🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶
Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.
Namun di suatu malam,
"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Maafkan Aku
Jam dinding di ruang kerja Dean menunjukkan pukul sebelas siang. Cahaya matahari menyorot terang melalui jendela besar di sisi ruangan, menerangi meja kayu yang dipenuhi dokumen. Saat pintu diketuk pelan dan terbuka, Dean mendongak.
"Ma..." Dean terkejut melihat mamanya yang datang menghampirinya di kantor.
Duduk didepan putranya, "Apa kamu sibuk, Nak?."
"Lumayan banyak yang perlu aku selesaikan."
"Apa kamu sudah merenungkan hal apa yang membuat hubunganmu dan istrimu menjauh?"
Dean menghembuskan nafasnya. "Ini salah Dean, Ma."
"Mama tidak akan ikut campur dengan rumah tangga kalian, kalian sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalah di antara kalian. Mama hanya ingin menekankan, apapun masalahnya semua perlu dikomunikasikan dengan baik."
"Iya, Ma"
"Untuk sat ini, istrimu masih ingin sendiri. Mama tidak bisa memaksanya untuk pulang karena suatu hal. Mama hanya bisa memastikan dia masih ada di dekat kita."
"Ma... apa Rini baik-baik saja? Apa bisa aku berbicara dengannya? Pesanku bahkan belum sama sekali dibuka."
"Dia sudah lebih baik sekarang. Di sini mama hanya menyampaikan kalau Mama meminta Rini untuk berlibur dulu ke Villa kamu yang di dekat pantai. Mama ingin pikirannya lebih tenang agar bisa kembali seperti dulu."
"Bagaimana bisa dia disana sendiri? Aku akan menyusulnya." Dean berdiri namun dicegah oleh mamanya.
"Tunggu dulu, Dean"
"Tunggu apa lagi, Ma? Aku harus berbicara dengannya."
"Beri istrimu waktu untuk menenagkan dirinya dulu. Lagi pula dia masih berangkat sore nanti. Dan mama disini ingin memberi tahu kalau Adam akan bersamanya."
"lalu bagaimana denganku?"
"Selesaikan dulu pekerjaanmu hari ini. Susul mereka setelah kamu menyelesaikan pekerjaanmu. Mama akan mengurus pekerjaanmu untuk dua hari kedepan. Jadi manfaatkan waktu dua hari itu untuk memperbaiki hubungan kalian. Dan ingat, jangan memaksa untuk bertemu dengannya jika dia belum siap."
"Baik, Ma. Terimakasih."
"Papa..." Suara Adam yang baru masuk ke ruangan Dean.
"Sudah dapat makanannya sayang?" Tanya Mama Bella pada cucunya.
"Sudah, Oma. Adam belikan Mama Corndog isi keju. Kata Mama, Mama ingin makan ini."
"Kamu beli makanan untuk Mama, sayang?" Tanya Dean pada putranya.
"Iya, Papa. Kata Oma, Adam akan pergi liburan dengan Mama. Tapi harus ijin pada Papa dulu. Apa boleh, Pa?" Adam menghampiri Papanya.
"Tentu boleh, sayang. Papa titip tolong jaga Mama, ya. Kalau Mama sedih, Tolong hibur Mama."
"Pasti, Papa."
"Anak Papa memang hebat." Dean mengelus puncak rambut putranya.
Mama Bella bangun dan mendekati cucunya, "Kita harus pergi sekaran. Mama pasti sudah menunggu Adam."
Adam mengangguk kemudian menoleh dan memberi sebuah kotak pada Dean. "Papa, ini kado ulang tahun untuk Papa dari Adam dan Mama. Adam berikan hari ini karena besok tidak bisa. Jangan lupa di buka ya, Pa."
"Pasti, sayang. Pasti kadonya Papa buka."
"Adam, pergi dulu ya, Pa" Adam berpamitan dan segera menuju ke luar.
Selepas Adam dan mamanya keluar, Dean menghembuskan nafasnya berat. Ia ingin sekali menghampiri istrinya, ia ingin mengakui kesalahannya. Ia ingin memperbaiki semua.
Dipandanginya kotak kado yang diberi oleh putranya. Ditimangnya kado itu. Rasanya begitu nyeri ketika mengingat bagaimana Rini sabar melayani kebutuhannya meski ia sendiri tak pernah memperhatikan istrinya itu.
Diletakkannya kotak kado itu dipangkuannya, dia buka perlahan untuk melihat apa yang telah dipersiapkan istri dan putranya.
Deg...
