menabrak gadis secantik kamu." ucap ibu Susi penuh penyesalan.
"Nyonya anda tidak seharusnya meminta maaf kepada saya, saya lah yang seharusnya meminta maaf karena saya sudah merepotkan anda." sahut Ratih.
"Kamu benar benar berhati mulia nak." ujar ibu Susi sambil mengelus kepala Ratih dengan lembut.
"Jangan panggil dengan sebutan nyonya atau apapun itu, panggil Tante." ucap ibu Susi dengan senyuman manis.
"Baik Tante." sahut Ratih.
"Tias berikan dia sup ayam." sambil melirik ke arah Tias.
"Nak habiskan lah sup ini agar kamu punya tenaga." ujar ibu Susi.
"Baik Tante." sahut Ratih yang kini membalas senyuman ibu Susi.
"Habiskan ya setelah itu kamu harus beristirahat jangan banyak gerak, kalau kamu butuh apa apa panggil saja Tias dia akan selalu ada buatmu nak." ucap ibu Susi yang mendapat anggukan dari Ratih.
"Tias, dengar...!! kamu tidak boleh lengah menjaga Ratih kalau kamu mengantuk, kamu bisa bergantian jaga dengan pelayan lain." ujar ibu Susi yang kini menatap Tias.
"Baik nyonya, saya akan setia 24 jam menjaga nyonya muda." ucap Tias.
"Bagus, Nak Tante pergi dulunya Ingat pesan Tante kalau kamu tidak boleh banyak gerak kalau kamu butuh apa apa panggil Tias ya sayang. ujar ibu Susi lalu setelah itu bangun dan melangkah pergi.
Ratih merasa senang sudah lama sekali dia tidak mendapatkan perhatian seorang ibu pasca setelah meninggal kedua orang tuanya, Ratih merasa sangat bahagia teryata di dunia ini masih ada orang yang mau peduli sama orang yang tidak dikenali.
Tampa Ratih sadari sebuah air mata mengalir begitu saja di pipinya, Ratih yang kini mengingat memori indah saat saat dia masih bersama keluarganya baik ibu, ayah, dan Tania.
Ratih begitu merindukan masa masa itu, bagi Ratih masa itu adalah masa paling terindah dalam hidupnya, hidup dengan keluarga yang lengkap.
"Nyonya kenapa anda bersedih...??" apa anda tidak suka dengan pelayanan kami...??" tanya Tias ketika melihat Ratih mengeluarkan air mata.
"Tidak, aku teringat saat saat aku masih bersama dengan ibuku." jawab Ratih.
"Nyonya saya tidak tau masalu nyonya tapi saya berdoa agar ibu anda sehat selalu." ujar Tias.
Ratih tersenyum mendengar perkataan Tias.
"Ibuku sudah meninggal beberapa tahun lalu." ucap Ratih.
"Nyonya maafkan saya, saya benar benar tidak tau." sahut Tias yang merasa bersalah.
"Tidak perlu mintak maaf, bukan salah anda kok." ucap Ratih.
"Nyonya tolong jangan berbicara formal ke pada saya." ucap Tias.
"Lalu aku harus memanggil anda apa...??" tanya Ratih yang nampak bingung.
"Suka ati nyonya saja, nyonya boleh memanggil saya dengan sebutan apapun asal jangan bersikap formal." sahut Tias.
"Baiklah." ucap Ratih.
"Nyonya silahkan makan sup ayam ini selagi masih hangat." ucap Tias sambil menyerahkan mangkok.
Ratih langsung mengambil mangkok sup ayam tersebut dan memakannya tidak di pukiri kalau Ratih kini memang sudah sangat lapar.
Ratih tidak menyadari kalau sudah dari tadi ada sepasang mata yang terus menatapnya.
"Pak Ricko." ucap Ratih ketika menyadari ada seseorang yang berdiri di hadapannya sekarang.
**Bersambung.......
🌹🌹🌹🌹🌹
Ayo kak di vote dong biar makin maju ceritanya 😁 jangan lupa like juga kak 😁
So happy for you buat semua para reader 😘😘**
secara model gitu lo...
pasti gonta ganti pasangan kencan ny, kebanyakan gitu ...