NovelToon NovelToon
Kukira Impoten Ternyata Hyper

Kukira Impoten Ternyata Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Vanya sengaja menyamar menjadi sekretaris yang culun di perusahaan milik pria yang dijodohkan dengannya, Ethan. Dia berniat membuat Ethan tidak menyukainya karena dia tidak ingin menikah dan juga banyaknya rumor buruk yang beredar, termasuk bahwa Ethan Impoten. Tapi ....

"Wah, ternyata bisa berdiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Ethan kembali mendekati Vanya, dia memangkas jarak hingga Vanya kembali terjebak di antara tubuhnya dan meja. Suasana di kamar tamu itu terasa panas.

Vanya seperti kehilangan separuh tenaganya. Dia tidak bisa mendorong Ethan lagi, hanya bisa menahan bathrobe yang hampir melorot sepenuhnya.

"Kamu tidak bisa mengelaknya lagi," desis Ethan. Tangannya kembali membuka simpul bathrobe itu, cukup untuk memperlihatkan kulit leher dan dada Vanya. "Ini, bekas gigitanku!" Ethan menunjuk kulit yang memerah dan sedikit memar di dekat tulang selangka Vanya dengan jari telunjuknya.

Vanya tersentak, tetapi dengan cepat dia memasang pertahanannya. "Bekas gigitan? Ini tanda lahir, Pak Ethan! Masa tanda lahir saja tidak bisa bedakan?" bohongnya lagi, meskipun pipinya sudah terasa panas.

Ethan tidak ragu sedikit pun. Dia yakin, wanita itu adalah Vanya. "Jangan bohong!" Dia mendekatkan wajahnya, mengendus leher Vanya. Aroma manis yang memabukkannya malam itu langsung menyeruak. "Kamu wanita malam itu. Aku memang mabuk, tapi mata dan hidungku masih normal. Aku tidak mungkin salah mengenali kamu."

Vanya hanya mengepalkan kedua tangannya. Dia kehabisan akal.

"Mengapa kamu kabur?" tanya Ethan. "Kamu bisa meminta pertanggungjawabanku. Bahkan kamu juga tidak meminta uang dan justru menyembunyikan identitas kamu. Siapa kamu sebenarnya?"

Vanya menghela napas panjang, memutuskan untuk bertahan di perannya. "Sudah saya bilang, wanita itu bukan saya. Saya mana berani tidur dengan Anda!" Akhirnya Vanya mendorong Ethan lagi dengan sekuat tenaga.

Dia berhasil lepas dari Ethan, mengambil bajunya yang setengah kering, dan berlari masuk ke dalam kamar mandi. Dia mengusap dadanya yang berdetak kencang tak beraturan.

"Gila! Tatapan Ethan benar-benar mematikan! Aduh, rasanya lemas sebadan-badan," gumam Vanya sambil bersandar di belakang pintu kamar mandi. "Dia gak mau melakukan adegan season dua kan? Cukup semalam tiga kali itu saja. Sakitnya minta ampun!"

Di luar pintu, Ethan hanya tersenyum tipis. Dia tahu Vanya hanya bersembunyi. "Aku tidak mungkin salah ingat, Vanya. Baiklah, kalau ini mau kamu, kamu bisa sembunyi. Tapi yang terpenting aku sudah menemukan kamu."

Kemudian, Ethan mengambil kecoa sialan yang masih berterbangan, lalu membuangnya keluar dari kamar itu.

Setelah mendengar bunyi pintu kamar tertutup, barulah Vanya keluar dari kamar mandi. Dia mengunci pintu kamar itu dan segera memakai bajunya yang masih setengah basah. "Aku pulang ke rumah sekarang saja."

Vanya keluar dari kamar itu, melangkah pelan agar Ethan tidak mendengarnya. Tapi ternyata Ethan sudah menunggunya, bersandar santai di tembok lorong. Dia menahan tangan Vanya.

"Sudah aku bilang, ganti baju basah kamu," kata Ethan, tanpa ekspresi.

"Pak Ethan, bajunya terlalu pendek. Nanti aku jadi kedinginan," kata Vanya.

Ethan menghela napas panjang. Dia sudah menduga hal itu. Ethan memberikan sweater lengan panjang berwarna abu muda miliknya yang dia pegang. "Kamu pakai ini saja. Pasti tidak terlalu kebesaran di tubuh kamu."

Vanya menatap sweater itu. Warnanya lembut dan bahannya pasti hangat. Dia menganggukkan kepalanya dan kembali masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian.

Ethan masih setia menunggu Vanya sambil bersandar santai di dinding, menyilangkan tangan di dada. Dia akan pastikan Vanya tidak kabur sebelum makan.

