Yuna gadis Rapunzel yang terkurung di kastil mewah, hingga seorang Pangeran membawanya dan memberinya kebebasan yang dia inginkan. Namun, itu tidak seindah yang dia bayangkan, dia adalah umpan, kebaikan Pangeran adalah bayang semu.
Dia berkali-kali patah hati, berkali-kali menahan kesedihan. Pangeran adalah sesuatu yang menyakitkan untuk dia miliki.
Sedih namun manis, gundah namun lucu, gelisah namun kocak. Dia akan melewati hari-harinya dengan tawa meskipun menyimpan luka, dia akan menjadi binar diantara makhluk indah lainnya.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan seseoarang yang benar-benar bisa membuatnya tertawa dan melupakan sedihnya.
Pangeran... jangan pernah menyesal jika seseorang mengambil Tuan putri dari mu.
"Aku masih saja mencintai mu, bahkan ketika kamu mematahkannya berkali-kali"
*Kisah ini akan membuat mu tertawa dalam rasa sesak. Terima kasih... selamat membaca🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F.A queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22_ Kunjungan 1
Tata berkali-kali menghubungi Leo tapi tidak pernah tersambung, berkali-kali mengirimkan pesan tapi tak ada satu pun yang dibalas. Dia mengutuki leo dalam hatinya.
Hingga tengah malam setelah Mama leo pulang, Leo baru menyadari bahwa Hpnya tertinggal didalam mobil. Setelah mengeceknya, dia menemukan banyak sekali panggilan dan pesan dari tata, dengan malas akhirnya dia membalas.
"Mama berkunjung kerumah," setelah membalas dengan singkat, dia segera menonaktifkan Hpnya.
Mendapatkan balasan dari Leo, Tata segera kembali menghubunginya tapi Hp Leo sudah tidak aktif lagi, itu membuatnya sangat geram.
"Sial, kenapa selalu saja menghindari ku Leo?"
Tapi lalu dia tersenyum setelah tahu kalau Mama leo sudah pulang dari luar negri.
***@***
Malam minggu.
Leo sudah siap satu menit yang lalu. Dia menunggu Yuna di ujung tangga. Mulutnya komat-kamit karena harus menunggu Yuna.
"Buruan turun atau aku tinggal," katanya setelah telfon tersambung.
"Iya... ini udah siap kok."
"Buruan," bentaknya. "Aku hitung dari sepuluh, sembilan."
"Huwaa, iya, iya segera turun...,"
"Delapan, tujuh."
Klik, Yuna memutuskan panggilan.
"Sial, berani-beraninya dia mematikan telfon ku," Leo memasukkan Hp di sakunya. Kakinya menaiki satu tangga, dia bermaksud mendobrak pintu kamar Yuna tetapi dia berhenti pada pijakan yang pertama.
Dia melihat Yuna berjalan ke arahnya, menuruni tangga dengan anggun dan cantik. Senyuman Yuna membuatnya semakin terlihat sangat cantik. Leo tak sadar bahwa matanya tak berkedip bahkan hingga Yuna sudah berada di depannya.
Yuna semakin tersenyum. Dia pikir setelah dia keluar dari kamar akan disambut oleh omelan Leo, tapi ternyata Leo hanya diam melihatnya.
"Hemm, tidak sia-sia bukan, kamu menunggu ku sebentar," ucap Yuna yang langsung menyadarkan Leo.
"Kamu pikir kamu siapa? Sial, apa?? Kenapa senyum-senyum?? nggak jelas!! Kamu pikir aku suka dandanan mu? Lagi-lagi seperti bebek, tidak-tidak... kali ini mirip alien."
"Ya ampuun, bukankah barusan mata mu tak berkedip melihat ku? Jangan pikir aku tidak melihat reaksi mu ya, aku turun dan kamu sangat terpesona... oh... apakah kamu malu untuk mengakuinya Tuan muda Leo? Iya pasti kamu malu."
"Sekali lagi kamu mengoceh yang tidak-tidak aku akan meninggalkan mu," setelah mengucapkan ini Leo bergegas berjalan ke mobilnya dengan Yuna yang mengikutinya dari belakang.
'Hahaa dia menggemaskan sekali, ekspresi malu di wajahnya sangat menggemaskan. Aku jadi ingin mencium pipinya. Okey, aku akan selalu cantik setiap hari agar membuat mu terus terpesona pada ku."
Leo berhenti dengan tiba-tiba, itu membuat Yuna yang berjalan dibelakangnya langsung membuat rem khusus pada kakinya. Menghindari tabrakan antara pungung dan wajah. '*H*uff, hampir saja, hidung ku meleleh karena menabrak punggung indah itu,' Batin Yuna sambil mengelus dadanya.
"Mulai saat ini aku tidak mengizinkanmu membicarakan ku dalam hati," ucap Leo dengan serius dan tegas tanpa menoleh.
'Upss... dia selalu saja tahu jika aku membicarakannya dalam hati, sejak kapan ada peraturan semacam itu?'
"Baik," jawab Yuna tidak ada pilihan.
Kali ini Leo mengizinkan Yuna duduk di depan, disampingnya. Ini karena tujuan mereka adalah rumah orang tua Leo.
Setelah melewati padatnya Ibu kota, akhirnya Leo memasuki gerbang mewah milik orang tuanya. Yuna melebarkan matanya. Rumah ini... rumah ini adalah rumah yang dulu dia dan Adel ketahuan mengintip. Yuna menggelengkan kepalanya beberapa kali.
bikin novel Bru Lgi lah kakak author..