"Aku bersumpah akan membalas semua penghinaan dan rasa sakit ini."
Tivany Wismell, seorang penipu ulung dari dunia modern bertransmigrasi ke zaman peradaban China kuno. Mengalami ketidakadilan dan nasib yang tragis, Tivany menolak menyerah dan akan membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ingatan
Malam hari nya saat semua orang sudah terlelap dalam mimpi indah mereka. Tivany baru terbangun dan merasa kepalanya sangat sakit, dia bahkan sampai kesulitan bangun karena seluruh tubuhnya sakit.
Fyuhh
"Sialan, jadi selama ini begini lo menjalani hidup?." Batin Tivany marah.
Benar, Tivany sudah mendapatkan ingatan dari pemilik tubuh. Ingatan yang membuat Tivany memiliki tujuan yaitu Balas Dendam, dia harus membalas semua penghinaan dan rasa sakit yang di terima pemilik tubuh malang ini.
"Sebagai tanda terimakasih karena sudah memberikan tubuhmu untuk kehidupan keduaku. Aku akan membalas segala penderitaan dan rasa sakit yang selama ini kau terima, beristirahat lah dengan tenang Jiang Meyleen." Batin Tivany.
Jiang Meyleen Nama dari tubuh yang di tempati oleh Tivany saat ini. Seorang gadis malang berusia 16 tahun, seorang Putri sah yang posisinya tergeser oleh Putri Selir. Bahkan Kakak kandungnya sendiri membencinya, selama ini hidup Meyleen selalu menjadi yang bersalah dan tidak pernah mendapatkan keadilan apapun.
Meyleen lahir sebagai anak kedua dari Istri Sah Mentri Jiang. Sayangnya kelahiran Meyleen menjadi hari kematian sang Ibu, karena itu pula Meyleen di benci oleh semua orang di dalam keluarga ini.
Penderitaanya semakin bertambah saat sang Ayah mengangkat Selirnya sebagai nyonya rumah, Putri Selir yang usianya lebih muda satu tahun dari Meyleen, mulai menggeser posisi Meyleen dengan kepolosan dan keahliannya dalam menjilat.
Meyleen yang memiliki trauma mendalam akan kebencian orang-orang kepadanya, label pembunuh yang dituduhkan tanpa dasar. Membuat Meyleen gagap dan tidak bisa membela diri dengan benar, dia selalu mendapatkan hukuman karena perbuatan yang bukan ulahnya.
Dia hidup dengan menyedihkan di rumahnya sendiri, memiliki paviliun paling kecil dan paling miskin. Bahkan Paviliun milik Zuzu yang selalu anak selir sangat mewah dengan puluhan pelayan dan penjaga, sedangakan dirinya yang merupakan keturunan sah justru lebih buruk dari seorang pelayan.
"Maaf Meyleen, mungkin selama ini alasanmu bertahan adalah ingin menjadi anak yang berbakti dan ingin Ayahmu melihatmu. Tapi aku tidak bisa menjadi sepertimu, aku sangat membenci semua yang ada di rumah ini. Aku akan menghancurkan mereka semua sampai ke akarnya, dengan tubuh ini akan ku permalukan mereka semuanya." Gumam Meyleen penuh dendam.
(Dari sini Tivany akan di panggil Meyleen).
Tiga hari kemudian Meyleen menjalani masa pemulihan dengan sangat menyedihkan. Hanya meminum obat pahit dan minum bubur sayur liar yang hambar, tidak ada daging ataupun buah. Benar-benar menyedihkan sekali dan ini membuat Meyleen ingin semakin cepat pergi dari rumah terkutuk ini.
Bahkan tidak ada satupun anggota keluarga yang datang menjenguk, tidak ada yang basa basi melihat dan memberi buah. Bahkan kepala keluarga tidak memberikan perhatian dengan mengirimkan makanan layak, Meyleen benar-benar tidak dianggap di kediaman mewah dan makmur ini.
"Lihat saja nanti, saat tiba waktunya dimana aku terlepas dari kalian semua. Aku pasti akan membalas semuanya sampai tetes darah penghabisan. Berbahagialah kalian saat ini, tunggu sampai kebahagiaan fana itu hilang dan berganti menjadi tangisan rasa sakit yang tak terperi." Batin Meyleen.
Drap
Drap
Drap
"Nona!! Nona!! Cepat bersiap, Tuan besar datang berkunjung." Ucap Pelayan kecil yang bernama Soso dengan senang.
"Soso, maaf karena selama ini sudah menyusahkanmu. Aku berjanji akan membawamu hidup bahagia bersamaku, aku akan membalas semua ketulusan mu. Aku tidak perlu bersiap untuk menyambut orang gila." Ucap Meyleen merasa trenyuh.
"Nona..." Soso merasa sedih, berpikir Nona nya sudah menyerah.
Suara berisik datang dari arah pintu masuk, Meyleen tetap diam duduk di kursi halaman Paviliun bobrok miliknya. Seorang pria paruh baya masuk yang sepertinya adalah Ayah kandung dari Meyleen, di sampingnya ada seorang wanita licik yang menyebalkan.
