Alana, Rekha, Chyntia, Aurora, Tiara, Salsa, Shea, 7 orang gadis cantik yang harus berhadapan dengan 7 orang kating mereka yang sangat terkenal di kampus.
Jay, Jake, Owen, Gerry, Niko, Satria, Dewa, kating yang paling terkenal di semua kalangan mahasiswa, hingga membuat mereka menjadi wajah kampus untuk mewakili kampus dalam beberapa kegiatan terpaksa berhadapan dengan 7 orang mahasiswi baru yang ternyata cukup membuat mereka kewalahan dengan segala jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21
Setelah mendengar apa yang papinya Alana katakan membuat Jake semakin yakin dengan instingnya. Sungguh, dia benar-benar tidak percaya dengan semua ini.
"Ger, tunggu, Ger!" kata Jake yang berusaha menghentikan temannya.
Gerry yang tau maksud Jake menghentikannya pun berusaha untuk tidak mengatakan apa pun. Karena dia tau jika Jake akan menanyakan hal itu.
Jake menatap Gerry dengan dalam. Berharap apa yang di pikirannya tidak terjadi.
"Ger, gue mau tanya sama Lo. Apa bener yang di bilang papinya Alana?" tanya Jake dengan perasaan yang berdebar.
Sungguh dia benar-benar berharap dengan jawaban Gerry.
"Kenapa lo tanya hal itu sama gue?" Gerry balik bertanya pada Jake.
"Gak gitu Ger. Lo tau kan kalau gue suka Alana?"
"Terus kalau gue suka sama Alana juga apa menghambat perasaan Lo? Suka atau gak gue sama Alana gak ada hubungannya sama Lo Jake."
"Tapi ini penting Ger! Gue gak akan ngalah sama Lo! Gak sama lo atau siapa pun. Gue bakal perjuangin Alana sampai dapat!" ujar Jake penuh percaya diri.
"Kalau gitu kita lihat aja nanti. Siapa yang akan di pilih Alana. Gue, atau Lo!" jawab Gerry yang berlalu dari hadapan Jake di sana.
Mendengar apa yang Gerry katakan membuat Jake terdiam. Apakah ini artinya pertemanan mereka akan hancur? Apa Gerry benar-benar ingin mengajaknya bersaing untuk mendapatkan Alana?
"Oke! Gue terima. Kita liat siapa yang bakalan di terima Alana!" seru Jake yang masih bisa di dengar Gerry dari dalam mobilnya.
Jake menatap hampa pada mobil Gerry yang sudah berlalu dari hadapannya. Kini hanya tinggal Jake sendiri di sana. Sampai dia sadar jika ponselnya berdering dan itu panggilan masuk dari Alana.
"Ya halo, Al?" terdengar helaan nafas berat dari Jake membuat Alana yang mendengarnya ikut merasa khawatir.
"Kak, are you oke?" tanya Alana pada Jake.
"Im oke, cantik." berusaha menutupi perasaannya yang campur aduk saat ini.
"Ada apa? Kok tumben telpon. Kamunya udah sampai rumah?" tanya Jake pada Alana.
Dia duduk di lantai tanpa memikirkan bagaimana orang-orang berpikir tentang dirinya nanti.
Jake menekuk kedua lututnya, sambil memegang ponselnya saat ini. Benar-benar terlihat seperti banyak pikiran.
"Gak, aku cuma mau minta maaf sama kakak karena omongan papi tadi."
"Maaf, Untuk apa?" tanya Jake yang sama sekali merasa Alana tidak bersalah di sini.
"Omongan papi tadi. Barangkali buat kakak gak nyaman." ucap Alana.
Jake kembali menarik nafasnya dalam-dalam sebelum kembali menghembuskannya secara perlahan. Alana yang mendengar itu pun mengerti akan kegelisahan Jake.
"Al?"
"Ya, kak?" jawab Alana.
"Besok temui aku di taman kampus ya. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu."
"Soal apa, kak?" tanya Alana penasaran.
"Yaudah besok aja. Udah dulu ya, aku mau balik." kata Jake pada Alana.
"Beneran kakak gak apa-apa kan kak?" tanya Alana lagi.
Jake mengalihkan panggilan mereka menjadi panggilan vidio untuk menunjukkan pada Alana bahwa dirinya baik-baik saja.
"See, im oke right?" tunjuknya pada Alana jika dirinya memang baik-baik saja. Bahkan Jake juga berusaha untuk tersenyum pada Alana seperti biasanya.
"Oke. I hope you are indeed okay." jawab Alana.
"Hahaha...Thanks for worrying about me, Al." balas Jake sebelum mereka mengakhiri percakapan mereka malam ini.
"Take care, kak." ucap Alana pada Jake sebelum laki-laki itu mengakhiri panggilannya.
***
np ft gk bs di bk
next my