Bukan keinginan untuk menjadi istri pengganti. Karena ulah saudara tirinya Zahra harus menjadi korban akibat saudara tirinya tidak hadir di acara pernikahannya membuatnya menggantikan dirinya untuk berada di pelaminan.
Pria yang menikah dengan Zahra tak lain adalah Dokter bimbingannya dengan keduanya sama-sama praktik di rumah sakit dan Zahra sebagai Dokter coast. Zahra harus menjadi korban untuk menyelamatkan dua nama keluarga.
Merelakan dirinya menikah dengan orang yang tidak dia sukai. Tetapi bukannya niatnya dihargai dan justru. Suaminya menganggap bahwa dia memanfaatkan keadaan dan tidak. Tidak ada kebahagiaan dalam pernikahan Zahra.
Bagaimana Zahra menjalani pernikahannya dengan pria yang membencinya, pria itu awalnya biasa saja kepadanya tetapi ketika menikah dengannya sikap pria itu benar-benar menunjukkan bahwa dia tidak menyukai Zahra?"
Apakah Zahra akan bertahan dalam rumah tangganya?
Jangan lupa ngantuk terus mengikuti dari bab 1 sampai selesai.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 Gebrakan Mengejutkan
Zahra sudah berada di ruang tamu bersama dengan kedua mertuanya suaminya dan juga orang tuanya dan pasti saudara tirinya Tasya.
"Kami senang sekali berkunjung ke rumah ini," ucap Syakira basa-basi yang hanya ditanggapi senyum tipis oleh Mila.
"Zahra! Kamu tidak mengatakan apapun kepada Mama jika kedua orang tua kamu akan datang berkunjung ke rumah ini? Ada apa sebenarnya?" tanya Mila.
Zahra menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan. Zahra melihat orang-orang yang ada di ruang tamu itu termasuk sang ayah yang tidak pernah peduli dengan perasaannya dan apalagi pria yang duduk di sampingnya terlihat santai yang sudah seperti menunggu-nunggu perkataan perceraian keluar dari mulutnya.
"Apa iya akan benar-benar akan dengan keputusannya? bukankah dia tidak mau kalah dan selalu saja menantang ku," batin Naldy.
Ekspresi wajah yang diperlihatkan Naldy sepertinya bukan senang dan malah menunggu apakah Zahra memang mengambil keputusan itu atau tidak.
"Zahra sudah berdiskusi dengan Dokter Naldy. Zahra memutuskan untuk berpisah," jawab Zahra akhirnya mengambil keputusan.
Tasya mendengarnya langsung tersenyum lebar dan berbeda dengan Naldy justru terlihat datar dan memastikan apakah istrinya itu benar-benar serius.
"Apa maksud kamu?" tanya Mila.
"Saya dan Dokter Naldy harus menikah karena ada seseorang yang tidak bertanggung jawab dalam pernikahannya dan ketika orang itu kembali dan maka pernikahan kami juga harus berakhir. Mama juga tahu alasan Zahra mengambil keputusan ini," ucap Zahra menyelipkan sindiran kepada Tasya membuat Tasya terlihat begitu kesal.
"Zahra, saya sudah mengatakan kepada kamu bahwa tidak ada perpisahan di dalam keluarga saya! Kamu jangan mengambil keputusan dengan seenak kamu!" tegas Mila.
"Keluarga saya adalah keluarga terhormat dan kamu juga harus menjaga nama keluarga saya!" tegas Mila.
Baginya nama baik keluarga di atas segala-galanya dan tidak perlu hal lain.
"Tapi saya juga tidak ingin dipoligami. Saya masih punya harga diri!" tegas Zahra.
"Mbak, lagi pula bukankah memang seharusnya sudah seperti ini dan justru bagus jika Zahra bercerai dengan Naldy. Mbak juga tahu sebelumnya bagaimana Naldy dan Tasya saling mencintai satu sama lain," sahut Syakira menekan yang sejak tadi juga tidak ingin kalah berdebat.
"Tetapi semua ini terjadi karena kesalahan Tasya dan seharusnya Tasya tidak meninggalkan pernikahannya!" tegas Mila.
"Saya tidak akan pernah setuju jika Naldy bercerai dengan Zahra!" tegas Mila.
"Tetapi Zahra tidak ingin dipoligami tolong mengerti!" tegas Zahra benar-benar sudah lelah dengan orang-orang yang hanya bisa menekan suara dan mementingkan ego masing-masing tanpa mementingkan bagaimana perasaannya.
"Mbak, bukankah pernikahan ini juga tidak terlalu dipublish dan hanya keluarga saja yang tahu. Banyak orang di luaran sana yang juga tidak tahu bahwa siapa yang menjadi istri Naldy dan saya rasa tidak ada pengaruhnya jika mereka berpisah," sahut Syakira.
Terjadi perdebatan di ruang tamu, Zahra dengan keputusannya ternyata tidak disetujui begitu saja.
Mila tidak ingin nama keluarganya tercoreng dan pasti malu dengan keluarga yang lain karena mereka memiliki prinsip tidak ada perpisahan dalam pernikahan, tetapi Syakira juga tidak mau kalah yang tetap menegaskan bahwa Tasya harus menikah dengan Naldy.
