Ana & Andin

Hari ini cuaca begitu terik Andin tiba di sekolahnya SMA pelita Harapan sekolah yang paling terkenal di Bandung Andin bergegas memarkirkan motornya

saat berjalan kearah kelas

" Andin" ucap Bianca sahabat Andin yang baru datang

" pagi Bia" ucap andin dengan tersenyum manis

" Astaga jangan senyum deh " ucap bia membuat Andin bertanya

" loh kenapa andin tidak boleh tersenyum Bia?" tanya Andin dengan bingung

" itu soalnya senyum kamu manis pabrik gula bisa tutup tau " ujar bia dengan menggoda Andin

" ah kamu bisa aja bercanda nya bia " ucap andin menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya

" Aku tu serius tau bahkan satu sekolah tau kalau kamu itu sangat cantik apalagi saat tersenyum" puji Bianca

" heheh terimakasih sahabatku yang tak kalah cantiknya " ucap Andin

Saat melewati lapangan basket Andin yang sedang berbicara sambil tertawa bersama bianca tak menyadari seorang cowo tampan menatap tanpa berkedip ke arah Andin

" Woy sean jangan lupa berkedip segitunya sampai bengong melihat si Andin tersenyum"ucap Pandu

" Apaan sih siapa juga yang liatin dia " elak Sean Prince

Sean Prince adalah Anak dari Daren Prince dan Ayu Maheswari pemilik sekolah pelita harapan Orang tua Sean merupakan orang tersukses di Bandung dan Sean adalah anak Tunggal di sekolah Sean terkenal dengan sikap dinginnya dan tak banyak bicara kecuali bersama keluarga,sahabat itu yang membuatnya sampai belum memiliki pacar Sean memiliki 2 sahabat Pandu dirga dan Bara Zeno mereka sama berasal dari Keluarga kaya

" tapi kamu cocok loh sama Andin sean" ucap Bara

" jangan ngaco deh yuk lanjut latihan " ucap sean mengalihkan topik

" gengsi aja yang ada nanti keburu di ambil orang " ucap pandu

Mendengar itu Sean menatap tajam membuat pandu dan bara saling memandang semakin yakin bahwa Sean menyukai Andin

" kembalikan bukunya Ares" ucap Karla sambil mengejar Ares

" coba aja ambil kalau bisa " ucap Ares mengejek Karla

" Awas ya kamu aku patahkan tanganmu itu suka sekali usil " marah Karla

Mereka berkejaran sampai

Brakkkk

buku di tangan Ares jatuh ke lantai Ares pun marah karena lututnya sakit terbentur lantai

" bangsat siapa sih yang nabrak aku" ucap Ares dan mengangkat kepalanya saat melihat kedepan Ares meneguk ludah sendiri

" eh selamat pagi Ana maaf aku tak melihat kamu tadi heheh" ucap Ares sambil tersenyum padahal sudah Ares ketahui bahwa gadis di depannya tak akan membalas senyumnya

" Ares nah akhirnya kamu berhenti juga balikin buku aku sini" ucap karla dengan nafas yang ngos ngos-ngosan saat melihat siapa yang di depan Ares karla pun sama seperti Ares

" balikin bukunya" ucap Ana dengan ekspresi datar

mendengar itu Ares dengan cepat mengembalikan buku Karla dan berlalu pergi dari hadapan kedua wanita itu

" Terimakasih ya Ana" ucap karla sejujurnya karla takut berbicara dengan Ana karena gadis itu sangat dingin dan susah di dekati walaupun mereka sekelas

" sama' ucap Ana dan berlalu pergi

" susah sekali ya mendekati kamu Ana padahal aku ingin berteman denganmu " ucap karla yang selama ini sering memperhatikan Ana yang suka menyendiri

Ana duduk sambil termenung menatap kosong kedepan disinilah Ana berada di taman sekolah

" Siapa wanita dan gadis muda yang selalu hadir di mimpiku setiap malam mengapa aku tak bisa melihat wajah mereka dan gadis itu mengapa dari ciri-ciri sangat mirip denganku " gumam Ana seorang Diri

Selama ini tanpa seorang pun tau Ana sering bermimpi di datangi wanita berusia sekitar 30 bersama seorang gadis seusia dirinya mereka memanggil nama Ana tetapi wajah mereka tak terlihat

Deg jantung Ana berdetak lebih cepat dan menyentuh kalung bintang di lehernya Ana menutup Mata dan

Tes tes tes Air mata Ana jatuh entah kenapa setiap menyentuh kalung itu Ana merasa jantungnya berdegup kencang dan perasaan sedih itu muncul