Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.
Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Kabar Buruk Menyapa
Welcome…
...Happy Reading...
.... ...
.... ...
.... ...
Luna membantu mencuci piring setelah menghabiskan spaghetti buatan Jameson. Lalu mengedarkan pandangannya, dan melihat Jameson yang sedang duduk minum kopi sembari memperhatikannya.
“Kenapa? Kamu mencariku? Aku tidak kemana-mana sayang,” goda Jameson sambil meringis.
Luna langsung mengalihkan pandangannya lagi. Wajahnya tampak merah karena malu. Kemudian dia terpaksa bertanya sesuatu hal yang sejak tadi malam sangat penasaran.
“Jame, tadi malam kenapa kau bisa keracunan?” tanya Luna masih sembari melakukan kegiatan cuci piringnya.
Jameson mengerutkan keningnya bingung, “Keracunan? Tadi malam aku tidak keracunan!” bantah Jameson dengan tersenyum.
“Kalau tidak keracunan, kenapa kau bisa seperti itu tadi malam?” sindirnya sambil mengusap tangannya yang basah ke handuk kecil yang menggantung di atas wastafel.
“Karena aku ceroboh, aku tidak sengaja mencicipi sup jamur buatan Nine yang didalamnya sudah dicampurkan dengan obat perangsang,” jelasnya panjang.
Luna duduk di samping Jameson, tangannya meraih gelas yang berisi air putih lalu meminumnya.
Wanita itu mengangguk tanpa memandang Jameson, “Ternyata ada obat yang seperti itu ya?!”
“Aku bisa saja minum obat itu lagi, tapi kamu harus membantuku menjadi penawarnya.” Jameson tersenyum menggodanya lagi.
Luna melemparkan tatapan tajam kepada Jameson. Pria itu langsung mengerti kalau wanita itu tidak suka.
“Baiklah, aku hanya bercanda.” kilahnya sambil memutar bola matanya pasrah.
“Lalu bagaimana dengan wanita itu sekarang?”
“Dia kabur.”
Luna menghembuskan napasnya berat, dari sorot matanya tidak bisa berbohong kalau dia merasa takut.
“Tidak perlu khawatir, sayang. Aku sudah menyuruh pengawal ku untuk mencarinya.” Jameson mencoba menenangkan istrinya sembari mengelus rambutnya yang sedikit basah.
Jameson menatap tajam ke arah Luna. Dia seperti memikirkan sesuatu yang membuatnya penasaran. Tentang ingatan Luna yang langsung kembali saat sesudah meminum Pil Reborn Memory.
Dia juga sangat ingin tahu tentang ingatan Luna mengenai brankas yang dulu pernah dia berikan. Brankas yang menjadi incaran Kubu Red Dragon.
“Luna, seberapa banyak ingatanmu kembali?” tanya Jameson dengan lirih.
Luna tampak berpikir, “Tidak banyak, yang aku tahu saat ini hanyalah fakta bahwa kamu adalah suamiku.”
“Aku sudah sangat bahagia kamu mengingatku sebagai suami. Tapi, ada satu hal yang aku butuhkan dari ingatanmu,” Raut wajah Jameson berubah penuh harap.
“Apa itu?” tanya Luna ingin tahu.
“Kamu ingat waktu kita berada dalam pesawat saat menuju kemari?” Jameson mengajak Luna untuk mengingat kejadian yang lalu.
Luna mengangguk, “Aku ingat, waktu itu kau mengikat tanganku dengan erat.”
“Maafkan aku, tapi bukan yang itu!” elak Jameson merasa bersalah.
“Lalu?”
“Kamu ingat lelaki yang menodong pistol ke arahmu?” Luna mengangguk, ”Dari sanalah aku baru tahu, kalau yang dia incar adalah brankas pemberianmu.”
“Brankas?” Luna mencoba mengingat-ingat. “Oh iya, kita sempat main tebak-tebakkan isi brankas itu di dalam pesawatkan?”
Jameson mengangguk.
“Jangan bilang, kau tidak tahu isi dalam brankas itu?” tebak Luna.
Jameson mengangguk lagi. Luna pun menghembuskan nafas panjang.
“Mengapa kau ingin sekali tahu isi brankas itu?” tanya Luna kini mencoba mencari tahu.
“Kamu bilang, isi brankas itu adalah hal yang penting dalam hidupku. Awalnya kukira isinya hanyalah benda yang tidak jauh dari kita. Tapi, perkiraanku salah. Sekarang brankas itu jadi incaran seseorang, karena itu aku takut dia juga mengincarmu,” Raut wajah Jameson penuh ketakutan.
“Mengincarku?” Luna bingung.
“Karena hanya kamu yang bisa membukanya. Hanya kamulah yang tahu password untuk membuka brankas itu,” tambah Jameson.
“Jadi kau mau aku mengingat password brankas itu?”
“Benar, hanya itu satu-satunya cara agar kamu bisa aman. Aku tidak ingin kamu jadi incaran mereka, Luna.” Jameson membelai lembut rambut Luna.
“Baiklah, aku akan berusaha mengingatnya. Oh iya, aku ingin Pil yang kau berikan kepadaku kemarin,” pinta Luna.
Jameson mengerutkan keningnya, “Untuk apa?”
“Aku ingin meminumnya lagi, siapa tahu aku dapat mengingat hal lain,” jawab Luna dengan penuh semangat.
Jameson tersenyum senang mendengar istrinya begitu semangat. Dia pun menyetujui apa yang diinginkan istrinya itu.
Karena dia juga berpikir, semakin banyak yang Luna ingat semakin baik untuknya.
Tidak beberapa lama, Ten datang membawa sebuah bingkisan yang ia serahkan kepada Jameson. Lalu, bingkisan tersebut Jameson berikan kepada Luna.
“Ini handphone baru untukmu,” kata Jameson menyerahkannya kepada istrinya.
Wajah Luna berbinar, “Kamu serius?” Pria itu hanya membalasnya dengan senyuman. Dengan semangat Luna membuka bingkisan itu dan mengeluarkan handphone barunya dari kardus.
Luna tertawa kecil, “Motifnya masih sama”
“Kamu tidak suka?”
“Aku suka kok,” Luna teringat dengan bibit bunga matahari yang masih tumbuh kecil. Apakah nanti dia akan bisa menyaksikan mereka tumbuh besar dan menjadi bunga yang indah?
“Oh iya, Brankas besi itu kamu simpan dimana?” tanya Luna yang menjadi sangat semangat untuk membuka brankas tersebut.
Jameson tersenyum, “Aku simpan di tempat rahasia.”
Luna teringat, “Kau pernah mengatakan padaku, ingin menunjukkan tempat rahasia itu. Tapi, kau belum menunjukkannya padaku!” protes Luna memanyunkan bibirnya.
“Aku janji, aku akan menunjukkannya padamu,” ucapnya berjanji.
“Kapan?” Luna minta penjelasan.
“Kalau mau, sekara–”
“Tuan Jameson!!” Ten memotong ucapan Jameson, nafasnya terengah-engah terlihat kalau dia buru-buru menghampiri Jameson.
“Ada apa Ten?” tanya Jameson wajahnya tegang.
“Gawat, Kafe De Luna di USA terbakar.”
To be continued