Ig : @emmashu90
Gara-gara salah masuk kamar, Zalfa terpaksa harus bertemu pria asing yang membuatnya kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Kejadian dadakan itu membuatnya batal nikah dan kemudian salah nikah. haduuh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22.
“Dari mana ibu dapatkan informasi itu? Informasi itu pasti sudah ditambah dan bertujuan menghasut ibu.” Zalfa bermohon.
“Tidak penting kau tahu siapa yang telah memberitahukanku. Yang jelas orang itu pasti berada di pihakku karena tidak menginginkan putraku menikah dengan wanita kotor sepertimu. Pernikahan ini batal. Jangan harap kau bisa menikah dengan anakku.” Bu Fatima melenggang pergi dengan ekspresi sangat marah.
Pak Ibrahim menatap Zalfa terharu, juga iba. Pandangannya kemudian beralih pada Ismail yang juga terlihat masih sangat emosi.
“Zalfa, maaf untuk semua ini. Bapak pergi dulu.” Pak Ibrahim berpamitan dengan ekspresi tak enak hati.
Zalfa terpaku menahan keseimbangan tubuhnya yang mendadak lemas. Kata-kata Bu Fatima benar-benar sangat menusuk. Memori kepala Zalfa kembali dipenuhi ingatan tentang kejadian di hotel waktu itu. Dadanya terasa sesak setiap kali mengenang itu. Entah siapa yang salah dalam hal itu, hingga kini Zalfa harus menanggung aib, menanggung beban, menanggung resiko fatal hingga akhirnya pernikahan yang hanya tinggal menghitung hari pun dibatalkan. Sakit.
Atifa yang entah sudah sejak kapan berdiri di ambang pintu kamar mandi, langsung menghambur memeluk Zalfa. “Sabar, ya! Ini ujian buatmu!” Atifa sudah duluan mewek. Tangisnya pecah dan bahunya bergetar hebat.
Zalfa hanya menghela nafas. Entah siapa di sini yang harus ditenangkan. Melihat Atifa menangis sesenggukan, kok Zalfa malah jadi tidak tega. Apa mungkin justru dirinya yang harus menenangkan Atifa sementara Zalfa-lah yang sepatutnya mendapat perlakuan tersebut.
Ismail menghela nafas kasar. Mukanya sampai kini masih terlihat memerah. Tangannya mengepal entah sedang marah pada siapa.
“Pria itu harus menikahimu, Zalfa!” Ismail berucap dengan gigi menggemeletuk.
Sontak Zalfa menatap wajah kakaknay dnegan gusar.
“Maksud Mas, aku harus menikah dengan Arkhan? Pria yang telah merenggut kesucianku itu?” Leher Zalfa tercekat.
“Jadi nama pria itu Arkhan?” Ismail mengusap wajahnya kasar. “Ya, dia harus menikahimu.”
“Enggak, Mas. Enggak akan! Aku nggak mengenalinya.”
Ismail berlutut di hadapan adiknya. Tangannya yang besar menggenggam tangan diknya itu. Dengan mata berkaca, ia berkata, “Aku memahami posisimu, Zalfa. Aku menyayangimu. Aku adalah satu-satunya orang yang harus melindungimu. Kau adalah adik yang paling aku cintai. Aku nggak akan bisa membiarkan hidupmu hancur.”
“Akan lebih ahncur kalau aku menikah dengan pria yang telah menodaiku.”
“Zalfa, banyak yang harus kita pertaruhkan dalam hal ini. Pertama, nama baik keluarga kita. Semua orang sudah tahu kalau kau akan menikah. Dan tiba-tiba saja pernikahanmu batal. Kedua, Arkhan telah campur denganmu, dia sudah melihat dirimu. Dan yang terpenting, andai saja benih yang tertanam di rahimmu tumbuh dan berkembang menjadi janin, siapa yang akan mempertanggung jawabkannya?”
Zalfa tersentak kaget mendengar kata-kata Ismail. Ya Rabb, jangan ijinkan rahim Zalfa mengandung janin dari hubungan yang tidak halal! Biarkan kejadian malam itu berlalu tanpa meninggalkan jejak! Tapi apa yang akan terjadi jika benar benih itu berkembang menjadi segumpal daging?
“Sebelum benih di rahimmu benar-benar tumbuh dan berkembang menjadi daging, kamu harus menikah, Zalfa. Kasihan anakmu jika kamu harus mengandung tanpa seorang ayah. Dia akan menanggung resiko dari semua ini. Selagi kita bisa mengatasinya, maka atasilah! Kuharap kamu memikirkannya.” Ismail memohon.
“Enggak, Mas. Allah nggak akan mengijinkan benih itu hidup dan menjadi bayi di rahimku.” Zalfa histeris. Betapa takut membayangkan kesuraman yang mungkin saja terjadi.
TBC
dia sdah tanggung jawab dg kesalah fahaman dan banyak berkorban ...ikuti nasehat Ismsil kakakmu