Memiliki mimpi hidup membina rumah tangga dengan kasih sayang yang tulus nyatanya mimpi itu hanya tingal kenangan. Dijual sahabat terbaiknya sendiri menjadikan awal derita baru bagi kehidupan Wanita bernama Tyara Alkyara Putri, dibenci, dimusuhi. Bahkan dijauhkan dari orang-orang yang dulu menyayanginya. Bahkan status orang tua yang juga tidak memperdulikan akan nasib dan deritanya. Akankah Wanita berumur 20 tahun memiliki sebutan Ara akan mampu bertahan dengan membawa status dirinya yang sudah tidak perawan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 [ Arvan Masuk Jebakan ]
Wanita itu akhirnya menitihkan air mata. Sudah di dandani secantik mungkin, hanya berbalut gaun pendek hitam yang super ketat dan amat menggugah mata, dipastikan pelanggan kali ini tidak akan gagal ataupun kecewa.
Setelah dimasukkan disalah satu ruangan VVIP, wanita itu terus-menerus memainkan jarinya terlihat ada kecemasan dalam diri wanita ini.
Menatap punggung lelaki bertubuh kekar yang masih memandang arah jendela, sang Lelaki mengenakan pakaian serba hitam, namun sayangnya ketampanannya masih tidak terlihat lantaran lelaki itu membelakanginya.
"Ini tuan Wanita yang sudah saya janjikan, saya pastikan wanita ini tidak akan mengecewakan, nikmatilah kami permisi,"ujar lelaki yang telah menjualnya, lelaki yang telah membelinya itu hanya memberikan anggukan arti memahami.
"Kenapa anda hanya diam?"
Lelaki itu bersuara, sang Wanita masih nampak ketakutan ia tak berani mendekati Lelaki yang sudah membelinya dengan harga yang fantastis.
"Saya pasrah! Kalaupun saya kabur bahkan bertindak seperti kemaren itu hanya akan menambah masalah baru, jika anda ingin tubuhku aku tidak masalah, aku pasrah!"
Lelaki itu lalu membalikkan tubuhnya, menunjukkan wajahnya, kini ekpresi terkejutnya terpancar jelas di wajah Wanita yang memiliki kemiripan dengan Tyara.
"Kamu ...ini tidak mungkin kan?"
Ia menitihkan air matanya takut semua ini ialah mimpi, tak membalas, Lelaki yang ternyata Arvan sekejap ia mencengkram pergelangan tangan sang Wanita dengan eratnya.
"Ikutlah aku!"ujar Arvan, keduanya melangkah maju menuju pintu kamar ini.
*******
Berhasil membawanya dan memasukkan kedalam mobil, sang Wanita terus saja menatap lelaki disampingnya, tak percaya sikap lelaki ini memiliki rasa keperdulian yang ternyata cukup tinggi.
"Ke ...kenapa kamu mau menolongku?"
"Katakan, siapa namamu?"ujar Arvan dengan tegas.
"Aku ...namaku Kyara ...,"jawab Wanita itu.
"Kyara ...apa ini hanya kebetulan bahkan nama mereka hampir sama?"gumam Arvan dalam hatinya.
"Jelaskan padaku, kamu bilang kamu pendatang disini?"
"Iya, aku baru tiba di Jakarta sekitar 3 harian, tapi setibanya aku disini mereka membuntuti terus-menerus bahkan hampir setiap hari, kemanapun aku pergi mereka terus mengikuti hinga akhirnya aku diculik dan dijual pada para lelaki hidung belang. Ini sudah kedua kalinya aku kabur, tapi selalu gagal dan gagal, kali ini aku sungguh-sungguh sangat berterima kasih anda telah menolongku bahkan rela mengeluarkan nominal sebanyak itu,"ujar Kyara.
"Janganlah salah faham! Niatku membawamu karena ada sebab, yang pasti katakanlah apa sebenarnya tujuanmu kesini?"
"Sebenarnya tujuanku ke Jakarta bukan karena ingin mencari pekerjaan, tapi ..."
"Tapi, apa?"
"Aku mencari keberadaan saudara kembarku yang hingga kini keberadaannya tidak diketahui, aku kehilangan jejaknya sekitar 3 tahun lalu, aku takut dia kenapa-kenapa makanya dengan cara nekat ini aku pergi kesini,"
"Saudara kembar?"ujar Arvan.
"Apa jangan-jangan dia saudara kembar Tyara?"gumam Arvan dalam hatinya.
"Kenapa? Apa anda tau sesuatu?"ujar Kyara.
