Celine, seorang wanita pekerja keras, terpaksa menikah dengan Arjuna—pria yang bekerja sebagai tukang sapu jalanan untuk menghindari perjodohan. Selama pernikahan, Arjuna sering diremehkan dan dihina, bahkan oleh keluarga istrinya sendiri. Tapi siapa sangka, di balik penampilan sederhananya, Arjuna menyimpan identitas dan kekayaan yang luar biasa. Saat rahasia itu terbongkar, kehidupan mereka pun berubah drastis, dan mulailah babak balas dendam yang elegan dan penuh drama.
Siapakah Arjuna sebenarnya? dan apa yang akan terjadi jika semua orang mengetahui identitas Aslinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Hari-hari berlalu sejak kejadian di hotel itu, namun Celine belum juga bisa mengusir bayangan pria berjas mahal yang begitu mirip suaminya, Arjuna. Semakin ia memperhatikan suaminya, semakin banyak hal-hal kecil yang tak pernah ia sadari sebelumnya.
Tepat jam 1 malam, Celine membuka matanya, melihat suaminya yang keluar dari kamar.
Merasa penasaran, Celine diam-diam mengikuti.
"Bagaimana, Ken? apa semuanya sudah siap? Besok aku ingin semuanya berjalan lancar dan tidak ada kesalahan apapun"
"Apa yang sebenarnya Arjuna rencanakan?" gumam Celine pelan. yang terus memperhatikan gelagat Arjuna yang berbeda.
Arjuna memang pria yang sederhana. Ia selalu pulang tepat waktu, menyapu jalanan dengan tekun, dan tak pernah mengeluh meski dihina oleh ibu mertua dan adik iparnya sendiri. Tapi kini, Celine mulai menangkap sesuatu yang lain. Arjuna yang selalu bersikap lemah lembut, kini terlihat sangat tegas dan berwibawa. Nampak bukan seperti suaminya yang ia kenal.
Dan satu lagi, telepon genggamnya. Bukan ponsel biasa. Awalnya Celine mengira itu hanya casing mahal dari pasar, tapi saat Arjuna lupa menguncinya, Celine sempat melihat layar dalamnya. Aplikasi bisnis, grafik saham, dan... saldo rekening dengan angka yang membuat kedua matanya melotot.
Arjuna cepat-cepat mengambil ponsel itu kembali, tersenyum seolah tak ada yang perlu dipikirkan. Tapi malam itu, Celine tak bisa tidur.
Sekarang, setiap Arjuna berkata bahwa dia harus lembur dan pulang terlambat, Celine diam-diam mulai mencatat setiap kegiatan Arjuna di luar. Waktu-waktu itu tak selalu cocok. Dan entah mengapa, Arjuna selalu membawa uang lebih banyak dari biasanya untuk pekerjaannya yang hanya tukang sapu jalanan. Dan uang gajinya itu selalu dia berikan kepada dirinya walaupun Celine selalu menolaknya. Namun Arjuna selalu berkata bahwa itu adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai suami nya.
Arjuna masih pria yang sama: lembut, sabar, penuh kasih sayang. Tapi di balik wajah letih dan pakaian lusuhnya yang selalu ia lihat setiap hari, Celine mulai melihat sesuatu yang jauh lebih besar.
Dan hati kecilnya berbisik, siapa suaminya yang sebenarnya?
Pagi hari menyapa.
Arjuna seperti biasa bersiap lebih awal untuk pergi bekerja. Ketika ia menuruni anak tangga. Bu Sera sudah berdiri menunggunya dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap Arjuna dengan tajam.
"Ada apa, Ma?" tanya Arjuna, nampak bingung mendapatkan tatapan tajam dari mertuanya.
"Apa kamu mau berangkat begitu saja? Kenapa tidak membersihkan rumah? lalu dimana sarapannya?" tanya Sera balik dengan marah.
"Ma. Aku buru-buru hari ini. Mungkin nanti akan aku pesankan makanan di luar saja. Aku benar-benar tidak sempat memasak pagi ini" jawab Arjuna sungguh-sungguh.
