NovelToon NovelToon
Nona, Jadikan Aku Supirmu!!

Nona, Jadikan Aku Supirmu!!

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Petualangan / Cintamanis / Tamat
Popularitas:125.9k
Nilai: 5
Nama Author: Black_queen

Sekuel dari Supir untuk Sang Nyonya.
Ervino Prayoga, anak dari Malik dan Elisa yang mulai beranjak dewasa. Tanpa sengaja Ervin bertemu dengan Clara Adeline disebuah tempat wisata. Seorang gadis cantik nan manis itu membuat Ervin jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia mulai mencari tahu identitas lengkap gadis yang telah mencuri hatinya.

Nasib baik berpihak padanya. Ia mengirimkan lamaran kerja pada keluarga Clara untuk menjadi supir pribadi Clara. Dan akhirnya dengan cara curang ia menyuap orang yang menerima surat lamaran kerja dari orang lain sehingga hanya dialah satu-satunya yang mengirimkan berkas itu. Setelah mulai bekerja, ia sangat tak menyangka bahwa kepribadian dan watak Clara tak seperti yang ia kira.
Clara sangat jutek, keras kepala, pemarah dan tak segan mengutuknya. Masihkah Ervin menggapai cintanya dan menerima kepribadian Clara dengan lapang dada ataukah ia akan mencari cinta yang lain??

Simak terus kisah anak-anak dari novel pertama yang berjudul Supir untuk Sang Nyonya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black_queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22 Memulai Pencarian

Ervin terbelalak tak percaya akan penglihatannya, ternyata ada seorang wanita yang tersandung terkena roda koper yang tergeletak di sebelahnya.

"Kamu tidak apa-apa? bangunlah!" Ervin mengulurkan tangannya dan membantu wanita tadi berdiri.

"Terimakasih," ucapnya langsung berlalu pergi.

"Lho... bukankah dia gadis itu? gadis yang aku tabrak kemarin?" Ervin menatap punggung wanita yang sudah menjauh.

Plak...

"Kamu lagi liatin apa?" Elisa datang menepuk bahu anaknya.

"Cewek Mam, tapi kenapa mama telat?" Ervin berbalik menghadap ibunya.

"Ada urusan mendadak tadi tuh, ayo kita pulang sekarang!" Elisa menggeret koper anaknya.

Ervin melangkah santai di samping ibunya dan menuju ke arah parkiran. Mereka masuk ke mobil dan kendaraannya meluncur dengan lancar membelah jalanan yang berdebu dan ramai.

Dreeett.

Telinga Ervin yang mendengar musik terganggu oleh suara tadi. Dia merogoh kantongnya dan tersenyum lebar setelah tahu apa isi pesan itu. Sebuah foto gadis yang bermata bulat, berkulit putih, hidung mancung, dan berambut panjang bergelombang tengah tersenyum bersama kedua temannya.

Aku akan mencarimu, kamu harus berhasil aku taklukkan. Aku ingin kamu jatuh cinta padaku.

Ervin tersenyum samar, dan menyimpan kembali ponselnya. Dia kembali bersandar dan bernyanyi pelan mengikuti musik yang Ia dengar.

"Sepertinya ini anak seneng banget, kenapa ya?" Elisa menggeleng pelan pada sikap anaknya.

Kendaraan semakin ramai di jalanan, Sudah hampir dua jam mereka lalui, kini rumah mewah berpagar putih sudah terlihat.

Mereka turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah. Koper dan barang lainnya di bawa oleh asisten rumah.

"Sudah siang Vin, kamu mau makan dulu gak?" Elisa langsung menuju dapur.

"Nanti aja Mam," sahutnya sambil melangkah ke kamarnya.

Ervin sudah di dalam kamar dan menghubungi seseorang yang bisa membantunya. Suara di seberang telepon terdengar antusias.

"Kamu kapan pulang? aku gak punya teman berantem selama dua tahun," kelakar suara itu.

