Cinta Big Bos

“ Triiiing Triiiing “ suara alarm membuyarkan lamunan Rai yang sedari tadi memandang wajah Ruby yang sedang tertidur. Rai menggenggam erat tangan Ruby.

Semalaman dia tidak tidur, memandang wajah Ruby dan mengingat kejadian semalam, Ruby yang menangis dan memohon padanya agar dia jangan melakukan itu, dia memaksa Ruby melakukan malam pertama dengannya. Dia merasa bersalah sudah menyakiti Ruby. Tapi dia tidak ingin Ruby melarikan diri darinya.

Rai melepaskan pegangannya pada Ruby dan turun perlahan mencari suara alarm, ternyata berasal dari ponsel Ruby, dan dia mematikannya.

Dia tidak pernah tau sebelumnya nomor ponsel Ruby, dia ingin memeriksanya, dan ternyata Ruby tidak mengunci ponselnya dengan kode apapun.

Dia bodoh atau apa, kenapa ponselnya tidak memiliki kode.

Dia melihat wallpaper, sebuah foto masa kecil Ruby dengan kedua orang tuanya. Wajah kecil Ruby sepertinya tidak asing untuknya, tapi dia tidak ingat.

Sewaktu kecil dia lucu sekali, menggemaskan.

Rai tersenyum melihat wajah cantik polos Ruby saat masih anak-anak. Sebuah pesan masuk ke ponselnya.

“ Siapa yang sepagi ini mengiriminya pesan ? “ Gumamnya.

“ Dia milik ku, maka ponsel ini juga milik ku. “ Rai memutuskan seenaknya.

Dia melihat pesan whatsup Ruby, terkejut dengan isi pesan tersebut. Darahnya mendidih, kemarahan merasukinya kembali.

Hai Ruby kau sudah bangun, semoga harimu indah, dan sampai ketemu nanti.

Dia menghapus pesan itu, melempar ponsel milik Ruby, beranjak naik ke atas kasur, dilihatnya wajah Ruby yang kacau, bibirnya bawahnya bengkak karena gigitan kasar dari Rai, dibuka selimut yang menutupinya, leher Ruby penuh tanda kecupan merah, di bahunya banyak luka bekas gigitan Rai.

Kekacauan semalam karena Rai terbakar cemburu melihat miliknya tertawa bersama orang lain, seperti anak kecil yang tidak ingin berbagi barangnya, kemarahan menguasai Rai hingga dia berbuat seperti itu.

Kau tidak boleh memberikan perhatianmu kepada orang lain, cuma aku yang boleh mendapatkannya.

Dan kali ini bukan hanya Ken, ada orang lain yang juga ikut tertawa bersama miliknya.

Rai berbaring disamping Ruby yang masih tertidur, dia memeluknya dari belakang dan menciumi leher Ruby, merasakan sesuatu menyentuh lehernya Ruby terbangun.

Terkejut dengan keadaannya yang tanpa pakaian dia berusaha menutupi dengan selimut, tapi tangannya tertahan oleh Rai, dia menarik selimut itu dan membuangnya. Rai sudah menindih tubuhnya.

“ Siapa Lucas ? “ Tanya nya penuh kemarahan. Ruby masih trauma dengan kemarahan Rai yang berakhir dengan keadaannya sekarang. Air mata mengalir dari matanya.

“ Maafkan saya Tuan “ ucapnya lirih berusaha melepaskan diri, tapi sia-sia cengkraman tangan Rai begitu kuat.

“ kau itu milik ku, hanya milik ku !!! “ teriaknya. “ Akan ku tunjukkan siapa pemilikmu !!!“

Rai meringkus kedua tangan Ruby dan menariknya ke atas kepalanya, dia menahannya hanya dengan satu tangan, dengan tangan yang bebas Rai menyusuri setiap lekuk wajah Ruby, turun ke lehernya.

Rai menciumi seluruh wajah Ruby, turun ke lehernya. Membuat semakin banyak tanda merah di lehernya. Dia meremas dada Ruby membuatnya kesakitan.

" Maafkan saya tuan, tapi apa kesalahan saya ? " Ruby menangis memohon.

" Kau masih juga tidak mengerti salahmu ? Kau milik ku, mulai sekarang seluruh perhatianmu hanya boleh tertuju padaku " Perintah Rai mengancam.

Ruby memalingkan wajahnya. Sekali lagi Rai melakukan apa yang dilakukannya semalam, Ruby membiarkan bibir Rai menciumi kasar wajah dan lehernya. Hingga akhirnya terjadilah yang harus terjadi.

