BIJAKLAH DALAM MEMILIH TULISAN. SESUAIKAN DENGAN UMUR KALIAN.
"NOTE : JIKA INGIN BERGABUNG DALAM GRUP CHAT UNTUK LEBIH DEKAT DENGAN AUTHOR, TOLONG SERTAKAN ALASAN YANG JELAS!"
Cemas, dan takut. hal itulah yang dirasakan Nadine Alistie begitu mendengar sang mantan dari kekasihnya telah hidup menjanda. berulang kali ia harus menelan pahitnya kekecewaan saat sesuatu yang ia khawatirkan itu benar-benar menjadi kenyataan, sang kekasih ternyata telah diam-diam menjalin hubungan dengan masa lalunya.
Bertahan atau meninggalkan? tentu itu adalah pilihan yang sulit untuk seseorang yang sudah menjalani hubungan asmara selama 5 tahun lamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mys05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Andre menghela nafasnya, memang sulit untuk membujuk anak kecilnya tersebut. terlebih Andre memang terlalu sering menghabiskan waktunya di kantor. "Yaudah, kalo gitu aku pulang. maafin aku ya Al. udah bikin kamu repot."
"Jangan!" pekik Loli menjawab dengan cepat. "Papah jangan pulang! aku mau tidur sama Papah sama Tante Al juga." tegas gadis tersebut yang sukses membuat Andre dan Alistie terpelohok.
Alistie menelan salivanya kemudian berkata, "Loli, pria dewasa sama perempuan gak bisa tidur bersama, kalo mereka belum menikah."
"Yaudah kalo gitu Papah sama Tante Al nikah ajah."
Lagi-lagi pernyataan Loli kecil sukses membuat Alistie dan Andre menganga.
"Pokonya aku gak mau pulang! aku juga gak mau Papah pulang." pekik Loli merengek histeris. membuat Rosa dan Dedi pun menghampiri mereka, untuk melihat apa yang terjadi.
"Kenapa, Al?" tanya Rosa yang langsung mendekatinya.
"Lo... Lili gak mau pulang. di... dia juga gak mau Andre pulang. pengen tidur bareng sama Papanya juga."
Rosa terkejut, ia melirik sang suami dan melirik Andre yang sudah tidak karuan karna merasa tidak enak hati. wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itupun mendekati Loli dan mengelusnya, "Loli, Tante Al gak bisa tidur bareng sama Papah Loli."
Alistie dan Andre panas dingin saat mendegar Rosa berbicara, jauh dari itu padahal keduanya sudah pernah tidur bersama, dan bahkan lebih dari sekedar tidur.
"Aaaaaaa..." Loli kembali mengencangkan tangisannya, ia bahkan langsung kelojotan dengan tangan yang melilit pada Alistie.
"Biarin ajah Mah, tidurin ajah dulu." ucap Dedi memberikan saran, dengan isyarat mata yang bermaksud untuk menenangkan Loli terlebih dahulu. setelah itu Andre bisa pulang saat Loli benar-benar sudah terlelap.
Rosa mengangguk, keduanya pun meninggalkan Loli bersama Andre dan Alistie, hingga tak lama kemudian tangis Loli pun mulai mereda.
Andre memilih duduk disofa sambil memperhatikan Alistie yang sedang mengelus buah hatinya. pikiran liarnya kembali bereaksi, entah mengapa ia merasa Alistie benar-benar cantik. sukses membuat dirinya salah tingkah setiap kali berada didekatnya. merasa bosan Andre meraih beberapa novel hasil karya Alistie yang sengaja gadis itu pajang didalam kamarnya. tanpa Alisti sadari Andre membuka lembar demi lembar dan membaca salah satu buku yang Alistie tulis. Andre notabanenya bukan tipekal pria yang menyukai novel, apalagi kisah cinta. menurutnya hal itu terlalu lebay, kali ini karna desakan keadaan akhirnya Andre mencobanya.
Beberapa menit berlalu, saat Loli benar-benar sudah kembali terlelap. Alistie beranjak, ia melirik kearah Andre dan langsung terkejut. "Astaga, kamu ngapain?" tanya gadis itu yang langsung merebut buku tersebut dari tangan Andre.