Beberapa saat kemudian, Vanya keluar dengan memakai sweater Ethan yang memang pas di tubuhnya, dan terlihat menggemaskan. Dia membawa baju kotornya di dalam tote bag.

"Pak Ethan, saya mau pulang dulu," kata Vanya, suaranya kembali formal.

"Siapa yang mengizinkan kamu pulang?" balas Ethan. "Makan dulu, baru pulang."

"Tidak perlu, ini sudah sore," Vanya tersenyum kaku lalu mencoba melewati Ethan begitu saja.

Lagi, Ethan menahannya. "Akan aku tambahkan sebagai uang lembur."

Detak jantung Vanya semakin berdetak kencang. Dia tahu, Ethan tidak mudah dibohongi. Pria ini sengaja menguncinya. Dia hanya mengangguk lalu duduk di meja makan.

Vanya akan mengambil piring, namun Ethan dengan cepat mengambilkan nasi dan juga lauk lengkap untuknya. "Pak Ethan, jangan seperti ini. Saya tidak mau canggung sama Anda."

Ethan hanya tersenyum kecil. Senyum yang membuat Vanya curiga. "Jadi begini caranya agar kamu tidak melawanku lagi? Oke. Mulai sekarang, aku akan lebih memperhatikanmu."

Tanpa sadar Vanya memukul meja pelan. "Tidak! Ini salah. Kita tetap bos dan sekretaris. Saya tidak mau merasa canggung!"

"Tidak usah canggung," balas Ethan, dia kini duduk di seberang Vanya. "Bersikap saja seenaknya seperti biasanya."

Vanya menatap tajam Ethan, wajahnya merengut. Kemudian dia segera memakan makanannya dengan pikiran yang berkecamuk. "Dia bersikap baik padaku pasti karena ada maunya. Apa jangan-jangan pria mesum ini sengaja mengincarku lagi? Aku harus hati-hati!"

Tak ada percakapan di antara mereka berdua hingga akhirnya makanan mereka telah habis. Setelah meneguk air putihnya, Vanya segera berdiri.

"Terima kasih atas semuanya." Vanya segera berbalik dan berjalan keluar dari rumah mewah itu.

Ethan justru mengikutinya dan memanggil sopir agar ikut dengannya. "Arif, ikut denganku! Antar dia ke tempat kosnya."

Ethan menarik tangan Vanya agar segera masuk ke dalam mobil.

"Pak Ethan di rumah saja, tidak usah ikut." Vanya mendorong Ethan tapi Ethan bersikeras masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Vanya.

"Kamu bilang saja dimana tempat kos kamu."

Vanya menatap Ethan kesal. Dia meluruskan kacamatanya yang miring lalu mengatakan dimana tempat kosnya. Ya, untunglah dia sudah menyiapkan semua sebelumnya.

Mobil itu mulai melaju menuju tempat kos yang dimaksud Vanya.

"Pak Ethan, jangan membuatku merinding karena sok care begini. Lebih baik Pak Ethan tetap dingin dan galak saja. Pria yang tiba-tiba baik itu pasti ada maunya." Vanya harus menghentikan Ethan sebelum sikap itu terus berlanjut.

"Iya, aku memang ada maunya." Ethan menatap Vanya dengan jarak yang cukup dekat.

Vanya memundurkan kepalanya menjauh. Jangan bilang, Ethan benar-benar ingin melakukan adegan itu lagi. Secandu itukah?

1
Ica Rissaharyono
kk othor tambah lg kurang ..🤭
Ika Yeni
eh hamil juga vanyaa 🤭
Citra
pasti Vanya hamil tuh
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Fixs ini mah Vanya hamil🤣🤣🤣
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kalau sudah baca Ethan yang terbayang itu wajah Tom Cruise waktu masih ganteng² nya di Mission Impossible 1 🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iya kamu juga sudah jatuh cinta sama Ethan😁😁
Kim nara
Lo bikin masalah sendiri sih Vanya
Citra
lebih baik jujur aja Vanya biar gak salah paham sama ethan
Mundri Astuti
nah kan pusing sendiri kamu Vanya 😄
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
udah daripada pusing mending terus terang saja Vanya😅😅😅
Ica Rissaharyono
otw bucin bosmu raka🤣
Ica Rissaharyono
semangattt kk othorr lanjut ya😍
Ranita Rani
itulah org aneh
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
sungguh aneh😅😅😅
Kim nara
🤣🤣🤣🤣Raka shok
Mundri Astuti
😂😂 mang aneh bosmu raka
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
😅😅😅😅😅
Ranita Rani
so pastilah vanya,,,se x merasakan ya bkal jd candu
Kim nara
seru ada kocak2nya ..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ya iyalah bikin candu🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!