NovelToon NovelToon
Cubic Plot Hole

Cubic Plot Hole

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Iblis / Kutukan / Agen Wanita
Popularitas:361
Nilai: 5
Nama Author: Keypi

Peradaban modern dengan peradaban kuno seperti berdampingan satu sama lain. April memakai kalung berbentuk kubus yang sudah dipakainya sejak masih bayi. April sering terjebak di dalam roh lubang hitam kubus yang tak dikenal asal-usulnya. Gejolak-gejolak yang dialami April saat umurnya masih sangat muda, membuatnya kehilangan arah. Jalan apa yang akan April ambil saat dirinya diambang dilema panjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keypi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XXI : Terimakasih Aoren, sudah hadir di hidupku.

April pergi menuju perpustakaan. April ingin meminjam buku dan mempraktekkan di ruang latihan. Waktunya ini bukan untuk main-main lagi. April melihat beberapa buku yang mungkin saja bisa membantunya.

“Boleh kali ya ini,”

April mengambil buku yang berfokus pada teknik benang. Selain buku yang mengajari teknik benang, April juga mencari buku yang bisa membantu menyeimbangkan energi saat pertarungan nyata.

April pergi menuju penjaga perpustakaan dan meminjam buku selama seminggu. April segera pergi ke ruang latihan. Saat di tengah jalan, April melihat San yang sedang menelpon seseorang. April tidak ingin menguping, baginya itu melanggar privasi San dan tidak ada hubungannya dengan dirinya sendiri. April memutuskan untuk melanjutkan jalannya dan mengabaikan San.

San fokus pada teleponnya dengan anak perempuan berambut ungu itu. Tanpa disadari oleh San, Biru memantau San dari kejauhan. Biru tersenyum.

'Tidak akan lama lagi.'

Aura membunuh dari Biru sangat kuat sekali. Biru membunuh Rawa, orang yang disukainya, demi menjalankan sebuah misi yang tidak diketahui tujuannya apa.

Ruang latihan Agen Angkasa

April membaca buku penyeimbangan energi saat pertarungan. Saat membaca, April juga mempraktekkannya. Aliran energi yang masuk ke April mulai terasa saat April mengikuti petunjuk di buku itu.

Matanya terpejam. Merasakan aliran energi yang masuk ke dalam dirinya. Saat melakukannya, tiba-tiba muncul bayangan goa yang pernah menghantui di dalam mimpinya. Bayang-bayangan goa di dalamnya terpampang jelas, dinding-dinding berbentuk aneh, alas yang berbentuk pola kubus, dan pilar-pilar tembok yang mengelilingi alas berbentuk pola kubus. Pikiran dan ketenangannya terganggu.

April membuka matanya. Keringat membasahi wajahnya. Rasa ketakutannya muncul kembali. April berusaha menenangkan pikirannya dan tidak membayangkan hal-hal aneh itu.

'Tenang, tenang, tenang April..'

'Tarik nafas.. lepaskan.'

April menenangkan dirinya. April kembali fokus dan melanjutkan banyak bacaan yang ada di buku itu.

Malam hari

April sudah selesai membaca setengah di dalam buku itu. April ingin melanjutkan membaca buku mengenai teknik benang yang sudah diambilnya. April memang merasa lelah, namun jika dirinya berhenti, maka April tidak akan bisa berkembang dan tidak bisa mendapatkan jawaban yang ingin April dapatkan.

April membuka buku panduan teknik benang dan langsung mempraktekkannya dengan menyeimbangkan energinya.

April mengingat teknik benang yang telah dia buat sendiri. Meningkatkan levelnya lebih kuat lagi dan tak ada celah. Memang membutuhkan waktu banyak sekali, bagi April itu tidak masalah. April masih terus mencoba dan belum mau untuk kembali ke kamarnya.

Kamar pribadi A Chengyou

A Chengyou menerima telepon dari keluarganya. A Chengyou merasa tertekan. Para tetua atau bisa dikatakan nenek dari keluarga bangsawan Dewi Pedang menekan A Chengyou untuk bisa lolos dalam ujian arena ini, mengingat cara ini untuk mengembalikkan kejayaan keluarga Dewi Pedang. A Chengyou satu-satunya anak yang masih bisa dilatih dan masih banyak waktu. A Chengyou merasa, semua keluarga bangsawan Dewi Pedang berharap pada A Chengyou, bahwa A Chengyou pasti akan berhasil.

A Chengyou tidak mungkin menolak.

'Drrtt..'

A Chengyou mendapatkan telepon dari ibunya.

“Halo, ma?”

“Axen, lagi apa?”

“Aku lagi di kamar, ma”

“Jangan lupa makan tepat waktu ya, sayang,”

“Iya, ma”

“Axen, jangan merasa tertekan ya, mau kamu lolos ataupun ga lolos, mama tetap bangga sama kamu,”

“Mama gamau kamu ini terlalu memaksakan dirimu sendiri, mama ga pernah maksa apapun apalagi kecewa tentang apapun yang kamu anggap benar,”

“Mama selalu mendukungmu, Axen.”