"Saudara kembar seperti apa yang akan kamu cari?"
"Jika kamu melihat tampang wajahku, maka otomatis kamu juga akan tau seperti apa wajah dari saudara kembarku, kita kembar, tapi karena suatu keadaan kita dijauhkan dan Kakak ku akhirnya memutuskan pergi bekerja ke Jakarta, biasanya kita saling menghubungi seminggu sekali, tapi aku kehilangan keberadaan kakak ku karena nomor telfonnya tiba-tiba tidak aktif, apalagi ...."
"Apalagi apa?"tanya Arvan tak sabaran.
"Entah cerita mana yang benar, aku takut hilangnya Kakakku ada hubungannya sama anak yang baru saja ia lahirkan, masalahnya ia tidak pernah pacaran dan tiba-tiba kami mendapatkan kabar ia melahirkan anak perempuan, mulai dari situlah hubungan keluarga kita hancur lebur, Mama dan Papaku sudah tidak mau menganggap Kakakku ada, aku bingung dimana lagi aku harus mencarinya?"
"Kenapa cerita yang ia jelaskan sama percis seperti yang Tyara alami? Belum lagi ia juga memiliki bayi perempuan tanpa status Ayahnya yang jelas?"batin Arvan terus menebak.
"Hei!"
"Ada apa? Kelihatannya kamu benar-benar mengetahui sesuatu?"tanya Kyara.
"Sebenarnya aku kenal siapa seseorang yang kamu maksud."
"Maksudnya kamu tau dimana keberadaan Kakakku?"
"Iya, aku akan mengantarkan kamu,"
Langkah demi langkah mereka telah menuju tempat yang ingin mereka tuju, Kyara yang sedari tadi mengikuti langkah Arvan keduanya telah sampai di pemakaman, banyak pertanyaan yang ingin Kyara tanyakan apa maksud dengan tujuan Arvan membawanya kesini.
"Kenapa kita malah kesini? Apa maksudnya?"
Keduanya kini telah sampai disalah satu makam, batu nisan tertera nama Tyara Alkyara Putri, hal ini tak mampu menahan rasa terkejutnya apa maksud atas semua ini.
"Tyara? Nama ini sangat percis seperti nama Kakakku, tapi aku yakin makam ini bukan makam Kakakku kan? Katakan ini tidaklah mungkin?"
"Apa yang kamu pikirkan itulah sebenarnya, makam ini benar makam Kakak kamu, Tyara ...kira-kira sudah hampir lima tahunan dia pergi dan penyebab kematiannya karena ia dibunuh! Aku turut berduka cita."
Kyara seketika bersimpuh lutut, menangis, cuaca yang berubah menghitam dan turunnya hujan, disamping batu nisan bertuliskan Tyara Alkyara Putri akhirnya Kyara bisa menumpahkan semua kehancuran dan kesakitan yang selama ini ia pendam.
"Kenapa Kak? Kenapa Kakak tega meninggalkan aku ...Kakak berjanji padaku akan melindungi dan menjaga ku, tapi kenapa malah seperti ini? Kenapa!"
"Maafkan Adikmu ini yang belum bisa membahagiakan dan membuat Kakak bangga, maafkan Adikmu ini semasa hidupmu belum bisa memberikan apa-apa pada Kakak, maafkan Kyara maafkan Kyara selama ini tak peduli pada Kakak, maafkan Kyara."
"Tidak ada gunanya menangisi seseorang yang sudah tiada, menangis, hujan-hujanan bahkan jika sampai sakit pun itu akan percuma, tindakan bahkan pengorbanan kamu tidak akan mengembalikan nyawanya kembali."
"Tidak! Ini tidak mungkin kan? Kakakku ...dia tidak mungkin meninggal? Ini pasti salah!"
Kyara tak henti-hentinya melepaskan pelukan batu nisan itu, air matanya tak berhenti mengalir, namun ternyata dibalik tangisannya yang amat menyakitkan, terselip senyumannya yang amat licik.
Dibelakangnya yang masih setia adanya sosok Arvan yang menemaninya, ia nampak puas akhirnya rencana balas dendamnya kian dekat.
"Satu langkah menuju pencapaian, aku tidak menyangka Lelaki ini akan semudah ini percaya bahwa aku memiliki saudara kembar, tinggal menunggu waktu kamu akan mendapatkan imbalan besar atas apa yang telah kau perbuat padaku Alexa ...kamu akan kalah!"
Tyara membatin dengan ekpresi wajah yang penuh dengan kelicikan nya.
Bersambung