Bagaimana jadinya jika seorang perempuan yang berpenampilan tidak menarik bisa membuat seorang CEO tampan jatuh cinta? Yang awalnya membenci jadi cinta, seolah ada kekuatan magic yang membutakan matanya. Kemampuan gadis itu sungguh membuat sang pria terpedaya.
"Jadilah kekasihku! Aku akan memberikan apa pun yang kamu mau." Itulah tawaran yang diberikan oleh Juno kepada Aruna Rhea. Gadis yang berpenampilan kampungan, tetapi berhasil membuat Juno mabuk kepayang.
Siapa sangka ada rahasia di balik penampilan Aruna, yang membuat Juno kesulitan mendapatkan cintanya.
#Sequel dari novel 'My Lovely Idiot Husband'
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amih_amy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkejut
...Happy Reading .......
...***...
Ketika di perjalanan, Juno sesekali melihat kondisi Aruna dari balik kaca spion dalam mobilnya. Juno berpikir siapa yang sudah berbuat jahat kepada Aruna, sampai tega menguncinya di kamar mandi dengan keadaan mabuk seperti itu. Ia menghela napas kasar, lalu menginjak pedal gasnya untuk menambah kecepatan karena jalanan sedikit lenggang.
Namun, ketika mobil itu sudah mendekati komplek perumahan Aruna. Juno malah menepikan mobilnya di bahu jalan. Lantas memutar badannya untuk menatap Aruna dengan seksama. "Kalau gue bawa dia pulang ke rumahnya. Yang gantiin baju dia siapa? Dia, kan, nggak tinggal sama orang tuanya," tutur Juno. Sebelumnya lelaki itu pernah ke rumah Aruna, dan dia tahu jika perempuan itu tinggal terpisah dari orang tuanya. "Apa gue bawa dia pulang ke rumah gue aja, ya. Di sana, kan, ada bi Sarla." Ide itu tiba-tiba muncul dari otaknya.
Tanpa meminta persetujuan dari Aruna, karena memang gadis itu tidak akan menjawabnya, Juno kembali melajukan mobilnya. Melesat membelah jalanan ibu kota dengan kecepatan maksimal, dengan tujuan agar segera sampai ke rumahnya. Ia begitu khawatir, jika demam Aruna akan bertambah parah dengan baju basah.
...***...
Setelah sampai di rumahnya, seperti biasa Sarla selalu sigap membukakan pintu rumah jika sudah mendengar suara mesin mobil milik majikannya datang. "Eh, Tuan bawa siapa?" Sarla terkejut melihat Juno yang membawa seorang perempuan pulang ke rumah. Apalagi perempuan itu dalam keadaan tidak sadarkan diri dan dalam gendongan Juno.
"Temenku, Bi," jawab Juno sambil berjalan melewati tubuh Sarla, tetapi sejenak terhenti lalu menoleh lagi. "Bibi ikut aku! Bantuin aku buat gantiin baju cewek ini. Bibi ada baju cewek seukuran dia, nggak?" tanya Juno.
Sarla menggelengkan kepalanya. Perempuan dengan bobot tubuh 65kg itu tidak mungkin mempunyai baju yang seukuran dengan Aruna yang kira-kira hanya berbobot 50kg saja. Lebar kali panjang mereka pun tidak sama. Kalau kebesaran mungkin iya.
"Paling kegedean, Tuan. Tapi baju bibi daster semua. Apa cocok sama si Mbaknya?" Juno tampak berpikir dengan penuturan Sarla. Merasa menyesal, karena tadi tidak membeli pakaian dulu saat di perjalanan. Rasa khawatirnya jika Aruna akan semakin kedinginan jika berlama-lama di perjalanan, membuatnya ingin segera sampai.
"Pakein baju aku aja, kalau gitu. Aku inget kalau dulu pernah dibeliin piyama tidur sama mami. Mungkin kegedean, tapi paling dikit doang," titah Juno lalu berjalan lagi menuju ke kamarnya dan diikuti oleh Sarla.
Juno membaringkan tubuh Aruna di ranjang king size miliknya. Dia tidak kepikiran untuk membawa gadis itu ke kamar tamu. Dia cuma ingat jika rumahnya itu hanya punya kamar satu.
"Aku nunggu di luar, ya, Bi. Kalau udah selesai panggil aku!" Juno berkata seperti itu setelah memberikan setelan piyama tidur yang tidak pernah dia pakai sebelumnya. Piyama itu diberikan oleh sang mami. Juno tidak pernah mau memakainya karena tidak suka dengan warnanya. Merah menyala.
Setelah beberapa saat menunggu, Sarla keluar kamar Juno karena sudah selesai mengganti pakaian Aruna. Gantian sekarang Juno yang masuk ke kamar. Juno hampir tidak bisa berkedip ketika dirinya melihat Aruna yang berbaring di atas tempat tidur dengan penampilan yang berbeda.
