Once Upon A Wedding

Kemunculan pangeran Flynn secara tiba-tiba di ruangan itu, seakan mencegat Bright untuk segera pergi. Beriringan dengan langkah kaki Flynn yang menuju ke arahnya, Bright pun mendadak teringat dengan informasi yang Alone berikan tentang adik tirinya itu.

'Pangeran Julian selalu sinis dan paranoid jika berhadapan dengan pangeran Flynn. Menurutku, sikapnya itu justru membuktikan kalau dia sebenarnya kurang percaya diri.'

Cerdas, berprestasi, memiliki pembawaan yang tenang itulah yang tergambar dari dalam diri pangeran Flynn. Wajar jika banyak yang mengatakan dia lebih layak menjadi putra mahkota dibanding Julian. Apalagi, dia didukung oleh kaum cendikiawan di negara ini. Hanya perlu menunggu kematian Julian, tahta akan jatuh kepadanya. Bahkan jika mereka sedikit berani melakukan kudeta, tahta pun bisa berpindah cepat ke arahnya.

"Hormat saya pada Yang Mulia Putera Mahkota. Maaf saya terlambat untuk menyambut Anda," ucap pangeran Flynn sambil membungkuk.

"Tidak masalah," ucap Bright sambil tersenyum. Flynn mungkin menjadi salah satu orang yang tak bisa ia remehkan di istana ini. Namun, sepertinya ia tak perlu terlalu sinis padanya selama pria itu tak terang-terangan mengancam kedudukan Julian.

Baru saja Bright hendak beranjak pergi, Flynn yang berdiri tepat di sampingnya, langsung berkata dengan nada nyaris berbisik.

"Pangeran, kenapa buru-buru pergi dari ruangan ini? Jangan bilang ... Pangeran sudah tak sabar bertemu dengan wanita kesayangan Pangeran!"

Bright menoleh ke arah Flynn lalu tersenyum kecil. "Sepertinya Adikku ini sangat pandai menerka isi hati Kakaknya."

"Kalau begitu ... lepaskanlah nona Claney! Saya tahu Anda menikahinya hanya untuk menyenangkan hati ibu suri dan memperkuat posisi calon pewaris ke depan. Meski pernikahan anggota kerajaan tidak membutuhkan cinta, tapi ... dia terlalu baik untuk bersanding dengan pria yang tak bisa menghargainya."

Raut wajah Bright berubah seketika mendengar kata-kata bernada penuh penekanan yang dilontarkan Flynn.

Tunggu, tadinya ia berpikir wanita kesayangan yang dimaksud Flynn itu adalah Alone. Namun, ucapan yang baru saja dikatakan pria itu seakan mengisyaratkan jika Julian memiliki wanita lain di hatinya.

Tak ingin menimbulkan kecurigaan, Bright segera tersenyum seraya menyilangkan kedua tangannya ke belakang.

"Lalu ... pria seperti apa yang Adik rasa layak untuknya? Kau tidak bermaksud 'mencuri' apa yang diperuntukkan untuk kakakmu ini, kan?"

"Saya tidak berani ...." Flynn menunduk penuh, tetapi hanya sebentar sebelum sepasang matanya berani melempar tatapan tajam ke arah Bright. "Namun ... Nona Claney mungkin akan menjadi pengecualian jika Anda hanya menyia-nyiakannya."

Ini benar-benar mencengangkan! Di hari pertama memasuki istana, ia mendapatkan dua hal yang mengejutkan. Flynn yang tampak menaruh hati pada Alone dan Julian yang ternyata memiliki wanita lain. Namun, siapakah wanita itu? Apakah Alone pun mengetahuinya?

Dengan tenang Bright pun berkata, "Jangan khawatir, akan kupastikan dia menjadi pengantin paling bahagia."

