Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salting
Saat ini Freya tengah sibuk mempersiapkan barang Arvin yang akan dibawa ke lokasi syuting 'KEKUATAN CINTA'. Ternyata tugas seorang manajer artis untuk tidak sesederhana yang didengar. Terlebih-lebih jika artis itu sendiri bukan artis biasa, melainkan artis papan atas yang laku dipasaran entertainment. Pantas saja Arvin menggajinya dengan fantastis, dan memberikan fasilitas yang wow. Itu sebanding dengan kerjaannya yang super-super sibuk.
"Udah lengkap belum ya? baju udah lengkap, bantal leher udah ada, sepatu, jaket, topi juga keknya ada. Apa lagi ya,?" ucap Freya pada dirinya sendiri sambil memikirkan apa saja yang masih kurang. Maklum, ini hari pertama Arvin syuting lagi setelah libur ke Bogor beberapa hari. Sebab itulah semuanya harus diperbaharui i kelengkapannya.
"Oh iya, makanan dan cemilan. Untung subuh-subuh tadi gue bangun, Arvin harus memiliki asupan yang sehat agar semangat menjalani jadwalnya yang super padat. Coba gue jadi Arvin, pasti gue stress hadapi jadwal yang super padat," ucapnya lagi pada dirinya sendiri.
Gadis itu pun menutup bagasi mobil sang idola sekaligus atasannya saat ini, dan masuk ke apartemennya untuk mengambil cemilan dan makanan sehat yang sudah ia tempatkan dikotak makanan khusus. Tak lupa ia menyisakan sedikit untuk sarapan Arvin.
Freya keluar dan menuju ke kamar Arvin yang berada di samping apartemennya. Saat masuk, ia melihat Arvin yang tengah sibuk bersiap, dan hp ditelinga cowok itu. Gadis itupun menghampiri cowok yang nampak sedang kewalahan itu. "Gimana, udah siap belum?" ucap Arvin sambil meletakkan ponsel dimeja yang ada di hadapan cowok itu.
"Udah bos, semuanya sudah siap di mobil. Sisa sarapan dulu biar berenergi, tradaaaa aku udah siapkan ini subuh-subuh tadi," ucap Freya dengan semangat sambil memperlihatkan salad buah yang telah ia buat. Ya gadis itu bangun subuh-subuh untuk membuat salad buah, sandwich, dan jus sebagai bekal untuk Arvin nanti. Menurutnya Arvin sangat penting makanan yang bernutrisi dan bergizi agar daya tubuhnya kuat.
"Simpan aja, nanti di lokasi gue makan," ucap Arvin sambil memakai sepatu.
"No! kalau itu aku udah pisahkan untuk bekal nanti. Kalau yang ini wajib sarapan agar badan kamu tetap fit. Apalagi salad buah sangat bagus loh, aaaa," jelas Freya sambil menyodorkan sesendok salad buah ke dekat mulut Arvin.
Arvin pun nampak menerima suapan itu dengan tenang sambil kembali memasang sepatu yang sebelahnya. Freya yang melihat itu sangat senang, ia tak menyangka Arvin akan menerima suapannya. Gadis itu kira cowok di depannya akan menolak mentah-mentah suapannya lagi seperti dulu saat di Bogor.
"Lo sendiri gimana, udah sarapan belum? jangan sampai lo sakit, yang urus gue nanti siapa kalau lo sakit?" ucap Arvin sambil menoleh menatap Freya dengan dalam. Freya yang ditatap begitu kini merasa salting sekaligus gugup. Sadar akan ucapannya, Arvin meralatnya kembali dengan gugup. "Ma-maksud gue, yang u-urus ja-jadwal gue nanti si-siapa. Lo tau se-sendirikan, sepa-padat apa jadwal gue," ucap Arvin gugup berusaha menetralkan jantungnya dan mengalihkan pandangannya ke segala arah.
"Sudah kok, aku sudah sarapan tadi. Salad nya udah habis, aku beresin ini dulu ya. Habis itu kita berangkat," ucap Freya dengan keadaan masih salting dan beranjak menuju apartemennya membereskan sisa-sisa salad dan mengambil hal-hal lain yang dibutuhkan nanti di tempat syuting.
"Ya Allah, jantung gue berasa pengen copot ditatap kek tadi," ucap Freya sambil memegang dadanya dan tersenyum. Lu udah buat jantung gue hampir copot," ucap gadis itu lagi pada dirinya sendiri.
