Nama panggilannya Surya. Pemuda biasa yang bekerja sebagai tukang dekorasi pengantin itu akan mengalami banyak keanehan.
Anak muda yang sudah lama tidak menjalin hubungan asmara, tiba-tiba didekati beberapa perempuan dengan status yang berbeda-beda.
Awalnya Surya merasa senang dan menganggap itu adalah hal normal. Namun, ketika dia pengetahui ada rahasia dibalik botol parfum yang dia temukan, seketika Surya menjadi dilema.
Akankah Surya akan membuang botol parfum itu? Atau anak muda itu akan menyimpan dan menggunakannya demi kesenangan dia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Kedua
Bahagia, itulah yang saat ini sedang dirasakan, oleh anak muda yang usianya sebentar lagi memasuki angka dua puluh dua tahun.
Anak muda itu masih tidak menyangka, di usianya yang masih cukup muda, dia sudah mendapat kesempatan merasakan nikmatnya permainan yang harus dilakukan bersama lawan jenis.
Meski banyak juga anak yang usianya jauh lebih mudayang sudah merasakan nikmatnya hubungan dengan lawan jenis, tapi bagi Surya setidaknya dia melakukannya tanpa harus mencari lawan ataupun melancarkan rayuan dan tipuan demi bisa main ranjang dengan lawan jenis.
Dan malam ini, tubuh Surya kembali terbaring di atas ranjang tanpa selesai benangpun yang menutupi kulitnya. di sebelahnya, wanita yang tertarik dengan ketiak Surya, saat ini tengah memenuhi impiannya, yaitu menghirup aroma ketiak milik Surya, yang dibanjiri oleh keringat.
Surya hanya terdiam pasrah kerena hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menyenangkan wanita cantik di sebelahnya.
Bahkan sama sperti Rani, Mila juga berkali-kali mengungkapkan perasaan senangnya serta melontar pujian berlebihan dalam menanggapi aroma ketiak yang dia nikmati.
"Mbak," Setelah sekian menit terdiam, akhirnya Surya memutuskan membuka percakapan agar suasana tidak terlalu sepi.
"Hum, apa, Sayang?" sahut Mila sejenak menatap mata Surya.
"Mbak Mila sejak kapan menyukai bau ketiak pria?" Tanya anak muda itu nampak penasaran
Mila tersenyum. Sebelum memberi jawaban, wanita itu terlebih dahulu kembali menempelkan dua lubang hidungnya di ketiak Surya dan menghirup bulu-bulu yang tumbuh di sana secara dalam dan penuh perasaan.
"Kayanya sih sejak aku mulai menyukai lawan jenis," jawab Mila.
"Wah, sudah lama juga ya?" ucap Surya lagi. "Terus, apa yang Mbak Mila lakukan waktu itu?"
"Dulu sih hanya bisa menghayal," ujar Mila. "Nggak berani terang-terangan. Lagian, nggak semua ketiak cowok aku suka, Sur. Ada juga yang aku nggak suka, malah kadang merasa jijik."
"Loh, kok bisa gitu?" Surya cukup terkejut mendengarnya.
Mila tersenyum dan kali ini dia meletakan kepalanya di dada Surya. "Ya bisa lah. Aku kan hanya menyukai ketiak cowok yang aku suka. Itu aja aku seringnya hanya bisa membayangkan."
Surya bergumam paham. "Terus, pertama kali keinginan Mbak Mila terwujud, itu kapan?"
"Pertama kalu aku berani cium cowok itu pas kelas dua sekolah menengah atas," jawab Mila. "Tapi cuma sekedar cium ketiak doang loh ya, nggak sampai berhubungan badan. Itu aja cuma ketiak pacarku."
"Oh..." Surya cukup puas mendengar jawaban lawan bicaranya. "Terus, sekarang, Mbak sudah berapa lama tidak tidak berhubungan dengan laki-laki?"
Mila kembali tersenyum dan dia langsung mendongak, menatap Surya. "Kenapa? Apa lubangku rasanya sudah nggak enak ya?"
"Bukan begitu," bantah Surya agak tergagap. "Mbak kan janda, terus kalau Mbak lagi kepengin, gimana cara melampiaskannya?"
Untuk kesekian kalinya Mila melempar senyum dan dia kembali mengarahkan pandangannya pada bagian tubuh Surya yang letaknya di bawah perut.
"Kamu tuh cowok pertama yang barangnya masuk ke dalam lubangku, setelah aku menjadi janda, satu tahun lalu," jawab Mila sambil memijat mengusap lembut milik Surya yang agak menegang. "Kamu tahu darimana, kalau aku sudah janda?"