🍃🍃🍃🍃🍃

Hari ini Rai tidak pergi bekerja, dia bahkan menelfon pak Handoko agar membawakan sarapannya ke kamar, dan memberitahu nya bahwa semua jadwalnya dan jadwal nyonya dibatalkan.

Rai menyusul Ruby yang terlalu lama di ruang ganti, pintu ruang ganti terbuka sedikit, terlihat Ruby duduk dengan wajah di kedua lututnya, menangis tersedu-sedu.

Rai menghampirinya dan mencium kepalanya.

“ Maafkan aku, aku terlalu kejam padamu, aku hanya tidak suka berbagi milik ku " ucapnya pada Ruby lirih, tapi itu tidak menghentikan tangisan Ruby.

Sudah 1 jam Ruby menangis di ruang ganti, dan Rai dengan diam menunggu disampingnya, akhirnya Ruby kelelahan dan tertidur. Rai menggendongnya dan membawanya ke atas kasur.

Hari yang berat untuk Ruby, mereka tertidur hingga menjelang sore hari. Terbangun oleh suara mengigau Rai, keringat dingin dan wajah pucat. Rai menggenggam erat tangannya.

“ ibu, ibu, jangan pergi, jangan tinggalkan aku .” Rai mengigau dalam mimpinya.

Dia bermimpi ibunya yang meninggalkannya dan Ruby juga pergi bersama seorang laki-laki lain.

Sepertinya dia mimpi buruk lagi, aku bingung harus bagaimana menghadapi mu, kenapa berbuat begitu padaku, pikir Ruby.

Ruby berusaha melepaskan genggaman tangan Rai, dan membuat Rai terbangun.

Rai menatapnya dengan kemarahan. Masih belum mendapat jawaban tentang siapa Lucas. Dia takut semua perhatian Ruby tidak lagi jadi miliknya.

“ Siapa Lucas “ Tanya Rai menatap Ruby dengan curiga. Masih menggengam tangannya.

Ruby mengumpulkan keberaniannya, dia berniat akan melawan Rai mulai sekarang.

“ Dia guru kelas piano “ jawab Ruby singkat.

“ Kenapa dia bisa punya nomor mu ? “ Tanya nya tidak puas dengan jawaban Ruby.

“ Tentu saja dia guru kelas ku. Apa kau memeriksa ponselku ? “ Tanya Ruby ketus.

“ Kau milikku maka ponselmu juga milikku. Siapa yang menjadikannya guru piano mu ? “ Cecar Rai.

“ Tanya saja pada teman tersayangmu itu, bukankah kau lebih percaya dia daripada aku “ Ruby menjawab ketus.

“ Jauhi dia, aku tidak suka kau bersama nya “ perintah Rai.

“ Tidak mau “ Ruby memberanikan diri melawan perintah Rai. Dia tidak akan bersikap sopan lagi padanya, tidak setelah Rai melakukan itu terhadapnya.

“ Berani nya kau melawan perintahku, kau lupa siapa dirimu ? “ Rai berteriak pada Ruby.

“ Aku tidak akan menahan diri lagi mulai sekarang, aku tidak akan bersopan dan bermulut manis lagi padamu “ Balas Ruby ketus.

“ Baiklah, Lihat apa yang akan terjadi pada ayahmu “ ancam Rai.

“ Baiklah, cabut saja alat-alat itu dari tubuhnya, saat dia meninggal maka aku pun akan pergi dari sini “ Ruby balik mengancam.

“ Mungkin kau lupa Tuan muda, aku berada disini bekerja sebagai babysittermu yang berpura-pura jadi istrimu hanya karena ayahku, kalau kau menyentuhnya dan terjadi apa-apa dengannya, aku akan segera pergi dari sini dan perjanjian kita selesai “ Lanjut Ruby dengan ketus.

Dia menepis kasar tangan Rai yang masih menggenggamnya.

Ruby bangun dan turun dari atas kasur, dia pergi meninggalkan Rai.

Dibalik pintu tubuhnya gemetar, dia bisa mendengar teriakan amarah Rai karena sikap Ruby yang membangkang, Ruby jatuh terduduk, pikirannya kacau, bagaimana mungkin dia mempertaruhkan nyawa ayahnya. Tapi ucapannya tidak mungkin di tarik kembali.

Bendera perang dengan Rai sudah di kibarkan dan dia tidak ingin menyerah, dia harus bisa bertahan disini, membuktikan dirinya bukan orang lemah yang bisa di permainkan seenaknya oleh Rai.

Ayah maafkan aku, aku benar-benar minta maaf, hiks, hiks, hiks. Ruby menangis.