"Kepala keluarga datang pun tidak tau cara menyambut dan memberi salam, benar-benar tidak berguna." Ucap Jiang Nan.
"Maaf ya, Tuan Besar. Karena tidak pernah di kunjungi jadi saya tidak tau bagiamana caranya menyambut, sambutlah diri anda sendiri jika mau." Ucap Meyleen santai.
"LANCANG." Teriak Jiang Nan marah.
"Apa manusia terhormat seperti anda datang hanya untuk membentak? jika sudah selesai anda bisa pergi." Usir Meyleen.
"Benar-benar anak pembawa sial dan nasib buruk keluarga Jiang." Geram Jiang Nan.
"Benar, mirip seperti bibit nya." Meyleen tidak terprovokasi sama sekali.
"Sayang tenangkan dirimu, mungkin Meyleen sedang merasa kesal karena gagal menikah." Ucap Wanita ular itu.
"Dengar ini baik-baik, minggu depan kau akan menikah dengan Pangeran ke-3 Kekaisaran Mo. Jangan bermimpi untuk kabur atau berulah, kau tidak akan membawa mahar dan seserahan Istana menjadi milik kediaman ini. Pergilah sebagai anak berbakti dan jangan berpikir untuk pulang seandainya kau dicampakan." Ucap Jiang Nan kejam.
"Syukurlah." Meyleen tersenyum cerah.
"Apa?." Jiang Nan terkejut dengan respon Meyleen.
"Apa karena luka di kepalamu membuatmu gila? syukurlah jika kau jadi anak penurut." Ucap Jiang Nan tidak ambil pusing.
"Tapi, saya memiliki permintaan terakhir sebelum pergi dari sini. Sebagai keturunan sah saya tentu memiliki hak untuk meminta bukan?." Ujar Meyleen tenang.
"Katakan dan jangan buang waktuku." Desak Jiang Nan.
"Saya ingin makan makanan yang layak, saya ingin makan daging, buah-buahan, sayur, penekuk dan puding yang lezat. Sampai satu minggu ke depan aku tidak akan membuat masalah, tapi tolong beri aku makanan enak sebelum pergi." Ucap Meyleen serius.
"Dasar serakah." Jiang Nan pergi dari sana begitu saja, Meyleen hanya menatap kepergian Ayah bejad itu dengan sinis.
Setelah huru hara pergi suasana langsung sepi dan hening, tapi Soso terus saja menangis tanpa henti membaut Meyleen bingung. Apa yang membuat anak ini menangis?.
"Soso, kanapa kau menangis?." Heran Meyleen.
"hiks... huhuhu.. nona, kali ini saya mohon kabur lah. Saya yang akan menggantikan anda mendapatkan hukuman pancung." Ucap Soso terisak.
"Hey tenangkan dirimu, kenapa kau menangis sampai seperti ini?." Heran Meyleen.
"Nona mungkin anda lupa, tapi Pangeran ke-3 adalah tunangan dari Nona kedua. Sepertinya sengaja di tukar agar anda yang menikah dengan Pangeran -3, Nona kedua benar-benar jahat." Ujar Soso.
"Zuzu tidak mau menikah dengan seorang Pangeran?." Heran Meyleen.
"Hanya sebutannya saja yang pangeran, saat ini Pangeran ke-3 sedang di penjara di bawah tanah Istana karena membunuh Ayahnya sendiri. Setelah Kaisar terdahulu tewas di tangan Pangeran ke-3, Pangeran ke-7 naik tahta dan menjebloskan Pangeran ke-3 ke penjara bawah tanah. Sudah sekitar 8 tahun dia terkurung di penjara gelap dan lembab itu, banyak yang mengatakan jika dia menjadi sangat ganas dan menyerang siapapun yang mendekat padanya." Ucap Soso.
"Apa perbedaan Kekaisaran dan Kerajaan? Bukankah orang gila tadi jabatannya Mentri Kerajaan?." Meyleen masih bingung.
"Kekaisaran memiliki wilayah yang jauh lebih luas dan kuat dari Kerajaan. Biasanya Kerajaan tunduk pada Kaisar, Mentri Kerajaan bisanya menjadi utusan yang menghadap Kaisar untuk urusan pemerintahan. Mungkin karena jasa Tuan Besar, terbentuk lah pernikahan politik." Ucap Soso.
"Ternyata kau pintar ya." Meyleen tersenyum senang.
"Astaga apa yang nona bicarakan." Soso tersipu malu.
"Jangan khawatir Soso, justru lebih bagus jika aku menikah dengan orang gila. Karena saat ini pun aku sudah jadi gila, kehidupan ku yang menyedihkan akan segera berakhir. Jadi Soso apa kau ingin ikut denganku atau kembali saja pada keluargamu?." Tanya Meyleen.
"Saya tidak punya keluarga, saya sudah bersumpah akan mengikuti kemana pun Anda pergi." Ucap Soso tegas.
"Terimakasih atas kesetiaan mu ini, aku pasti akan membalas semuanya." Meyleen berjanji.
ayo segera bangkit untuk balas dendam pada semua nya
Btw semangat othor buat menghasilkan karya2 yg luar biasa lainnya😊😊😊😊