Keluar dari white room, Bright melangkah tegas bersama ketiga pengawalnya melewati pilar-pilar yang menopang kokoh bangunan. Para pelayan yang tengah sibuk berlalu lalang, lantas segera merapat ke sisi dinding untuk membuka jalan sambil menunduk dengan penuh hormat.

Kini Bright menyusuri taman istana yang membentang luas dengan dipenuhi aneka bunga dan pepohonan rindang.

"Pangeran Anda salah melangkah. Itu jalan menuju arah kediaman Nona Claney," tegur Theo dengan penuh kesopanan saat Bright hendak berbelok.

"Ah, aku memang ingin jalan-jalan ke kediamannya sekaligus menemuinya. Aku ingin sampaikan padanya kalau ujian tahap pertama telah berhasil," bisik Bright dengan mata berbinar.

"Tapi ... maaf, Pangeran, saat berada di istana, Anda tidak akan sering bertemu dengan Nona Claney."

"Kenapa begitu?" Ekspresi wajah Bright berubah dengan cepat, semacam tak terima.

"Karena sebenarnya ... pangeran Julian pun tidak pernah mendatangi tempat nona Claney sehingga ini mungkin akan membuat orang-orang di sekitar paviliunnya curiga jika Pangeran mendadak mendatanginya.'

Perkataan Theo membuatnya kembali mengingat ucapan Flynn. Sederet kata-kata yang pernah meloncat dari mulut Alone pun mendadak terngiang kembali.

"Kau ... tidak perlu ... mengetahui apa pun tentangku, karena ... pangeran Julian pun tak mengetahui apa pun tentangku."

Bright menoleh ke selasar yang melewati arah kediaman Alone. Padahal mereka baru terpisah beberapa jam, tapi entah kenapa hasrat ingin segera bertemu dengannya begitu kuat.

Sam turut menambahkan, "Tapi, jika Pangeran, sangat ingin melihat Nona, Pangeran bisa datang ...."

"Siapa yang sangat ingin melihatnya?" potong Bright dengan cepat seolah tak mau mengakui kalau dia memang sangat ingin bertemu Alone.

Ketiga pengawalnya lantas terdiam dalam posisi tegap. Bright memilih kembali berjalan. Namun, baru selangkah, ia malah berbalik menghadap ketiga pengawalnya.

"Di mana katamu aku bisa datang menemuinya?" tanyanya pada Sam setelah sempat memotong ucapannya.

"Pangeran bisa ke perpustakaan istana. Saya sering melihat Nona pergi ke sana. Pangeran harus melakukan ini secara diam-diam karena pangeran Julian pun sebenarnya hampir tidak pernah berkeliaran di perpustakaan," jelas Sam.

"Tapi tidak untuk sekarang ini, Pangeran. Karena orang-orang di paviliun pasti sudah menunggu Pangeran," imbuh Ciro.

"Ya, mana mungkin aku akan ke sana sekarang!" tampik Bright.

Melihat ekspresi ketiga pengawalnya yang tampak menahan senyum, Bright pun menjadi salah tingkah. Ia langsung memutuskan berjalan menuju kediaman Julian.

Sesampainya di sana, para penjaga langsung menunduk hormat padanya. Saat hendak memasuki kediaman itu, ia mendadak teringat dengan sosok wanita kesayangan Julian. Berpikir ketiga pengawal itu mungkin tahu, ia pun hendak menanyakannya pada mereka.

Bright kemudian berbalik ke arah Theo, Ciro dan Sam. "Oh, iya, apa kalian tahu ...."

"Selamat datang kembali, Yang Mulia Putra Mahkota."

Suara lembut seorang wanita langsung menyapa pendengarannya. Saat ia menoleh, barisan pelayan dengan langkah seragam berjalan menuju ke arahnya. Sesosok wanita berdiri paling depan dengan kecantikan paling mencolok di antara lainnya. Wanita itu langsung memamerkan senyum terbaiknya pada Bright.

.

.

.

Like dan komeng