"Ya tuhan..."
Rasanya tenggorokan Dean tercekat. Ia tahu foto apa itu, namun yang membuatnya tercekat dan trus bertanya adalah apakah ini hasil dari tindakannya di malam yang menyakitkan itu.
Tangan Dean terus bergetar memegang selembar foto hitam putih dihadapannya. Dapat dilihatnya tanggal yang tertera adalah beberapa hari yang lalu. Artinya ini tidak mungkin foto USG saat Adam kecil.
"Ya tuhan, Rini. Maaf kan aku. Maaf Rin..."
Bibir Dean terus mengucapkan kata Maaf. Direngkuhnya selembar foto kecil itu. Dengan tubuh bergetar ia menangis, menyesali setiap sikap kasarnya pada istri yang sebenarnya ia cintai dan kagumi karena ketulusannya.
"Sayang, Aku janji akan membahagiakanmu dan anak-anak kita. Aku tidak akan menyakitimu. Aku janji sayang... Maafkan aku sayang... Tolong, pulanglah. jangan menghukumku, jangan menghindariku. Aku bisa gila tanpamu, sayang." Rintihan hati Dean terus memenuhi pikirannya bersama deraian air mata yang luruh dengan deras dan tubuh yang bergetar.
...****************...
Rini dan Adam sudah sampai di vila milik suaminya. Mama Bella yang mengantarkan mereka. Namun karena langit sudah gelap, Mama Bella memutuskan untuk langsung pulang setelah makan malam dan memastikan semua pegawai yang ditugaskan untuk menjaga cucu dan menantunya memahami tugas mereka.
"Hari sudah gelap, Ma. Kenapa tidak menginap disini saja?" Ucap Rini saat Mama Bella berpamitan padanya.
"Sudah ada yang menjaga kalian disini, Mama sudah lega. Lagi pula ada pekerjaan yang menanti Mama." Mama Bella mengusap lembut lengan menantunya.
"Maafkan Rini yang membuat Mama repot."
"Tidak ada yang merepotkan untuk Mama selama anak menantu Mama ini bisa sehat dan bahagia. Jaga baik-baik kondisimu. Ingat, kamu tidak sendiri. Ada cucu Mama di perutmu." Mama Bella mengusap lembut perut Rini.
"Pasti, Ma. Rini pasti menjaganya."
"Naiklah, Mama lihat tadi Adam sudah sangat mengantuk. Dia pasti menunggu untuk tidur denganmu."
"Baik, Ma. Mama juga hati-hati di jalan. Bilang pak Bejo untuk tidak ngebut. Kalau sudah sampai di rumah kabari Rini ya..." Rini memeluk ibu mertuanya sebelum mereka berpisah.
Setelah perpisahan menantu dan mertua itu, Rini memutuskan untuk ke kamar dan tidur bersama Adam. Dibukanya pintu kamar yang didalamnya sudah ada sang putra dengan kondisi mata yang sudah memerah.
"Kenapa belum tidur sayang?"
"Adam menunggu Mama. Adam mau tidur sambil peluk Mama."
"Baiklah, kita akan tidur sekarang." Rini menaiki kasur dan memposisikan diri memeluk Putra sambungnya itu.
"Mama, apakah besok kita bisa bermain ke pantai?"
"Adam ingin bermain disana?"
"Iya, Kata Oma dibelakang vila ada kolam renang dan juga pantai."
"Kalau Adam mau kesana, kita pergi besok. Tapi sekarang kita istirahat dulu ya..."
"Ok Mama."
Mereka tidur terlelap sambil saling berpelukan untuk menyalurkan rasa kasih dan sayang antara ibu dan anak. Hingga tanpa mereka sadari, di tengah malam, seorang pria datang memasuki kamar mereka dengan langkah yang pelan karena tak ingin mengganggu dua insan yang sudah terlelap.
Didudukkannya dirinya di tepi kasur tepat dibelakang Rini. Dalam remangnya lampu, ia belai rambut Rini dengan kelembutan. Melihat Rini yang tak merasa terganggu, Ia rebahkan tubunya dibelakang Rini dan memeluknya sambil menikmati aroma tubuh dan rambut wanita itu. Diusapnya perut Rini yang masih rata sampai akhirnya ia ikut terlelap.
pelakor itu gampang sebern nya kalau lakinya tegas mah out kasih pelajaran jg
pelajaran nya jangan tanggung" di kasih sekalian sampai lulus , setengah" ya ga mempan
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
lanjut /Good/
kelihatannya bagus