Menjadi Istri Kedua Majikan

Arya mengusap seluruh tubuhnya dengan sabun, dibawah guyuran shower yang tersa sejuk membasahi tubuhnya yang tersa lengket mengingat percintaan panjang mereka semalam. sedangkan Bunga yang masih menikmati kehangatan selimut tebal yang melilit tubuh polos nya, terlihat enggan untuk membuka matanya.

"Zzrrrd... zzrrrd....ponsel Arya bergetar, dengan latar berkelap-kelip. tergeletak diatas balas yang posisi nya tidak jauh dari Bunga berbaring saat ini. meskipun masih sangat ngantuk, Bunga akirnya mengintip siapa yang menelpon ke ponsel suaminya pagi-pagi begini.

"Cinta Pertamaku."

Bunga langsung duduk, dan segera mengikat asal rambut panjang bergelombang nya, dan kembali menatap layar ponsel Arya yang kembali bergetar.

"Ini pasti No ponselnya mbak Bella, yang tertulis cinta pertama ku. ngak papa lah, meskipun aku cinta kedua nya. hal ini saja sudah sangat membuat hatiku bahagia. meskipun istri yang kedua." Gumam Bunga senyum-senyum sendiri.

"Mbak Bella marah ngak ya jika aku angkat saja?"

Bunga ragu dan bingung untuk mengangkat panggilan tersebut, dia khawatir Bella bakal salah paham, namun Bunga memilih mondar-mandir di depan pintu kamar mandi menunggu Arya siap dan keluar dari sana.

"Zzrrrd.... zzrrrd..."

Ini sudah panggilan ke tiga dari No ponsel mbak Bella, akirnya Bunga berteriak memangil Arya yang mandi cukup lama.

"Mas ada telpon masuk."

"Angkat saja sayang."

Terdengar perintah Arya dari kamar mandi, karena selesai mandi Arya tiba-tiba mulas karena makan mie pedas semalam.

"Ha...Hallo mbak, tuuut....tuuut... tuuuuuttt"

Saat Bunga mengangkat panggilan Bella, terdengar hening seketika. Bunga melirik layar ponsel suaminya terlihat panggilan dari Bella sudah terputus, Bunga menunggu beberapa saat. namun Bella tidak menghubungi Arya kembali.

"Mbak Bella marah ngak ya, karena aku yang mengangkat panggilan nya. tapi ya sudahlah, aku harus bagaimana ini juga atas suruhan mas Arya." ucap Bunga melamun.

***

"Prragghh..."

Ponsel mahal keluaran terbaru itu hancur karena bantingan keras tangan Bella. yang seketika mengagetkan kedua orang tua nya yang tengah menungguinya dirumah sakit pusat ini.

"Bunga, kamu sudah berani mengangkat panggilan ku, dan menyentuh ponsel nya mas Arya. kamu seperti sengaja memanas-manasi ku. mana mas Arya. kenapa dia membiarkan mu untuk menjawab telpon ku. atau jangan-jangan dia sudah terkapar habis bercinta dengan mu? awas kamu Bunga, aku akan merebut semua nya kembali."

Air mata lolos sempurna di wajah cantik model terkenal itu, bahkan dia langsung menolak beberapa media yang semula ingin mewawancarai dan meliput kegiatan nya selama proses perawatan dirumah sakit.

"Maaf ya mas, mbak. berhubung kondisi mbak Bella sekarang lagi sakit ngak mau diganggu, untuk proses meliput kegiatan nya ditunda dulu, sampai mbak Bella benar-benar siap." ujar asisten nya.

"Hu...huu." terdengar nada kecewa dari beberapa awak media, yang sangat berharap dengan berita besar ini.

Kamar VVIP itu, akirnya diberi penjagaan ketat demi kenyamanan model terkenal tersebut.

"Sekarang, kamu baru menyesal dan repot sendiri akirnya Khan?" ucap Mama menasehati Bella, meskipun dengan perkataan masih itu-itu saja.

"Please jangan ungkit yang ini dan ini lagi ma. Bella pusing."

Kedua orang tua Bella, yang kesal melihat sikap anaknya yang ternyata masih belum berubah, dengan kesal mereka meninggal kan ruangan mewah Bella.