Dengan rambut yang terurai panjang dan wajah polos tanpa kaca mata besar, gadis itu tertidur begitu damai. Juno duduk di tepi tempat tidur di samping Aruna. Tangannya terulur menyibak anak rambut yang menutupi wajah cantik Aruna. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman tipis. "Kamu itu sebenarnya sangat cantik, tapi kenapa harus berpenampilan seperti itu. Apa kamu menghindari seseorang? Atau kamu pernah disakitin sama cowok?" Beberapa pertanyaan hanya bisa Juno lontarkan tanpa mendapatkan jawaban dari perempuan yang tertidur di hadapannya.
Tiba-tiba perhatian Juno teralihkan oleh suara notifikasi pesan masuk dari ponselnya. Ia pun bergegas mengambil ponsel itu dari atas nakas.
Room chat 'Homeless Child's
...20 pesan belum dibaca...
Alfath
@Juno Aruna sudah dianterin ke rumahnya, kan?
Orang tuanya bilang apa?
Lo ketemu sama mereka, kan?
Devan
Perhatian banget lo @Alfath sama tu cewek.
Abizar
Mau saingan sama bang Juno kali
Alfath
Dia temen gue, ya. Gue udah kenal dia duluan sebelum Juno ketemu dia.
....
Masih banyak pesan yang belum terbaca oleh Juno. Satu pesan yang terakhir dia baca yaitu pesan dari Alfath, jika lelaki itu sudah lama mengenal Aruna. Lalu, apakah Alfath tahu kenapa Aruna bisa berpenampilan cupu seperti itu? Ataukah Aruna sudah berpenampilan seperti itu sejak dulu? Juno merasa harus bertanya kepada sahabatnya tersebut. Ia pun mengetik sebuah pesan di sana.
Room chat 'homeless child'
....
^^^Juno^^^
^^^Aruna lagi di rumah gue. Tadi gue ke rumahnya, tapi nggak ada orang. Dia nggak bisa ganti baju sendiri.^^^
Devan
Wah, lo grepein dia, dong 🤣
Abizar
Abang @Juno, entar ceritain, ya, pengalamannya.
Alfath
Brengsek, lo @Juno. Jan-jangan lo tadi bohong bilang tau rumahnya dia.
^^^Juno^^^
^^^Gue beneran tau, tapi dia nggak tinggal sama orang tuanya.^^^
Devan
Udah, sikat aja, Jun. Mumpung lagi bedua.
Abizar
Kamar mandi kali, disikat 🤣
Alfath
Lo bedua jan jadi aliran sesat @Devan @Abizar!
@Juno awas aja kalo lo macem-macem sama dia. Gue adalah orang yang pertama yang akan bikin lo babak belur.
^^^Juno^^^
^^^Kayaknya usul @Devan sama @Abizar bagus juga. Kebetulan dia lagi tidur di samping gue.^^^
Sambil tersenyum sinis Juno menuliskan pesan tersebut. Dia lantas menonaktifkan ponselnya agar tidak lagi mendengar suara berisik dari notifikasi pesan yang masuk. Juno yakin jika Alfath akan memberondong banyak nasihat kepadanya di sana. Termasuk menelepon dirinya, jika pesan itu tak kunjung dibalas olehnya.
"Bodo amat. Emangnya siapa dia. Sok jadi pahlawan kesiangan buat Aruna. Aruna itu milik gue. Cuma gue yang boleh jadi pahlawan dia," gerutu Juno memarahi ponselnya yang sudah berlayar gelap. Seolah dia sedang memarahi Alfath.
Juno menyimpan kembali ponselnya di atas nakas. Pandangannya kembali beralih pada wajah cantik Aruna. Sebuah senyuman seringai kini menghiasi bibirnya. Ia jadi teringat dengan usulan kedua sahabat gesreknya. Ia pun lantas berdiri dan melangkah ke sisi tempat tidur yang kosong di samping Aruna. Menyibak selimut yang dipakai Aruna dan bergabung di dalamnya.
...***...
Cahaya pendar kehidupan mulai merebak di ufuk timur. Bias cahayanya mampu menembus tiap celah ruangan membuatnya sedikit terang. Aruna mulai mendapatkan kesadarannya. Matanya terlihat mengerjap pertanda perempuan itu akan segera bangun dari tidur panjangnya.
Aruna menyipitkan kedua matanya, berusaha menyesuaikan cahaya yang memenuhi ruangan tersebut. Dan ketika kedua mata itu terbuka sempurna, ia sontak terperanjat dan terduduk. Kedua matanya terbelalak melihat sosok laki-laki sedang berbaring miring menghadap ke arahnya. Terlebih dia adalah ... Juno.
"Aaahhh." Aruna memekik sekencang-kencangnya. Membuat yang empunya kamar juga terperanjat dan seketika terbangun.
"Ada apa? Kebakaran?" tanyanya panik.
...***...
...To be continued .......
😳: Nanggung amat, Thor!
🙋: Sengaja, biar penasaran. 😉
Jangan lupa like dan komentar, ya. Gift juga boleh kalau ada 😅
semangat ya author 👍👍👍👍
ditunggu karya selanjutnya 💪💪💪💪
spil pemeran juno nya 😊😊
manusia kaya dena ini banyak di dunia nyata