NovelToon NovelToon
Hidden

Hidden

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Kontras Takdir
Popularitas:816
Nilai: 5
Nama Author: иⱥиⱥツ

Fracture Luigi von Rosario, atau yang lebih dikenal dengan nama Frac, merupakan seorang pemuda yang dibesarkan dalam sebuah keluarga bangsawan pihak ibunya yang keras dan dingin, keluarga Rosario. Di sepanjang hidupnya, Frac merasa ada sesuatu yang salah di dalam dirinya—kekuatan aneh yang muncul saat emosinya sedang tidak stabil, mimpi-mimpi aneh yang terus berulang seperti sebuah memori yang menghantui. Frac akhirnya mengetahui sebuah kebenaran saat dirinya berulang tahun yang ke-21. Karena muak dengan segala konflik di dalam keluarga Rosario dan kebenaran akan dirinya sendiri, Frac melarikan diri dari dunia bangsawan. Dalam pelariannya, dia bertemu dengan seorang wanita Elf, pewaris Hutan Suci Priestess Elsie, Araya Khavira Lizie. Penasaran dengan kisah lengkapnya? Ikuti terus cerita novel Hidden.

Novel ini menciptakan nuansa hangat, konflik dingin antara politik dan keluarga, romansa fantasi menyentuh sekaligus gelap, serta beberapa hal yang tidak cocok untuk anak di bawah umur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon иⱥиⱥツ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(2) - Araya Khavira Lizie

"Apakah kamu percaya kalau Iblis bisa saja jatuh cinta?"

Frac menatap ke arah sosok dengan wajah yang tidak dapat dilihatnya dengan jelas. Dia berusaha untuk bertanya, siapa dia, atau sekadar untuk menjawab. Namun, dia tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali. Dia kemudian menggelengkan kepalanya.

Tawa lembut terdengar. "Aku percaya semua makhluk itu bisa jatuh cinta. Bukankah pada akhirnya ibumu berusaha menyelamatkan ayahmu dan dirimu? Karena hal itu pula ayahmu mengorbankan dirinya juga untuk ibumu. Pada dasarnya, semua makhluk itu memiliki nurani. Hanya saja, ada beberapa orang yang menganggap hal itu sebagai kelemahan. Sebenarnya, memiliki cinta bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan untuk berani mencoba hal-hal yang kontroversial dan berbeda dari orang lain. Jadi, menurutmu, apakah kamu bisa jatuh cinta?"

✨ 🌻 ✨ 🌻 ✨ 🌻 ✨ 🌻 ✨ 🌻

Gadis Elf itu tercebur ke dalam danau, menimpa tubuh Frac secara tidak sengaja. Frac, dengan kesadaran yang masih utuh, untungnya langsung menangkapnya dan membawanya ke daratan.

Sesampainya di daratan, Frac langsung menghela napas lega sambil menatap dingin ke arah si Gadis Elf. Si Gadis Elf terbatuk-batuk akibat tersedak air danau. Dia menggigil kedinginan. Hujan masih turun, mungkin akan berlangsung hingga pagi hari, dan angin berhembus kencang.

"Kau… tidak apa?" tanya Frac sembari membuka jubahnya dan kancing kemejanya. Dia seolah menjadi sosok yang berbeda. Dia sudah mengalami kehancuran batin yang luar biasa, ketika mengetahui kebenaran bahwa dirinya bukanlah anak dari Bangsawan Rosario.

Si Gadis Elf juga langsung mundur sambil mengangkat tangannya, seolah ingin menunjukkan kalau dia tidak berniat jahat. Wajahnya semerah tomat matang, entah karena terkejut atau malu.

"Aku… aku tidak apa!" jawab si Gadis Elf. "Maaf! Aku tidak bermaksud buruk. Aku hanya ingin memastikan kalau kamu masih bernapas." Suaranya sangat lembut, tapi di dalam kata-katanya tersirat ketulusan.

Frac memungut beberapa kayu kering yang tertumpuk dedaunan. Hujan masih terus berlanjut, akan tetapi dia seolah tidak peduli dengan Gadis Elf yang ada di hadapannya. Dia melihat telapak tangannya yang pucat. Jika aku adalah Iblis, bukankah aku bisa mengendalikan apapun yang aku inginkan?

"Namaku Araya. Kamu boleh memanggilku Raya. Aku adalah penjaga hutan tua ini," kata Raya. "Aku sedikit kaget karena kamu sangat berani masuk ke hutan ini. Sejauh ini, tidak ada manusia yang berani masuk ke hutan ini. Benar juga, apakah kamu albino?"

"Manusia?" ulang Frac. Kata itu seolah mengusik sesuatu di dalam dirinya. Dia lalu duduk dan menjentikkan jarinya. Kayu kering di hadapannya tiba-tiba saja terbakar, membentuk api unggun. Dia menyeringai dingin.

"Apakah aku salah bicara?" tanya Raya. Dia tampak merasa bersalah dengan ucapannya.

Frac menatap lurus ke arah Raya. Dia tidak menjawab pertanyaan itu. Mata amber-nya seolah menembus manik mata amethyst milik Raya. "Tidak, kau tidak salah. Aku hanya tidak mengetahui siapa diriku yang sebenarnya."

