Musuh tapi menikah?
Itulah yang terjadi pada Essa dan Maureen, menjadi rival sejak kecil membuat hubungan mereka seperti Tom and Jerry, bertengkar dan selalu bertengkar tiap kali bertemu. Namun sebuah insiden yang terjadi membuat hubungan mereka seketika berubah dari musuh menjadi sepasang pasutri, padahal Maureen sudah punya kekasih yang akan melamarnya namun semuanya gagal akibat insiden ini.
Mampukah mereka mengarungi bahtera rumah tangga tanpa cinta ini sebagai mana mestinya? Atau kah pernikahan ini akan berakhir begitu saja?
Simak terus ceritanya ya. Boleh kasih like, komen, vote, dan Rate bintang 5 nya jika kalian suka. Segala bentuk dukungan kalian adalah penyemangat bagi author. Terima saran dan komentar membangun, tapi tidak hate komen ya, jika tidak suka skip saja, terimakasih 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Tiba-tiba risau
Essa melirik tampilan wajah Maureen dari kaca spion motornya.
“Kenapa Reen, si Arkan gangguin kamu lagi?” tanyanya yang menyadari ada yang aneh dengan ekspresi wajah Maureen.
“Nggak ko,” sahutnya.
“Terus kenapa wajah kamu kaya gitu?”
“Gak ada Essa, udah fokus kedepan napa.” Kesalnya, entahlah ada rasa kesal yang aneh di hatinya pada Essa padahal laki-laki itu tak punya salah apa pun.
Sesampainya di rumah, Essa selalu menyalami tangan Ibu Maureen, sedang anaknya sendiri kadang ingat kadang tidak, dia akan ngeloyor masuk gitu aja ke kamarnya.
Suara tawa Ibunya menarik perhatian Maureen, setelah kedatangan Essa Ibunya sering tertawa entah lelucon seperti apa yang sering di ceritakan Essa padanya. Maureen keluar setelah berganti pakaian, tampak Ibunya tengah berada di dapur sepertinya beliau sedang menyiapkan makan malam di bantu Essa sang menantu.
Maureen tak berani mendekat, dia hanya berdiri di dekat pintu sebentar kemudian kembali masuk kedalam kamar. Entahlah adegan itu sedikit mengganggu hati dan pikirannya.
‘Hubungan kita hanya sementara, tapi kenapa lu sampek bersusah payah kaya gini bikin Mamah gue terkesan Sa. Apa sebenarnya yang lu rencanain?’
‘Atau emang inilah sifat lu yang sebenernya?’
Orang yang dia cintai membuat hatinya terluka, tapi laki-laki yang selama ini ia anggap musuh justru dia yang ada saat Maureen hampir terpuruk. Jika tak ada Essa entah apa yang akan Maureen lakukan, mungkin saja dia akan gelap mata dan berakhir bunuh diri.
Essa, satu nama itu yang sukses mengganggu pikiran Maureen padahal tak ada yang istimewa dalam dirinya, lalu kenapa?
Klek..
Pintu pun terbuka, menampilkan wajah Essa yang masih tersenyum. Maureen lekas memalingkan wajah.
“Reen, makan dulu jangan langsung tidur.” Ucapnya, Maureen hanya diam tak menyahut dia pura-pura sibuk dengan buku di tangannya.
Essa masuk ke kamar mandi membersihkan diri sejenak sambil berganti pakaian dan keluar lagi. Pakaian Essa tampak rapi sepertinya dia hendak pergi ke suatu tempat.
Maureen melihat jam di layar ponselnya, waktu menunjukkan pukul 20:30.
‘Mau kemana si Essa di jam begini?’ Maureen ingin bertanya tapi tak berani.
Essa pergi begitu saja, padahal Maureen ingin dia berpamitan padanya, ‘dih ngeloyor gitu aja, seenggaknya bilang ke mau kemana dan pulang jam berapa, dia nganggap gue apa sih sebenernya?’ hati Maureen jadi dongkol.
Dia melempar bukunya sembarang arah karena kesal, sejujurnya buku itu tak ia baca sama sekali pikirannya melayang entah kemana. Maureen berjalan keluar, tampak Ibunya sedang mencuci piring di dapur.
“Kalau udah, sisa makanannya masukin ke kulkas ya Reen, sayang biar gak basi.” Ucap sang Ibu.
“Iya Mah,” sahut Maureen, dia ingin bertanya kemana Essa pergi, tapi lidahnya seakan berubah menjadi kelu, kata-kata tak sanggup keluar dari bibirnya.
“Mamah tidur duluan ya Reen.” Pamit Bu Arumi yang hanya di jawab dengan anggukan oleh Maureen.
Malam harinya hingga pukul 23:30, Essa tak kunjung kembali entah kemana laki-laki itu pergi. Jujur hati Maureen sedikit risau, jangan-jangan terjadi sesuatu padanya.
‘Sialan si Essa, jam segini belum balik juga. Ngapain aja sih diluar?’ kesalnya.
‘Apa dia bantu jaga toko Ibunya lagi? Tapi kan tokonya tutup jam sepuluh, lagian gak biasanya dia telat pulang begini.’
Maureen berjalan mondar-mandir, dia mencengkeram telpon genggamnya, hasrat hati ingin menelponnya dan bertanya tentang keberadaannya, tapi gengsi mengalahkan segalanya, alhasil Maureen melempar kembali ponselnya ke atas ranjang dan membiarkan pikirannya menerka-nerka keberadaan Essa.
Maureen benar-benar tak bisa memejamkan mata, dia selalu melihat kearah sopa tempat Essa biasa berbaring, seakan ada yang kurang disana.
Argghh...
‘Ngeselin banget sih si Essa sumpah.’
‘Tapi ngomong-ngomong kenapa gue jadi peduli banget ama dia, lagian kita juga gak bener-bener jadi suami istri kan? Ck, aah.’
Maureen berguling-guling di kasur sendirian, dan tanpa terasa akhirnya dia pun terlelap, hingga suara gemercik air kembali membuatnya terbangun.
“Essa!” Satu nama itu yang tiba-tiba keluar dari mulutnya.
“Iya, kenapa Reen?” Essa muncul dari kamar mandi dengan rambut basahnya.
❤❤❤❤❤😉😀😀😀😀😀
di perusaahaan lain masih banyak...
❤❤❤❤
itu akal2an Arkan aja biar Maureen mau kembali padanya...
hubungan mereka jln di t4 aja...
😀😀😀❤❤❤❤
gak usah pakai kode apa2..
pasti Essa langsung ngerti klao kmu mau diunboxing ama essa..
Mauteen..
😀😀😀❤❤❤❤
daripada penasarannn..
😀😀😀❤❤❤❤❤
cari keeja di tempat lain..❤❤❤❤❤
❤❤❤❤
😀😀😀❤❤❤❤
apa dia niat ceraikan Maureen pas udah setahun..
❤❤❤❤❤
dikit amat .....
btw vanya ngetik apa buat Essa....
terus dibalas apa ya ama Essa...
❤❤❤❤❤
ayo akui kalo syka ama essa..
biar dia gak lari..
❤❤❤❤
segera buka hatimu buat Essa..
kalo gak keburu diembat oeang..
😀😀😀❤❤❤
❤❤❤❤
moga2 hati maureen segera terbuka buat Essa..
❤❤❤❤
mantan nempel Mulu kah kalau iya bagus tapi ga bagus jg sih
kalo gak gtu..
mqireen gak cemburu..
😀😚😀❤❤❤