Zahra semakin frustasi dengan orang-orang yang ada di ruang tamu itu berdebat satu sama lain, suara mereka begitu sangat keras membuat kepalanya semakin sakit dan bahkan pandangannya mulai tidak jelas.
Suara orang-orang yang ada di ruang tamu juga perlahan mengecil dan sampai akhirnya Zahra memejamkan matanya dan kepalanya jatuh pada bahu Naldy yang berada di sampingnya.
"Zahra!" Wildan menyadari jika putrinya tidak baik-baik saja dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Zahra, kamu tidak apa-apa?"
Naldy juga memperlihatkan kekhawatirannya dengan menepuk pipi Zahra.
"Apalagi yang di lakukan wanita ini. Apa dia sedang caper," batin Tasya dengan kesal.
"Naldy ayo cepat bawa Zahra ke kamar dan segera periksa!" titah Sastra membuat Naldy mengganggukan kepala dan menggendong Zahra ala bridal style.
"Isss," Zahra mengumpat penuh dengan kekesalan ketika melihat Zahra harus digendong kekasihnya.
Akhirnya Zahra sudah berada di kamar. Naldy juga langsung memeriksa istrinya.
"Bagaimana Naldy?" tanya Wildan.
Naldy tidak menjawab seperti ada sesuatu yang justru membuatnya juga kaget.
"Naldy bagaimana keadaan Zahra?" tanya Mila.
Tiba-tiba saja Zahra membuka mata perlahan dengan wajahnya yang terlihat begitu lelah.
"Zahra kamu baik-baik saja?" tanya Wildan
"Dia tidak apa-apa sama sekali dan hanya pura-pura cari perhatian saja," sahut Syakira.
"Benar apa yang di katakan Mama, mana ada orang pingsan dan tiba-tiba sudah bangun kembali," sahut Tasya.
"Kalian berdua diamlah dulu," ucap Wildan dengan tegas.
"Naldy, kamu seorang Dokter dan sejak tadi Mama masih menunggu jawaban kamu apa yang sebenarnya terjadi pada Zahra?" tanya Mila.
"Kamu telah?" tanya Naldy menatap serius istrinya itu.
Zahra menganggukkan kepala pelan.
"Apa maksudnya Naldy?" tanya Mila.
"Zahra hamil," jawab Naldy sudah pasti sebagai seorang dokter dia tahu apa yang terjadi pada istrinya dan makanya tidak langsung memberitahu dan kaget.
"Apah!" Syakira dan Tasya sama-sama kaget mendengarnya. Mata mereka berdua bahkan sama-sama melotot.
"Jadi Zahra sekarang sedang mengandung?" Mila juga kurang percaya dengan apa yang dikatakan putranya itu.
Zahra sendiri juga tidak percaya jika ternyata dia hamil dan memang sebelumnya dia merasakan gejala aneh pada tubuhnya belakangan ini dan siapa sangka ternyata itu adalah karena pengaruh hormon kehamilannya.
"Naldy kamu jangan bercanda di saat seperti ini, mana mungkin Zahra bisa hamil," sahut Tasya tidak terima dengan pernyataan kekasihnya.
"Bagaimana mungkin Zahra tidak bisa hamil dan sementara dia sudah menikah," sahut Mila.
"Naldy kamu apa-apaan sih!" Tasya tidak terima dengan kehamilan Zahra dan langsung menarik tangan Naldy sehingga Naldy udah berlalu dari hadapan Zahra dengan mereka berdua berhadapan dan masih berada di dalam kamar itu.
"Kamu jangan bercanda dan katakan kepadaku jika kamu salah pemeriksaan, nggak mungkin wanita itu hamil!" tegas Tasya.
"Aku seorang Dokter dan aku tidak salah periksa," jawab Naldy memang tidak bisa mengelak lagi tentang kehamilan istrinya.
"Jadi kamu tidur dengan dia?" tanya Tasya memastikan dengan menekan suaranya.
Naldy terdiam dan pasti dia sudah tidak heran jika istrinya hamil karena memang mereka berhubungan suami istri dan dia pertama kali menyentuh istrinya.
"Kamu apa-apaan sih Naldy?" Tasya benar-benar tidak terima sampai menunjuk-nunjuk Naldy.
"Tasya kamu cukup menunjuk-nunjuk putra saya seperti itu. Kamu apa-apa sih hah!"
"Kamu jangan menyalahkan anak saya jika istrinya hamil. Mereka berdua pasangan suami istri dan tidak ada yang harusnya kamu permasalahkan ketika seorang wanita hamil karena suaminya," ucap Mila penuh dengan penegasan kepada Tasya.
"Jadi tante juga membela Naldy. jelas-jelas apa yang dilakukan Aldi adalah sebuah kesalahan kenapa Tante justru membelanya," sahut Tasya.
"Kesalahan apa maksud kamu hah!"
"Saya juga tidak harus promosi kepada kamu siapa yang saya bela dan saya tidak membela siapa-siapa Di sini tetapi apa yang kamu lakukan sudah keterlaluan!" tegas Mila.
Kembali terjadi pertengkaran di dalam kamar itu yang membuat kepala Zahra semakin sakit Bahkan berkali-kali dia memejamkan mata
Bersambung....