"Ba... baca."
Wajah Alistie merona, meskipun demikian Alistie selalu merasa tidak percaya diri dengan hasil tulisannya. apalagi didalamnya ia menyisipkan bebeberapa adegan dewasa seperti berciuman, adegan ranjang. meskipun tidak ditulis secara gamblang, hal itu cukup membuat Alistie malu jika karyanya dibaca oleh seorang pria yang ia kenal.
"Kenapa diambil? apa aku harus bayar?" tanya Andre mengerutkan dahi.
Alistie menggelengkan kepalanya, "Pokonya jangan!"
"Tapi itu lumayan bagus, boleh aku kasih saran? adegan ranjangnya terlalu singkat."
Alistie membulatkan matanya dengan mulut yang menganga, rasanya ia ingin kabur menyembunyikan wajahnya saat itu juga.
"Da... dasar mesum!" celetuk Alistie.
Andre menghela nafasnya, ia langsung memangkas jarak antara dirinya dengan Alistie. sorot mata pria itu benar-benar tajam, "Aku mau ngomong sesuatu, Al." ucapnya.
"Ngo... ngomong apa?" sahut Alistie yang tidak berani menatap wajah Andre.
Andre pun langsung mendongakan wajah Alistie, agar gadis itu membalas tatapannya. "Kamu beneran gak masalah sama kejadian itu?"
"Kejadian apa?"
Andre tersenyum nanar, ia memegang bahu Alistie kemudian berkata. "Aku ngerasa bersalah, aku ngerasa berdosa sama kamu. setiap kali aku ketemu kamu, aku jadi malu sendiri." celetuk Andre secara terang-terangan.
Alistie tidak menjawab satu patah katapun, meskipun beberapa waktu lalu ia mengatakan tidak masalah. jauh dari lubuk hatinya ia benar-benar menyesal, apalagi dirinya adalah seorang gadis. tentu jika dipikir-pikir masih terhormatan Halisa, yang menjajakan tubuhnya kepada siapapun karna statusnya sediri adalah seorang Janda. ketibang Alistie, yang memiliki status gadis tapi sudah tidak perawan.
"Kenapa kamu diem? aku tau kamu marah."
Alistie menggelengkan kepala, karna tidak ingin mengatakan hal yang sebenarnya pada Andre.
Sebenarnya jauh dilubuk hati Andre, ia ingin sekali menawarkan diri untuk bertanggung jawab atas segala kehilafannya. akan tetapi Andre sendiri malu, karna takut Alistie akan menolak karna statusnya sendiri hanyalah seorang duda beranak satu.
"Aku gak tau lagi harus gimana, tapi sumpah Al. aku bener-bener ngerasa bersalah." ucap Andre dengan raut wajah penuh penyesalan karna sudah tidak bisa mengontrol dirinya.
Alistie menyimpulkan senyumnya, ia meraih bahu Andre dan berkata, "Itu murni kesalahan kita berdua, kamu tenang ajah. aku gak bakal nuntut apapun dari kamu."
"Al, aku..."
Alistie menatap sorot mata Andre yang berbinar.
"Aku..."
"Apaa?" tanya Alisitie mengerutkan dahi.
"Aku... aku... aku mau pulang." ucap Andre, padahal niat hatinya ingin mengatakan jika Andre siap untuk bertanggung jawab, nyatanya Andre tidak mempunyai cukup banyak nyali.
Alistie tersenyum tipis, ia mengangguk kemudian keluar untuk mengantar Andre sampai kedepan rumah.
Andre benci pikirannya sekarang, ia selalu memikirkan hal liar bersama Alistie pada saat mereka sedang berdua. dari mulai cara mereka berciuman dengan sangat lembut, bahkan sampai gerakan-gerakan bercinta yang terjadi beberapa waktu lalu semua itu tiba-tiba saja kembali menghantuinya.
"A... aku pamit, Al. titip Loli." ucap Andre.
"I... iya." sahut Alistie gugup.