Di sisi lain Arvin pun tidak menyadari dirinya tersenyum. "Aneh banget, kenapa gue semakin nyaman dengan cewek itu. Kalau di pikir-pikir cewek itu tidak seburuk yang gue pikir. Hal sedetail seperti kesehatan dan asupan gue pun di perhatikan. Serasa punya istri aja gue," gumam cowok itu sambil terkekeh. Sadar akan ucapannya cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya. " Ngomong apa sih gue, kalau cewek itu dengar bisa besar kepala lagi. Lagian itukan memang bagian dari tugasnya aja," ucap cowok itu lagi.
***
"Eh Arvin kok belum datang ya," ucap Laras pada dirinya sendiri. Saat ini gadis itu sedang berdiri di sekitar lokasi syuting dengan wajah sedikit gelisah. Ia sempat melihat insta story cowok itu beberapa hari yang lalu sedang mencari manajer. Ia khawatir cowok itu kewalahan menangani jadwalnya sendirian tanpa ada orang mengaturnya. Mengingat cowok itu memiliki jadwal yang cukup padat selain syuting disini.
"Lu kenapa Ras,?" tanya Raka yang tiba-tiba datang bersama Ryan menghampiri gadis itu karena tidak sengaja melihat wajah linglung gadis itu.
"Eh, gak kok. Aku cuma penasaran aja kok Arvin belum datang ya, apa ia belum dapat penggantinya Fathur?" ucap Laras kepada dua pemuda dua dihadapannya.
"Gue kurang tau sih Ras, eh lu pasti tau kan Yan. Soalnya kan lu sahabatnya," ucap Raka sambil menepuk pundak Ryan.
" Gue juga kurang tahu Ka, kemarin tuh gue istirahat full. Badan gue capek habis Bogor," jawab Ryan. 'Gue yakin, artis sialan itu pasti belum dapat penggantinya Fathur. Saat ini dia pasti uring-uringan di kasur dengan ponsel yang sering berdering karena klien yang menelpon.' batin cowok itu sambil mengeluarkan smirk nya. Namun cowok itu segera mengubah ekspresinya.
Tidak lama kemudian, mobil pajero berwarna hitam berhenti tak jauh dari tempat Laras,Ryan, dan Raka berdiri. "Eh, itukan mobil Arvin," ucap Laras dengan mata berbinar. Raka yang melihat perubahan raut wajah Laras pun penasaran. "Bahagia amat lu Ras, lu suka beneran ya ama Arvin. Cinlok kan lu?" tanya Raka, pasalnya gadis itu sudah mengakui bahwa ia tidak menyukai lawan mainnya itu. Bahkan gadis itu membantah di media bahwa dirinya tidak memiliki perasaan apapun pada Arvin. Dia cuma profesional sebagai seorang artis.
"Ng-nggak kok. Ya kamu gak senang apa teman kamu datang. Itu artinya Arvin bisa me;lewati masalahnya," ucap Laras. Sedangkan Ryan memandang tak suka ke arah mobil itu. Tak lama kemudian dua orang berlawanan jenis turun bersamaan dari mobil tersebut. Semua orang yang ada disana membulatkan matanya dan heran melihat orang yang bersama dengan Arvin.
"Halo guys, selamat pagi. Hehehe,kita bertemu lagi. Dan kayaknya kita akan bertemu terus deh setelah ini," ucap orang itu dengan semangat sambil membawa tab milik Arvin.
"Freya? lo kamu kok disini, kok bisa sama Arvin," ucap Laras dengan wajah penasaran.
"Jangan bilang lo sekarang jadi manajernya Arvin?" tebak Raka sambil melihat tab di tangan Freya. Tab itu selalu di bawah Fathur kemana pun ia pergi, dan saat ini tab itu di pegang oleh Freya.
"Yup, seratus persen benar. Mulai sekarang, gue kerja sebagai manajer sekaligus asisten dari Arvin," jawab Freya dengan girang menampilkan lesung pipi gadis itu. Sedangkan Laras yang mendengar itu kelihatan tidak suka.
'Kok bisa sih, tapi gue yakin cewek ini tidak akan becus menjadi manajer. Dia menjadi manajer cuma ingin mendekati Arvin. Bagus, itu akan membuat kekacauan yang sangat wow tanpa campur tangan gue. Mengingat gadis ini sangat bar-bar mengejar cintanya cowok sialan itu,' batin Ryan dengan senyuman penuh arti.
"Lo mau kerja, atau mau bicara?" ucap Arvin dengan nada sedikit judes dan berlalu melewati keempat orang itu yang sedang berkumpul. " Ehh,iya iya. Sorry guys gue tinggal dulu sebelum bos gue ngamuk," ucap Freya kemudian menyusul Arvin.