Raya tertegun. Mencari jati diri, ya? pikirnya.

Raya dengan ragu duduk di hadapan Frac. Dirinya masih tersiram air hujan karena pohon itu tidak cukup besar untuk memayungi.

"Untuk apa kau duduk di antara hujan?" tanya Frac dengan nada dingin. "Duduklah di sini." Dia menempuk tanah kosong di sebelahnya.

Raya berpindah posisi dengan ragu-ragu. Tubuhnya menggigil. Dia menghembuskan napas perlahan. Dia menggunakan energi Elf murni untuk menciptakan sebuah shelter dari cabang pohon yang sedang mereka ditumpangi.

Frac sedikit takjub dengan pengendalian energi Raya. Elf yang masih muda biasanya tidak memiliki pengendalian energi yang seimbang, tapi Raya berbeda.

"Kau memiliki pengendalian energi yang sangat baik," puji Frac. Pujian itu terlontar begitu saja dari mulutnya.

Raya tertawa. "Aku tidak sehebat itu. Pengendalian energiku masih jauh di bawah para leluhurku. Tapi, setidaknya aku mewarisi beberapa hal dengan baik," ucapnya. Dia mendekatkan telapak tangannya ke arah api unggun. "Benar juga, bolehkah aku mengetahui namamu?"

"Fracture, kau boleh memanggilku Frac."

Raya seolah kaget dengan ucapan Frac. "Apakah kamu adalah anak dari Hurga Devijk von Rosario?" tanyanya.

Frac, yang mendengar nama lengkap "ayah"-nya disebut, langsung menengadahkan kepalanya, menatap tajam ke arah Raya. "Ya. Aku adalah anaknya, dulu," jawabnya dengan nada sinis. "Tapi, kemudian aku mengetahui kalau ibuku adalah adiknya sendiri dan dia berakhir menjadi pamanku. Kau tahu, ketika mendengar nama itu, aku ingin sekali mencabik-cabik dirinya."

Raya dapat merasakan kemarahan brutal di dalam diri Frac. Sepertinya, dia salah ucapan lagi. Dia seolah-olah hadir untuk menyentil kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh Frac. Padahal faktanya, dia hanya penasaran tentang seseorang yang terapung di danau di sebuah hutan belantara tua yang dijaganya.

"Maafkan aku. Sepertinya, aku salah lagi," kata Raya dengan kepala tertunduk. Seharusnya aku lebih memikirkan perasaan orang lain, bukan untuk menyakiti mereka.

"Itu tidak menjadi masalah. Kau tampaknya juga tidak begitu menyukai si Tua Rosario. Kenapa?" tanya Frac sambil menyenderkan punggungnya di dinding kayu yang keras dan lembab.

Frac melempar jubahnya yang basah ke arah Raya. Dia seolah tidak memerlukannya untuk menghangatkan diri.

Raya tidak marah setelah menerima perlakuan yang cukup kasar dari Frac. Dia malah berterima kasih karena pria itu sangat memperhatikan. Dia mencengkram erat jubah yang diberikan oleh Frac, akan tetapi sama sekali tidak menjawab pertanyaan pemuda itu. Dia berdiam diri selama beberapa saat sebelum menjawab, "Keluargaku berasal dari wilayah Chesapeake. Di masa peperangan melawan bangsa Iblis, kami kalah dan terusir dari Chesapeake. Kami akhirnya tiba di wilayah kekuasaan Rosario. Tapi, kehidupan di sini juga tidak baik dikarenakan Rosario memburu para imigran Elf. Kami yang tersisa akhirnya masuk ke dalam hutan tua ini dan menjadikannya wilayah kekuasaan kami. Kami menanggung semua kutukan, rasa, dan kemagisan yang ada di dalamnya. Orang tuaku terbunuh saat melarikan diri dari prajurit Rosario. Hanya aku dan kakek serta beberapa orang yang selamat. Ya, begitukah kira-kira."

"Kalau begitu, kita berdua menyimpan dendam yang sama. Ibuku dibunuh oleh si Tua sialan itu, begitu pula orang tuamu. Jika kau ingin, buatlah kontrak denganku, aku akan membantumu membalaskan dendam," kata Frac.

Raya bisa melihat api kebencian di mata Frac. Dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Bohong sekali jika aku berkata bahwa aku tidak ingin membalas dendam. Tapi, tidak semuanya bisa diselesaikan hanya dengan membunuh satu orang. Membunuhnya, tidak dapat menghidupkan makhluk yang sudah mati. Aku tidak mengharapkan apapun selain rasa penyesalan dan permintaan maaf. Aku sudah melepas kebencian yang ada di dalam hatiku."

"Kau naif sekali," cibir Frac. "Apakah kau mengira orang seperti pamanku akan menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepadamu? Kau sungguh salah berpikir seperti itu."

Frac memejamkan matanya. Ada dorongan di dalam dirinya untuk menunjukkan sisi lain, sisi Iblis, kepada Raya.

Raya termenung melihat kulit Frac yang menghitam dengan garis-garis kemerahan yang tampak seperti retakan-retakan. Saat membuka mata, dia dapat melihat mata amber yang indah berubah menjadi mata ruby yang dingin dan menggoda.

"Kamu… Iblis?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!