"eleh. Pekerjaan hanya tukang sapu juga mau sok sok an pesan makanan. emang kamu pikir saya mau makan makanan kampungan kamu itu?" sinis Sera meremehkan.
"Pokoknya saya mau kamu buatkan sarapan sekarang juga. Jika tidak, kamu tidak boleh pergi berkerja! Lagian menyapu juga bisa nanti siang" selorohnya lagi.
"Aku benar-benar ga bisa, Ma. Akan aku pesankan makanan sekarang, Ok!" Arjuna langsung mengeluarkan handphone nya.
"Belagu banget. Makanannya harus makanan restoran bintang lima. Awas saja jika makanan itu makanan kampungan" ucap Sera sinis.
"Hallo. Tolong antarkan makanan termahal dan paling enak ke rumah Xx Jalan merpati. Diantar sekaran!" ucap Arjuna dibalik telepon.
"Cih.. sok kaya banget. emang kamu mampu bayar? Hah? Sok sok an mau pesan makanan termahal lagi" seloroh Sera masih tak percaya.
"Apaan sih ma. Pagi-pagi kok sudah ribut sama pria miskin ini?" Laura dan Bagas datang. Menatap Arjuna sinis dan langsung bertanya.
"Nih, Menantu sampah ini gak bikin sarapan. Terus dia pesan makanan yang katanya makanan termahal. Emang dia bisa bayar? Jangan-jangan nanti setelah makanannya sampai kita lagi disuruh bayar" jawab Sera.
"Idih. Dapat uang dari mana kamu? Jangan bilang kamu mencuri ya?" Tanya Bagas kepada Arjuna.
"Maaf, tapi saya seharusnya tidak menjawab itu. Dari mana saya mendapatkan uang, itu adalah urusan pribadi saya" jawab Arjuna tegas.
"Heh sampah. Jangan sombong ya kamu. Kamu sengaja bersikap seperti ini biar kami menganggap mu sebagai orang kaya? Hah?" sentak Laura.
"Bayar makanan restoran saja kamu belagu. Emang kamu mampu? Lagipula kami gak percaya kalau kamu bisa membayarnya. Orang miskin sepertimu, mana mungkin pernah makan makanan restoran" sambung Sera menimpali.
"Bener, Ma. Paling ada uangnya berapa juta..... Sedangkan makanan restoran itu, apalagi makanan termahal sekelas VIP itu harganya ratusan juta" jawab Bagas.
"Jangan sok deh kamu Arjuna" Timpal Laura menyudutkan Arjuna.
"Paket....... " teriak seseorang dari luar tiba-tiba. Yang seketika membuat semua orang menatap ke arahnya.
"Ma. Dia benar-benar memesan makanan direstoran" Semua orang nampak mematung.
Arjuna menghampiri tukang paket makanan itu, "Mana Bill nya?" Arjuna mengambil kertas pembayaran lalu menscan Barcode pembayaran tersebut.
"sudah saya kirim" ujar Arjuna.
"Terimakasih Pak. Permisi" pamit pria itu, lalu pergi.
Semua orang yang melihat itu begitu terkejut. Seorang tukang sapu jalanan, bagaimana bisa memiliki uang sebanyak itu untuk membayar makanan mahal?
"Makanannya sudah ada. Saya berangkat kerja dulu" Arjuna pergi begitu saja setelah menyampaikan itu.
Sementara, semua orang masih terdiam menatap kepergian Arjuna dengan hati penuh tanya.
"Dimana anak itu mendapatkan uang?" itulah pertanyaan yang bersarang di hati Sera.
Sementara, Disisi lain. Lantai atas. Celine berdiri dengan tegas, "Aku bahkan tidak memberimu uang sebanyak itu. Darimana mana kamu mendapatkan uang itu Arjuna" Lirihnya di dalam hati. yang sejak tadi memperhatikan Arjuna dari lantai atas.
.
.
.
Bersambung