"Udah semingguan ini, kamu masih di dalam negeri kan? gak ada tugas di luar?" tanyanya meyakinkan.

"Waktu luangku banyak bro, ada perlu apa? sepertinya terburu-buru," sahut suara seberang.

"Aku ingin kamu mencari seseorang untukku! aku ingin semua data tentangnya tanpa terkecuali! waktumu hanya seminggu," Ervin memberikan perintah.

"Ah gampang itu, jangan lupa kirim foto orang yang ingin kamu cari! aku akan menemukannya dalam waktu 3 hari saja, data base punyaku semakin canggih dan semakin akurat jadi kamu tidak perlu khawatir," jelas suara tersebut.

"Keren bener sistemmu itu, ah aku memang bukan ahlinya menjebol data sepertimu," Ervin kagum.

"Skill harus diasah bro, dan cuma ini yang aku tahu, jadi aku manfaatkan saja untuk ladang penghasilan," tawa ringan terdengar.

"Aku akan memberikan bayaran plus bonus untukmu, asalkan semua data harus lengkap!" Ervin berusaha mencari petunjuk.

Setelah mengobrol beberapa lama, akhirnya panggilan itu pun terputus karena Ervin harus bertemu seseorang.

"Mau kemana kamu?" Elisa dan Malik yang sudah berada di ruang makan memperhatikan anaknya.

"Ke rumah temen Mam, Pa, sepertinya aku akan telat pulang," Ervin berpamitan dengan melambaikan tangan.

"Tuh kan Ma, kebiasaannya belum sepenuhnya hilang, ternyata mas Toni belum bisa mengubah kelakuannya sepenuhnya," Malik menghela nafasnya kasar.

"Tapi dia sudah mau bersikap sopan Mas, biasanya dia gak akan menyahut perkataan kita," Elisa mencoba membela anaknya.

"Kita makan saja dulu!" Malik tidak mau berdebat dengan istrinya.

Ervin ingin mengendarai motor besar yang ia sayangi.

Suara motor yang lama tidak dia sentuh terasa merdu di telinganya.

"Bi, aku merindukan kamu, sekarang kita berangkat berkeliling!" pria itu menepuk jok motornya.

Dengan penuh percaya diri Ia duduk di jok motor dan melajukannya. Motor besar bak pembalap lintasan memecah jalanan yang mulai padat. Kini tujuannya adalah bertemu seseorang yang sedang menunggu janjinya. Dia tiba di pinggiran kota kemudian menghentikan laju motornya dan merogoh ponsel yang berada di twist bag yang dipakai.

Ervin memeriksa catatan di ponselnya, ternyata dia tidak tersasar. Rumah itu memang benar ada di wilayah tersebut.

"Sebaiknya aku telpon saja untuk memastikan," dirinya mencari sebuah nama dan meng-klik layar.

"Ervin? ini beneran kamu kan?" terdengar suara yang bersemangat.

"Iya, ini aku. Ternyata kamu memang menyimpan nomor ponselku." Ervin

"Memangnya ada apa? bukankah kamu masih berlibur dengan para sahabat?" suara seberang.

"Aku sudah kembali, dan sekarang aku sudah ada di wilayah rumahmu." Ervin.

"Benarkah? kamu ada dimana? biar aku yang akan menjemputmu!" suara seberang.

"Tidak perlu, cukup katakan saja persisnya dimana rumahmu! sekarang aku berada di depan minimarket 24 jam," Ervin.

"Deket itu Vin," suara di seberang telepon menjelaskan arah rumahnya sesuai petunjuk.

Ervin menutup ponselnya dan mulai menyalakan mesin kendaraan. Kini motor mulai melaju perlahan, Ervin menoleh ke arah yang di maksud.

"Ah itu dia, rumah berwarna kelabu dan berpagar hitam," gumamnya dibalik helm.

Ervin turun dari motornya dan melepas helm yang ia kenakan.

"Pasti ini rumahnya," dengan cepat dirinya menekan tombol bel yang mencolok.