" Bagaimana jika sekarang aku minta untuk pulang, lalu dirawat dirumah saja, aku ingin memantau hubungan mereka secara langsung." ucap Bella pada asisten pribadinya.

"Ide yang sangat bagus mbak, jika perlu mbak buat Bunga untuk tidak bisa hamil kembali." ucap sang asisten yang paling bisa mengambil hati dan perhatian Bella.

Kedua orang tua Bella yang semula bersikeras menentang keinginan Putri nya, akirnya memilih untuk mengalah. mengingat Bella merupakan anak mereka satu-satunya, sedangkan Bunga bukan siapa-siapa, melainkan istri muda dan madu anak kandung mereka sendiri. itulah pikirkan orang tua Bella saat ini.

Tim dokter yang menangani Bella, akirnya memberikan izin, untuk Bella kembali pulang. meskipun dia harus rutin kontrol kerumah sakit, untuk mengecek perkembangan tulang tangan nya yang sempat patah dan masih terpasang gift.

Bella menyambut dengan suka cita, ketika mendengar sudah diperbolehkan pulang setelah beberapa ini dirawat dirumah sakit. yang memuat nya hampir gila memikirkan Arya dan Bunga.

Arya mau ngak mau, akirnya bersiap untuk menjemput Bella. bagaimana pun saat ini Bella masih sah sebagai istri pertama nya.

"Ingat Bella, ini kesempatan terakhir mu. jika kamu belum juga berubah. kamu terpaksa menanggung konsekuensi dari ku. camkan itu." ucap Arya.

"Iya mas, aku tahu dan juga sudah berjanji padamu termasuk semua orang. jika aku benar-benar sudah berubah dan ikhlas menerima Bunga." ucap Bella dengan perkataan yang begitu lembut, sebelum menutup panggilan mereka.

"Sayang aku harus kerumah sakit dulu ya."

"Baiklah mas, salam buat mbak Bella ya."

"Ngak perlu sayang, karena sebentar lagi Bella juga bakal pulang kerumah ini." ucap Arya terdengar lesu.

"Alhamdulillah, jika mbak Bella sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah. aku ikut bahagia mendengar nya mas."

"Sayang, kamu begitu baik dan tulus. mas bangga mendapatkan cintamu Love You Bunga ku." ucap Arya menatap Bunga.

"Hati-hati ya mas." ucap Bunga mengantar Arya sampai keteras depan.

"Iya sayang, sini ciuman dulu."

Bunga memajukan tubuhnya, Arya mencium lembut bibir sang istri yang membuat Bunga antara bahagia dan sangat malu, mengingat mang Ujang sopir pribadi Arya ikut memperhatikan meskipun itu secara tidak sengaja.

"Benar-benar pasangan harmonis dan sangat serasi, mas Arya terlihat begitu bahagia lahir dan batin bersama Bunga. beda sekali dengan mbak Bella dulunya. yang lebih sibuk dengan dirinya sendiri. bahkan dia tidak pernah mengantar sampai teras depan jika suaminya berangkat kerja, begitupun menyambut dengan senyuman jika suaminya pulang Bekerja." kata hati mang Ujang yang perang bathin dengan perasaan nya sendiri.

Bunga melambaikan tangannya, melepas suaminya. dia kembali masuk setelah mobil Arya menghilang dari pandangan matanya. membelah jalanan ibukota yang ramai, menjemput istri pertama nya Bella.

Bunga masuk Kekamar nya, sambil meraba bibir nya yang masih tersa bekas manis ciuman hangat Arya, sekarang hidup Bunga benar-benar bahagia. dia mulai memiliki sesuatu yang selama ini mustahil bakal dia dapatkan.

Baju-baju bermerek melekat ditubuhnya, perhiasan dan ponsel baru. Arya juga juga memberikan jatah bulanan yang sama dengan Bella dulunya, karena dia akan terus berusaha untuk adil meskipun itu sulit untuk Arya.

Langkah panjang kaki Arya, menelusuri koridor Rumah sakit. setelah mengurus administrasi nya. Arya langsung menghampiri kamar Bella. yang sudah menunggu kedatangan Arya.

Bahkan Bella masih sempat-sempatnya untuk mempercantik dirinya, karena ingin selalu tampil segar dan menarik dihadapan Arya. bagaimana pun ini salah satu langkah awal Bella untuk merebut hati Arya kembali.