A story about Bumi Perkasa
Sekelumit kisah si duda ganteng.
Diusia ke 24 th sudah resmi menikahi wanita yang ia cintai. Setahun kemudian dia dikaruniai anak laki-laki.
Empat belas tahun usia pernikahan yang berusaha Bumi pertahankan berakhir pada perpisahan.
Menjadi duda tak lantas membuat Bumi menjadi seorang pecinta wanita. Justru Bumi semakin terlarut akan penyesalan, susah move on dari sang mantan istri yang masih sangat dia cintai.
Hingga berakhirlah masa duda yang disandangnya selama kurun waktu enam tahun, semua berkat kehadiran Alisha.
Mantan Tenaga Kerja Wanita yang dulu pernah menjadi seorang babysitter anak salah satu orang kepercayaan Bumi.
Karena suatu sebab, Bumi harus menikahi Alisha, perempuan muda yang setara usia dengan anak lelaki nya.
Perbedaan usia yang cukup mencolok.
Bumi Perkasa yang sudah berusia 44 th menginjak 45 tahun. Sementara Alisha yang baru genap berusia 20th.
Bagaimana kisah Bumi dalam menghadapi perjalanan rumah tangga nya bersama Alisha dengan semua perbedaan yang ada. Bahkan jarak usia mereka pun hampir 25 tahun.
Ikuti kisah seru petualangan Bumi dan Alisha.
~~~~~~~
Happy reading.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heni Heni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Restu untuk Bumi
Bumi masih memandangi ponsel yang berada di genggaman tangan
nya. Niatnya sedari tadi adalah memberitahu papa dan mamanya mengenai pernikahan
nya dengan Alisha. Bagaimanapun juga dia telah menikahi Alisha secara agama dan
dia juga sudah berjanji pada orang tua Alisha untuk menikahi Alisha secara
resmi satu bulan lagi.
Bumi kembali menghela nafas, entah untuk yang keberapa karena
sedari tadi dirinya sangat resah. Apakah papa dan mama nya akan menerima
pernikahan nya dengan Alisha. Gadis muda seusia Danu. Dan satu lagi jika
mengingat Danu, Bumi kembali ragu apakah Danu juga bisa menerima pernikahan
kedua kalinya. Bumi terlalu pusing memikirkan semua ini. Enam tahun menyandang
status duda, dan tiba-tiba sekarang menikahi gadis belia. Apa kata orang nanti
jika mereka semua tahu. Sungguh rumit memang jalan hidupnya.
Sekali lagi Bumi memperhatikan layar ponsel nya. Dengan
memantapkan hati, akhirnya Bumi menelepon papanya.
" hallo, papa."
" Bumi...!!! Kamu apa kabar. Kenapa lama tidak menelepon
papa. Kamu tahu, mama mu sudah sering sekali bertanya tentang dirimu."
" maafkan Bumi Pa. Bumi sibuk."
Terpaksa Bumi mencari alasan. Sebenarnya bukan Bumi tidak mau
tahu tentang keluarga nya. Hanya saja Bumi merasa sangat bersalah pada mereka
terutama pada mama nya. Bumi merasa gagal menjadi seorang kepala keluarga. Dan
Bumi yang masih selalu terbelenggu akan masa lalunya. Bumi selalu menyalahkan
diri nya sendiri. Karena dia, Clara lebih memilih pergi. Begitupun dengan Danu
yang juga memilih meninggalkan nya. Semua tingkah nakal Danu, Bumi rasa juga
karena dirinya lah penyebab nya. Tidak bisa mendidik anak dengan baik. Dan satu
lagi Bumi merasa bersalah pada mama nya karena ia telah mengecewakan wanita
yang telah melahirkan nya itu. Hingga membuat mama nya sakit-sakitan karena
terlalu memikirkan kekalutan rumah tangga nya. Astaga, sungguh Bumi merasa
bersalah dengan semua.
" Papa..... Mama bagaimana? Sehat kan?"