"Dari temanku," jawab Surya. "Kemarin waktu kamu pertama kali mendekatiku, dia cerita katanya kamu pernah nikah dengan tetangganya."
"Teman kamu?" kening Mila sontak berkerut. "Teman kerja apa gimana?"
"Iya teman kerja," jawab Surya. "Rumah temanku katanya ada yang satu Rw dengan rumah mantan suami Mbak."
"Oh..." jawab Mila. "Ya itu, sejak cerai satu tahun lalu, aku belum pernah sekalipun berhubungan badan dengan cowok lain."
"Kenapa?" Tanya Surya lagi.
"Nggak minat aja," bals Mila. "Aku takut dijuluki janda gatal," ucapnya. "Ini aja, kalau bukan karena ketiak kamu, kayanya aku nggak bakalan mau main ranjang sama kamu deh, Sur."
kali ini Surya tersenyum lebar. "Astaga... bisa-bisanya demi ketiak ya, Mbak?"
"Ya gimana lagi. Biar aku bisa bebas cium ketiak kamu sampai puas kan," jawab Mila. "Apalagi aku tahu banget, berhubungan badan tuh bakalan mengeluarkan banyak keringat. Jadi ya udah, aku manfaatin sekalian."
"Hahaha... ada-ada aja," ujar Surya heran. "Emang yang Mbak Mila rasakan tuh apa sih? Waktu pertama kali melihat ketiakku kemarin?"
"Em..." Mila agak berpikir. "Nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata sih, Sur," jawab Mila. "Cuma entah kenapa, aku tuh merasa terhipnotis waktu tak sengaja melihat ketiak kamu. Apa mungkin ketiakmu ada peletnya, Sur?
"Pelet?" Surya terperangah. "Ya nggak lah, Mbak, pelet apaan sih?"
"Habis ketiakmu sangat menarik sih. Padahal kemarin, teman-teman kamu juga lepas kaos semua kan. Tapi entah kenapa, hanya punya kamu yang paling menarik dan seakan memakaku untuk mendekatimu demi bisa mencium aroma ketiaknya.."
Surya sontak tersenyum masam. "Kok bisa aneh gitu ya?" ucapnya. "Aku juga kaget loh, Mbak. Baru kali ini ada cewek bukannya suka sama wajahku, tapi malah suka sama bulu ketiakku."
Mila pun kembali tersenyum. "Sur, kalau misalkan, ada cewek lain yang tertarik dengan ketiak kamu, apa kamu akan melakukan hubungan ranjang juga?" kali ini wanita itu bertanya sambil melempar tatapan ke arah Surya.
Surya menggeleng samar san terpaksa berbohong demi keamanan sendiri. "Emang kalau ada cewe lain yang suka gimana?" Surya malah bertanya balik. "Apa Mbak Mila akan marah."
"Marah sih nggak," jawab Mila. "Cuma, kalau ada yang suka dan dia berterus terang sama kamu, bisa saja, dia pasti bakalan ngajak berhubungan ranjang, demi bisa bebas dan puas mencium ketiak kamu."
"Ya terus kenapa? Mbak mila akan marah atau gimana?" Surya kembali bertanya.
"Nggak lah, aku nggak akan marah, semua itu kan tergantung kamu," jawab Mila. "Cuma, aku yakin, kalau kamu terlalu sering pamer ketiak, pasti akan ada cewek lain yang tertarik. Kalau semua cewek yang suka ketiak kamu, mengajak kamu untuk ketemuan gimana?"
"Kalau aku sanggup dan ada waktu ya nggak, aku mau ketemuan,:" jawab Surya dengan entengnya. "Cuma sekedar ketemuan doang kan?"
"Kayanya nggak deh," balas Mila. "Aku yakin setiap wanita yang tertarik sama ketiak kamu, pasti ujung-ujungnya akan pasrah jika kamu ingin menyodok lubangnya. Karena cuma cara itu yang paling ampuh agar bisa bebas menikmati ketiak kamu."
Seketika Surya kembali tersenyum. "Udah lah, Mbak, jangan membahas yang aneh-aneh. Sekarang kita mau lanjut main apa gimana, Mbak? Soalnya aku nggak mungkin akab menginap."
"Loh, kenapa anggak bisa?"
"Emak nanti bakalan marah," jawab Surya cepat.
Mila langsung mendengus dan tentu saja dia cukup kecewa. "Ya udah kita main satu ronde lagi ya?"
Surya langsung mengiyakan dan mereka segera melakukan pemanasan menuju ronde kedua.
Dan di tempat lain, ada sosok wanita yang sedang membayangkan Surya sembari berpikir, mencari cara agar dia bisa mencium ketiak pria itu.