NovelToon NovelToon
Terjerat Pernikahan Kontrak

Terjerat Pernikahan Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kumi Kimut

Romantis - Komedi

"Gak bisa Will, kita cuma nikah sementara kan? Bahkan ibumu juga benci sama aku?" -Hania-

"Tapi hamilmu gak pura-pura, Han? Aku bakal tanggung jawab!" -William-

***

Kisah dimulai saat Hania terpaksa menerima tawaran sang bos untuk menjadi istri kontraknya tapi setelah satu bulan berlalu, Hania mabuk karena obat perangsang yang salah sasaran dan mengakibatkan Hania hamil!

Bagaimana kisah ini berlanjut? Akankah Hania menerima pinangan kedua kali dari suami kontraknya atau kembali pada mantan tunangan yang sudah tobat dan ingin membahagiakannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kumi Kimut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Pria itu mengangguk patuh, lalu menghilang secepat bayangan.

Sore mulai menjelang ketika William berdiri di depan pondok, mengenakan baju pinjaman. Luka di pelipisnya masih terasa perih, tapi langkahnya mantap. Nelayan tua itu memberinya tongkat bambu untuk penyangga.

“Jalan pelan-pelan. Pos desa sekitar dua kilometer dari sini. Kau pasti bisa sampai sebelum gelap,” katanya.

William mengangguk, menepuk bahu lelaki itu. “Aku nggak akan lupa kebaikanmu.”

“Yang penting, selamat lah dan temui orang yang menunggumu. Tapi hati-hati… sungai ini nggak cuma menyimpan air. Kadang juga menyimpan rahasia.”

William sempat terdiam mendengar kalimat itu. “Rahasia?”

Nelayan itu hanya tersenyum samar, tidak menjawab. “Pergilah.”

Dengan napas berat, William melangkah menuju jalan kecil yang mengarah ke desa. Setiap langkah membawa rasa sakit, tapi juga keyakinan. Ia akan menemukan jalan pulang. Ia harus menemukan Hania.

Namun, di balik pepohonan, dua sosok berpakaian hitam diam mengawasinya. Salah satunya berbicara pelan melalui alat komunikasi di telinga.

“Target terlihat. Dia masih hidup.”

Suara di seberang menjawab tegas, “Jangan buat keributan. Pastikan dia tidak sampai ke desa.”

Angin sore berembus pelan, membawa aroma hujan yang tersisa. William tak tahu bahaya sudah mengintai dari belakang. Ia hanya tahu satu hal — Hania masih menunggunya, dan ia berjanji akan menepati kata-katanya.

____

Sementara itu, di tepi sungai yang mulai tenang, Hania masih menatap arus air dengan tatapan kosong. Dalam hatinya, doa tak berhenti mengalir:

“Kalau memang kau masih hidup, Will… tolong pulang. Aku masih di sini.”

Dan di antara desir angin, seolah alam menjawab doa itu dengan bisikan halus — seakan janji William belum berakhir.

Langit mulai memerah, matahari perlahan turun di balik pepohonan.

William mempercepat langkah, menahan nyeri di kaki setiap kali tanah berbatu menekan telapak kakinya.

Nafasnya memburu, tapi pikirannya tetap jernih — hanya satu bayangan yang memenuhi benaknya: wajah Hania, dengan tatapan penuh cemas di tepi sungai itu.

Di belakang, langkah-langkah ringan nyaris tak terdengar menyusul. Dua sosok berpakaian hitam itu bergerak seperti bayangan, menyatu dengan kabut senja.

“Dia melambat. Titik tembak jelas,” bisik salah satu, menurunkan sesuatu dari pundaknya.

Namun sebelum pelatuk sempat ditekan, suara gemerisik dari arah semak membuat keduanya menoleh cepat. Dari kegelapan muncul seekor anjing kampung, menggonggong keras ke arah mereka.

“Persetan!” umpat yang satu, menendang tanah. Gonggongan itu menggema, membuat burung-burung beterbangan.

William tersentak mendengar suara itu. Ia menoleh, tapi tak melihat apa pun selain bayangan hutan. Ia tahu nalurinya tak salah — ada sesuatu yang mengikutinya. Ia menggenggam tongkat bambu lebih erat dan berlari sekuat yang ia bisa.

Sementara itu, Hania mulai gelisah. Langit telah gelap, dan suara jangkrik menggantikan desir sungai. Ia menatap air yang memantulkan cahaya bulan, lalu berdiri perlahan.

“Sudah cukup menunggu,” gumamnya. Ia mengambil lentera, lalu menapaki jalan setapak menuju arah hutan — arah di mana William terakhir terlihat.

Di kejauhan, guntur bergemuruh pelan, tanda hujan akan turun lagi. Dan di antara pepohonan, takdir mulai menautkan dua langkah yang sama-sama terluka.

William berlari menembus kabut, Hania berjalan menantang gelap.

Tak ada yang tahu siapa yang akan sampai lebih dulu — cinta, atau bahaya.

Kabut mulai menebal. Setiap helaan napas William terasa berat, udara lembap menempel di kulitnya. Jalan setapak yang ia lalui mulai menurun, licin oleh sisa hujan. Ia tahu ia tak bisa terus berlari lama-lama, tapi firasatnya berteriak — kalau ia berhenti, ia takkan sempat sampai ke desa.

Suara ranting patah terdengar di belakang. Sekilas, bayangan hitam melintas di antara pepohonan. William menoleh cepat, lalu bersembunyi di balik batang pohon besar, menahan napas. Ia meraba saku bajunya — kosong. Senjata satu-satunya hanya tongkat bambu di tangannya.

Langkah-langkah mendekat, pelan tapi pasti. Dua sosok berpakaian hitam muncul, senjata peredam terpasang di tangan.

“Dia tak jauh. Pisahkan jalur, tutup dari sisi sungai,” perintah salah satunya.

William menunduk, matanya menatap tanah berlumpur di kakinya. Ia menimbang cepat — kalau ia tetap diam, mereka akan menemukannya. Tapi kalau ia lari, suaranya akan menarik perhatian.

Tiba-tiba, sesuatu bergerak di dekatnya — seekor burung kecil terbang keluar dari semak. Kedua pria itu menoleh ke arah suara itu. William tak menunggu. Ia melompat keluar dari persembunyian, menebas tongkatnya ke leher salah satu dari mereka. Pukulan itu keras dan tepat, membuat pria itu tersungkur ke tanah.

Yang satunya langsung berbalik, menembak ke arah William.

Dorrp! — peluru melesat, mengenai pohon di belakangnya. William berlari zig-zag, menuruni lereng licin. Nafasnya memburu, tubuhnya beradu dengan ranting dan duri.

“Berhenti! Atau timah panas ini akan bersarang di kepalamu! William!"

***

Bersambung...

***

Bersambung...

1
Eva Karmita
Andra kamu harus nya bersyukur punya teman seperti Dani yg selalu bisa menasehati kamu supaya hidup dijln yang lebih baik lagi, plisss dengerin nasehatnya..,, jarang sekali ada sahabat sebaik Dani mau jadi teman curhat yg baik.. dan biarkan Hania hidup bahagia dan tenang bersama William
KumiKimut: iya nih kak, awas saja kalau kebanyakan ganggu
total 1 replies
Eva Karmita
lanjut thoooorr
Eva Karmita
Tom and Jerry ini namanya lanjut thoooorr 🔥💪🥰
KumiKimut: iya kak, mas mksih udah mampir ya
total 1 replies
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Eva Karmita
❤️
Eva Karmita
mampir otor 🙏😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!