Bumi juga tahu jika beberapa bulan lalu mama nya juga sempat
tinggal di London menemani anak nya, Danu. Bahkan tak hanya mama nya, papa
serta adiknya yang bernama Dirga juga ikut menemani sang mama tinggal di London
untuk sementara waktu. Ada sekitar empat bulan mereka semua tinggal di London
sebelum akhirnya mereka kembali lagi ke Surabaya karena Dirga harus menikah.
" Alhamdulillah mama mu sehat. Apalagi semenjak Dirga
menikah. Luar biasa sehat mama mu."
Bumi tersenyum mendengar penuturan papa nya.
" Syukurlah kalau seperti itu Pa."
Padahal Bumi baru saja dari Surabaya mengurus proyek disana,
tapi sayang nya dia tidak punya nyali untuk menemui mama nya. Begitu pun saat
adik nya dulu menikah, Bumi juga tidak ikut hadir disana. Sebenarnya Bumi
sangat malu pada keluarga nya. Karena dia seolah menjauh dari mereka. Padahal
yang sebenarnya Bumi rasakan adalah Bumi merasa gagal menjadi anak juga menjadi
kepala keluarga. Dan Bumi malu menemui mereka.
" Papa.... Boleh Bumi bicara pada mama."
" tunggu sebentar. Papa panggilkan mama."
Bumi menunggu sang papa dengan hati berdebar. Sejujurnya Bumi
sangat merindukan papa dan mama nya.
" Bumi..."
Suara mama nya yang bergetar membuat Bumi tercekat.
" mama. Mama sehat? "
" Alhamdulilah mama sehat. "
" ma.... Bumi kangen mama. Eum maafkan Bumi yang sudah
jarang pulang ke rumah."
" pulang lah Bumi. Mama rindu padamu."
" secepatnya Bumi akan pulang, ma. Ah ya mama. Ada kabar
gembira yang ingin Bumi sampaikan pada mama juga papa. "
" apa itu? "
" Bumi....Bumi mau menikah ma. "
" menikah? Alhamdulillah. "
" mama tidak keberatan jika Bumi menikah lagi?
" tentu saja tidak. Justru mama sangat senang jika kamu
telah menemukan pengganti Clara. Kapan kamu mau menikah Bumi."
" satu bulan lagi ma. "
" satu bulan? Kenapa kamu baru sekarang memberitahu
mama."
" sebenarnya ini diluar rencana Bumi ma."
" apa maksudmu Bumi. Jangan bilang jika kamu sudah
menghamili anak gadis orang "
" mama.....ya enggak lah. Bumi ini sudah tua mama. Mana
mungkin Bumi menghamili anak gadis orang. "
" lalu kenapa tadi kamu bilang diluar rencana. "
" ya karena, ah mungkin terlalu cepat Bumi memutuskan hal
ini. "
" Bumi... Rencana baik memang harus disegerakan. Atau
mungkin ada sesuatu hal yang telah terjadi. "
Bumi menghela nafas, mama nya memang harus tau apa yang terjadi
sebenarnya. Tapi Bumi tidak akan menceritakan nya lewat telpon.
" ma, suatu saat Bumi pasti akan menceritakan semua ke
mama. Okay. "
" Baiklah kalau seperti itu. Kapan kamu mau mengenalkan
calon istrimu."
" sekalian nanti saat acara
pernikahan Bumi."
" kenapa seperti itu?"
" karena dalam waktu dekat Bumi masih banyak pekerjaan ma. Jadi
kemungkinan belum bisa ke Surabaya. Ya sudah mama istirahat ya. Bumi tutup dulu
telpon nya. Bumi sayang mama juga papa."
" mama pun demikian. Jaga diri baik-baik. Ah ya jangan lupa
beritahu Danu tentang kabar baik ini. Nanti mama juga akan memberitahu Dirga.
Pasti dia juga akan sangat senang "
Setelah panggilan telpon nya ditutup sang mama, Bumi merasa
lega. Sekarang tinggal satu yang harus Bumi lakukan, memberitahu Danu. Semoga
Danu pun juga bisa menerimanya.