(A Chengyou meneteskan air matanya. Ibunya A Chengyou tahu kalau A Chengyou menangis)

“Iya ma, Axen mengerti. Jaga diri, mama.”

(Ibunya A Chengyou tersenyum)

“Iya sayang, selamat malam,”

“Selamat malam, ma.”

A Chengyou mematikan teleponnya. A Chengyou berbaring di ranjangnya dan memutuskan untuk tidur.

Hanya ibunya saja yang bisa memahami A Chengyou di dalam keluarganya yang peraturan sangat ketat dan masih mempertahankan nilai-nilai tradisi yang sudah turun temurun dari zaman kuno. Posisi pemimpin Dewi Pedang masih belum ada yang sesuai kriteria, seharusnya Ibu A Chengyou lah sebagai pemimpin Dewi Pedang saat ini namun Ibu A Chengyou menolaknya dengan alasan yang tidak diketahui.

A Chengyou memang merasa tenang setelah berbicara dengan Ibunya, namun A Chengyou masih kepikiran dengan perkataan neneknya yang mengharuskan A Chengyou berhasil di cara pertama.

\*\*\*

Keesokan harinya

April tertidur di ruang latihan Agen Angkasa. Aoren mencari April dari semalam dan ketemu di pagi hari yang ternyata ada di ruang latihan Agen Angkasa. Aoren membangunkan April.

“Meongg~~ Meongg~~”

April membuka matanya perlahan. Di hadapannya ada Aoren. April bangun dan melihat sekelilingnya.

“Eh? Aku tertidur disini ya?”

“Meongg~~”

“Maaf Aoren, membuatmu khawatir dan menemukan aku disini. Aku benar-benar harus latihan dengan serius, aku ga bisa buang-buang waktu, Aoren,”

April berdiri.

“Aku harus melakukan lagi dan lagi.”

Aoren khawatir dengan kondisi April yang terlalu memaksakan dirinya sendiri.

'Dia kenapa harus melakukan ini dengan keras sekali? Bukankah itu hanya arena ujian saja, mengapa dirinya harus menggebu-gebu sekali?'

April melanjutkan bacaannya dan mempraktekkannya. Aoren ingin membawakan roti pada April. Aoren pergi menuju kamar April. Dan April melanjutkan latihannya.

Di tengah jalan, Aoren melihat A Chengyou yang sedang murung.

'Itu kan, anak laki-laki yang menolong anak perempuan itu kan? Kenapa keliatannya seperti sedih? Aku ga paham kenapa dengan mereka semua?'

Aoren melanjutkan dan menuju kamar April.

A Chengyou berjalan menuju ruang latihan khusus pedang. A Chengyou memasuki ruangan itu. Mengambil pedang latihannya. A Chengyou memejamkan matanya dan melakukan gerakan menyerang ke target kayu di depannya. Hampir kena ke titik di target itu. A Chengyou mengulang dan berencana ingin membuat teknik pedangnya sendiri.

A Chengyou terus melakukan serangan entah jarak dekat maupun jarak jauh.

“Jurus Pedang Angin Ribut!”

'HYUNGG~'

'BRAK!'

Semua kayu-kayu itu terbelah menjadi dua bagian dan masih ada satu kayu yang belum terbelah. A Chengyou merasa ini belum cukup. A Chengyou terus mencoba sampai bisa.

Bubble melihat A Chengyou latihan dari jendela.

“Chen..”

“Semangat! Kamu ga sendirian, aku juga disini.”

Bubble tersenyum.

\*\*\*

Aoren membawa roti dan menuju ruang latihan April berada.

“Meongg~~”

April menoleh.

“Aoren!?”

April terkejut melihat Aoren membawakan satu bungkus roti isi coklat untuk diberikan pada dirinya. April menerima roti yang dibawa Aoren.

“Aoren, makasih banyak,”

April mengelus kepalanya Aoren.

“Roti ini aku bagi dua ya, satu bagian untukku, satu bagian untuk Aoren,”

April tersenyum. Aoren yang melihat senyuman indah di wajah April, membuat Aoren salah tingkah.

“Meongg~~”

April tertawa. April membuka bungkus rotinya dan membelah satu bagian untuk Aoren.

“Ini bagian punyamu, Aoren,”

April memberikannya pada Aoren.

“Meongg~~”

April memakan roti belahan bagiannya. April sebenarnya tidak ada waktu untuk makan apalagi istirahat seperti yang dilakukan olehnya, namun tidak mungkin April membuat Aoren khawatir lagi.

'Aoren, kamu satu-satunya teman dan keluargaku selain Kak Rawa, Pak Kasim, Senior A Chengyou di Agen Angkasa ini..'

'Terimakasih Aoren, sudah hadir di hidupku.'

April tersenyum melihat Aoren yang sedang makan roti.

TO BE CONTINUED...

1
Keypidream
mohon supportnya ya!
Kei Kurono
Bikin penasaran!
Keypidream: terimakasih Kei Kurono sudah mau membaca novel aku. dengan dukungan ini, aku jadi semakin semangat! ditunggu chapter-chapter selanjutnya ya🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!