Suara bel terdengar, pintu pagar terbuka perlahan.

Dengan gesit pria itu menuntun motor besarnya.

"Hey my brother, aku pikir persahabatan kita hanya di pulau itu," mereka bersalaman.

"Tentu saja tidak, aku tidak akan melupakan teman baikku di sana," Ervin tersenyum lebar.

"Masuklah, tapi rumahku ya beginilah, tidak besar," Royan teman baik Ervin merendah.

"Tapi aku pikir rumah ini nyaman, mana orangtuamu? aku ingin berkenalan dengan mereka," Ervin berkerut.

"Orangtuaku masih bekerja Vin, mereka harus mengirim uang pada adikku yang masih bersekolah di kampung," jelasnya.

"Aku pikir kamu anak tunggal," Ervin melihat sekeliling.

"Sampai kapan kamu mau berdiri? sini duduklah!" Royan menepuk kursi di sebelahnya.

Ervin hanya tersenyum dan duduk di sebelah temannya. Entah kenapa perasaannya tidak nyaman berada di rumah ini. Apalagi setelah melihat orangtua Royan yang terpajang di dinding ruangan.

Sepertinya aku pernah melihat ibunya Royan, tapi dimana ya? sepertinya aku familiar dengan wajahnya.

Ervin yang memikirkan sesuatu merasa terkejut karena ada suara ribut-ribut di luar rumah.

"Royan, ada apa? kenapa ada suara ribut-ribut?" tanyanya.

Mereka berdua saling berpandangan lama.

"Apa sebaiknya kita periksa saja?" Ervin hampir beranjak berdiri.

Akan tetapi dirinya dihentikan oleh Royan.

"Biarkan saja! mungkin itu suara ribut-ribut tetangga sebelah," elak Royan.

"Tidak mungkin terdengar sampai sini Roy, tetangga kamu itu letaknya cukup jauh dan tidak berdempetan," Ervin curiga.

Tiba-tiba ada suara jeritan seorang wanita dari luar sana. Mereka berpandangan lama dan mulai penasaran.

Dorrr.

Suara pistol yang sudah di lepaskan pelatuknya terdengar mencekam di telinga keduanya.

Mereka bangkit dari tempat duduknya dan melangkah untuk memastikan keadaan. Royan mengintip di balik gorden jendela kaca. Ervin pun demikian.

"Tidak... kenapa mereka berada di sana?

Royan dan Ervin panik.

*

*

*Bersambung

1
Sulaiman Efendy
GAK ADA ROMANTIS ROMANTISNYA, INTRIK SEMUA JLN CERITANYA..
Sulaiman Efendy
INI AHKLAK& ATITUDE ERVIN KOQ GK BAIK BANGET,, KYK GK DI DIDIK AGAMA,, DGN ORTU SUKA NGELAWAN...
ⓛⓤⓟⓐ ⓝⓐⓜⓐ 🤯☄️
Ervin sama Clara itu karakternya 11 12 sih. Udah kayak cermin dan pantulannya lho
Your 𝓑𝓪𝓼𝓽𝓪𝓻𝓭
🥶🥶
Pa'tam
menarik
zamal78901
😎😎😎😎😎😎😎
👍 so cool! 👍
💋😏😏😏😏😏💋
👌🚀🚀🚀🚀🚀👌
🚗📷📷📷📷📷🚗
😈😈😈😈😈😈😈
zamal78901
kereeen
zamal78901
teruuusss kan
zamal78901
dasar iblis tua yg tak tau berterima kasih... 😄😁
zamal78901
😊👍✨😊👍✨😊👍✨
zamal78901
mantabs
zamal78901
🦾🦾🦾🦾💪💪💪💪
zamal78901
tetap semangat
zamal78901
berikutnya
zamal78901
teruuusss kan
zamal78901
lanjuuuuuts lagi
zamal78901
nah lho ??
zamal78901
next
zamal78901
lanjuuuuuts
zamal78901
teruuusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!