NovelToon NovelToon
JEBAKAN JODOH

JEBAKAN JODOH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: gongju-nim

dapat orderan make up tunangan malah berujung dapat tunangan.Diandra Putri Katrina ditarik secara paksa untuk menggantikan Cliennya yang pingsan satu jam sebelum acara dimulai untuk bertunangan dengan Fandi Gentala Dierja, lelaki tampan dengan kulit sawo matang, tinggi 180. Fandi dan Diandra juga punya kisah masa lalu yang cukup lucu namun juga menyakitkan loh? yakin nggak penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gongju-nim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

021 Jebakan Jodoh

"Udah guys, calm down." Jerry mencoba mengambil alih situasi, "Udah terlanjur juga kan? Next pilih jalan yang paling deket aja kalau mau kesini lagi." Tutur Jerry bijak.

Sementara Jerry menenangkan para gadis, Fandi dan Randu malah cengengesan tak mau ambil pusing. Mereka pasti tau kapan waktunya untuk berhenti berdebat pikir keduanya. Jerry kemudian melirik Fandi dan Randu dengan sengit, keduanya memang tidak bisa diajak kompromi.

"Udah yah berantemnya." Fandi mengelus lembut kepala Diandra, "Mau ngerokok dulu nih, asem." Fandi kemudian mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam sakunya dan berdiri dari duduknya diikuti Randu dan juga Jerry tentu saja.

"Iya, iyaa. Sana." Diandra mengibaskan tangannya mengusir Fandi untuk segera pergi.

Laki-laki dan rokok adalah dua komponen yang tidak bisa dipisahkan, jika ada laki-laki yang tidak merokok maka dapat dipastikan sahabatnya adalah makanan. Diandra menerawang jauh, entah sejak kapan Fandi mulai merokok, dulu Fandi tidak menyentuh rokok sama sekali. Selalu jajanan yang utama, jalan sedikit saja maka lelaki itu akan mengajaknya membeli jajanan agar mulutnya bisa mengunyah, namun kini sepertinya Fandi menjadikan jajanan sebagai nomor kesekian di hidupnya. Nomor satu tentu saja rokok.

"Kenapa Di? Kok diem?" Sisilia menatap dalam sahabatnya yang terlihat melamun menatap kedepan.

Githa yang mendengar perkataan Sisilia mengalihkan pandangannya yang tadi melihat sang kekasih yang juga pergi melipir ke tangga. Diandra tampak melamun entah memikirkan apa. Keduanya mulai cemas, sudah beberapa hari ini Diandra banyak melamun, saat ditanya wanita itu akan menjawab,

"Nggak, gapapa kok. Aman-aman." Diandra tersenyum pada kedua sahabatnya.

Selalu begitu. Sisilia kemudian menatap Githa yang juga mengalihkan pandangan kepadanya. Keduanya berbicara lewat tatapan. Sisilia kemudian menghela napas diikuti Githa juga.

"Putusin aja si, mau sampai kapan lu nunggu dia?" Sisilia menyandar badannya ke beanbag, lalu mengangkat kakinya yang tadi selonjoran menjadi naik keatas beanbag juga, tidak ada Randu sekarang, dirinya tidak perlu menjaga sikap.

"Bener tuh, iya kalo balik. Kalo ternyata tu orang malah nikah disana terus balik kesini cuma buat ngantar undangan ke elu, terus minta putus. Lu mau apa? Bakalan tetap nunggu jadi duda gitu?" Githa menyahut ucapan Sisilia dan membuat Diandra sedikit sadar.

"Emang udah putus lagi, dari seminggu yang lalu."

"What?!"

"Apa?!"

Perkataan Diandra sukses membuat Sisilia dan Githa memekik kaget, membuat Fandi, Randu dan Jerry serempak menengok panik kearah mereka. Setelah dirasa aman pada para wanita yang sepertinya sedang menggosip itu, mereka kembali menikmati setiap tarikan asap rokok yang mereka apit menggunakan jari itu.

"Kok bisa?! Enggak maksud gue, aduh gimana sih bilangnya?!" Githa memekik tertahan dirinya masih belum percaya sepenuhnya dengan perkataan Diandra, begitu juga Sisilia yang malah menganggukkan kepala menyetujui maksud Githa.

Sebelum menjawab pertanyaan sahabatnya, Diandra terlebih dahulu menghela napas panjang lalu mengeluarkan ponselnya. Wanita itu mengutak-atik ponsel lalu memperlihatkan layarnya yang menampilkan sebuah foto kiriman dari Ferdinand seminggu yang lalu.

"Gila!"

"Anjing!"

Sisilia dan Githa berteriak bersamaan membuat Fandi, Jerry, dan Randu kembali menengok kearah mereka.

"Sayang? Kenapa?" Jerry berseru dari tangga, dirinya sedikit khawatir dengan sang kekasih yang sudah berteriak dua kali itu.

Bukannya menjawab, Githa malah mengacuhkan seruan Jerry yang membuat Jerry hampir saja menghampiri Githa jika tak ditahan oleh Randu.

"Biarin si, lagi gosip kali. Liat aja tu ekspresi mereka. Cewek 'kan emang suka gitu." Randu memberi wejangan singkat kepada Jerry.

Sebagai pakar wanita, Randu sedikit tahu bagaimana kelakuan mereka. Bisa heboh perkara sepele, seperti idola mereka akan mengadakan fan meeting misalnya. Maka para fans yang mengaku sebagai istri sah akan heboh bukan main.

Jerry menelisik raut wajah Githa dari kejauhan, muka kaget dengan mulut membuka lebar yang ditutupi dengan kedua tangan begitu juga dengan Sisilia, keduanya menatap seakan tak percaya pada ponsel yang Diandra sodorkan. Raut wajah Diandra sendiri terlihat cuek dan santai. Jerry dapat menyimpulkan apa yang Randu ucapkan adalah kebenaran.

"Bener sih, liat aja tuh muka mereka. Emang lagi gosip kayaknya, namanya juga cewek."

Bukan Jerry yang berbicara membenarkan ucapan Randu, melainkan Fandi. Lelaki itu juga ternyata menyelami ekspresi wajah Diandra, Githa, dan Sisili. Randu dan Jerry pun mengangguk menyetujui ucapan Fandi, lalu ketiga lelaki itu kembali berbincang terkait pekerjaan dan kembali menikmati merokok lagi.

"Sebenernya ini bukan pertama kali ada yang ngirimin foto beginian. Cuma gue nggak percaya gitu aja dong, bisa jadi cuma editan. Tapi ini yang ngirim Ferdinand si pakar hal beginian, nggak mungkin editan." Jelas Diandra pada keduanya sahabatnya yang masih terlihat shock.

Bagaimana tidak shock, foto yabg ditunjukkan oleh Diandra adalah foto kekasih Diandra yang sedang menunggangi seorang pria muda dari belakang. Sepertinya ini sebuah video yang diambil dari arah depan sehingga wajah kekasih Diandra tampak sangat jelas sedangkan pria muda berkulit putih yang seperti bule itu tidak terlihat jelas karena melihat kebelakang, hanya sebagian wajahnya saja yang terlihat.

Diandra hanya dikirimi foto dari video yang seperti sengaja di pause pada menit itu, lalu difoto oleh Ferdinand kemudian dikirimkan padanya, tangan Ferdinand terlihat tengah memegang ponsel yang entah milik siapa. Sahabat mereka itu mungkin tidak ingin mengirim video full karena pasti akan menyakiti perasaan Diandra.

Bertahun-tahun menjalin hubungan bahkan mungkin sudah menikah jika kekasih Diandra tidak pergi keluar negeri untuk melanjutkan pendidikannya, Githa dan Sisilia menatap sendu kearah Diandra. Keduanya seakan ikut merasakan perasaan Diandra saat ini, sedih, kecewa, muak, jijik, semuanya bercampur menjadi satu. Pantas saja wanita itu sering melamun beberapa hari ini.

"Are you ok?" Sisilia bertanya lembut pada sahabatnya sembari menggenggam lembut telapak tangan Diandra.

Posisinya paling dekat dengan Diandra, Githa yang tadinya duduk terhalang dua beanbag dari Sisilia kemudian pindah ke beanbag yang tadi Randu duduki agar lebih dekat dengan kedua sahabatnya.

Di tanya demikian, air mata Diandra mulai menggenang lalu menetes perlahan. Diandra mengalihkan pandanganya saat airmata nya mulai turun dengan derasnya. Tadi semuanya baik-baik saja dirinya masih bisa menutupi perasaannya dengan senyuman dan tawa, namun satu pertanyaan sialan yang Sisilia lontarkan meruntuhkan tembok pertahanan wanita itu. Diandra menangis sesenggukan di pelukan Sisilia. Hatinya hancur, perasaan jijik, kecewa, marah, semuanya membaur menjadi satu.

Seseorang yang sudah mewarnai harinya beberapa tahun belakangan ini justru membuatnya merasakan sakit yang luar biasa. Kesetiaan dibalas penghianat. Bahkan sangat menjijikan. Jika selingkuhan lelaki bangsat itu adalah perempuan mungkin Diandra hanya akan marah dan mungkin sedikit merasakan kecewa, namun diselingkuhi dengan sesama jenis membuat Diandra bertanya-tanya apa kurang dirinya sebagai wanita tulen, seseorang yang jelas bisa memberikan keturunan jika Tuhan menghendaki. Seorang anak manusia yang berjenis kelamin perempuan sejak dalam kandungan justru kalah oleh seorang lelaki yang hanya bermodalkan jalan keluar kotoran.

"Salah gue apa Sil? Gue kurang apa?" Diandra mengeluarkan isi hatinya selama seminggu ini.

Sisilia semakin erat memeluk Diandra, dirinya juga ikut menangis bersama sang sahabat, begitu juga Githa yang tengah mengelus lembut punggung Diandra dan juga ikut memeluk Sisilia dari sisi kiri belakang.

1
Nunuy
semangatttt thor..gk sabar liat Randu kasih bogem ke mantanx Sisilia 🤨
Gongju-nim: Randu : "apa sih yang nggak buat kamu 😉"
total 1 replies
Mas Sigit
diandra bkn hilda thor
Gongju-nim: waduh, bagian mana itu. ngetik udah ngantuk jadi namanya ketukar 🙏🏻
total 1 replies
Haikal Kal
semangat kak
Gongju-nim: terimakasih sayang 🥰
total 1 replies
Ria Mayasari
/Rose/
Gongju-nim: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Victorfann1dehange
Lanjutkan kisahnya segera ya, thor
Gongju-nim: siap sayang ku 🥰
total 1 replies
Dálvaca
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
Gongju-nim: makasih sayangku 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!